Chap 10

148 60 43
                                    

Pengakuan Seungmin saat di bus waktu itu, membuat Rahye sedikit tersinggung. Secara tidak langsung, Rahye merasa Seungmin seperti memanfaatkannya. Memang dia tidak langsung menangkapnya sebagai hal yang buruk, tapi ia ingat beberapa orang pernah memanfaatkan dirinya karena suatu hal.

Seperti Chan contohnya.

Rahye tak lagi bisa dihubungi oleh Seungmin. Begitupun Haeul. Karena masih repot dengan beberapa proyek kelompoknya di kampus untuk pelaksanaan PKL, Haeul tidak sempat mengurus Rahye seutuhnya seperti dulu.

Hari ini, terhitung dua hari sejak Seungmin mengatakan sesuatu, kalau Rahye seperti seseorang yang ia butuhkan untuk percobaan. Dan sejak saat itu, Rahye tidak pernah terlihat lagi. Baik secara fisik, maupun dari dunia maya-tidak dapat dihubungi.

"Gimana nih? Aku nggak sengaja bilang gitu. Aku nggak tau kalau Rahye bisa semarah itu," diam-diam Seungmin bergumam ketika berjalan ke apartemennya.

Sambil terus menatap layar ponsel-mencoba menghubungi siapa saja yang berhubungan dengan Rahye, Seungmin berjalan.

Tanpa ia sadari, ada keramaian di koridor apartemen, di salah satu unit tetangganya.

"KAMU ITU KETERLALUAN!"

"MAAF MAAA!"

Jika bukan karena teriakan dari kedua wanita itu, Seungmin tidak akan mungkin menoleh menuju keramaian tersebut.

Terlihat seorang wanita tua menjewer telinga putrinya, yang masih menggunakan seragam sekolah. Tapi Seungmin baru sadar akan sesuatu, setelah melihat beberapa pihak polisi berada di sana juga.

"BIKIN MALU AJA KAMU!"

"Maaf, Bu. Kita bahas ini di kepolisian saja, ya? Kasihan tetangga, nanti terganggu," lerai sang polisi yang masih muda.

"Benar, Bu Park. Mari kita bahas di kepolisian. Agar lebih mudah mengurusnya nanti," lanjut sang polisi yang tampak lebih tua dan juga gagah.

Anak perempuan itu menunggu jawaban dari Ibunya, sambil mengusap-usap telinga untuk menyembuhkan.

"Maaf Pak polisi. Tapi, saya tidak mau. Saya mau anak laki-laki yang Joo-hye bawa masuk ke rumah saya, diajak ke kantor polisi. Tapi, saya nggak akan menyerahkan putriku kepada kalian. Memangnya, apa hak kalian?"

Kedua polisi itupun tak tahu harus menjawab apa. Pak Nam, selaku polisi tertua, hanya tertawa tipis ketika mendengar perintah dari Joo-rim.

"Putrimu sendiri yang mengaku. Dia yang mengajak pacarnya itu masuk ke rumahmu di tengah malam. Jadi, putrimu juga wajib kami interogasi," jelasnya.

"Nah, siapa yang mengajak putriku menjadi pacarnya? Anak itu sendiri kan? Salahnya dong! Kenapa mau menjadikan putriku pacarnya? Mereka kan masih kecil!"

Semakin polisi yang memerintah, semakin kuat Joo-rim membela Joo-hye. Tidak mudah membujuknya agar mau menyerahkan Joo-hye.

"Sampai anak itu nggak dibawa ke polisi, saya juga nggak mau membawa Joo-hye ke polisi, apalagi pengadilan. Permisi."

Setelahnya, Joo-rim melengos sambil merangkul Joo-hye untuk masuk ke dalam apartemen. Membiarkan kedua polisi itu kebingungan menangani kasus.

Doctor || SeungminWhere stories live. Discover now