Setelah itu, tak berselang lama. Albern ddk datang menghampiri bangku Brianna. Siapa yang tak kenal dengan 4 orang yang sangat berpengaruh ini masing-masing dari mereka adalah pewaris paling di segani di kota ini.

Denzel Harries, terkenal dengan parasnya yang hampir setara dengan sang ketua, ditambah dengan sikap dinginnya yang sekeras batu menjadikan ia pria kedua yang paling di minati oleh kaum wanita. Selain itu, latar belakang dari keluarganya yang terkenal memiliki profesi yang sama yaitu seorang dokter terkenal di kotanya. Mungkin memang sudah turun-temurun dari silsilah keluarganya sehingga saat lulus nanti Denzel bercita-cita menjadi seorang dokter terkenal juga seperti keluarganya.

Aiden Trustin, pemuda dengan sebutan perayu ulung ini adalah salah satu anak dari musisi terkenal. Suaranya yang tidak diragukan lagi membuat ia mendapatkan banyak tawaran kontrak dari para produser terkenal. Namun sayang, ia menolaknya halus. Karena saat ini ia hanya ingin menikmati masa mudanya dengan bebas tanpa ada gangguan apapun. Sang ayah pun menyetujuinya karena ia tak ingin merenggut masa remaja putranya dengan menjadi seorang musisi yang hanya menginginkan popularitas saja.

Bobby Charlton, wataknya yang tidak bisa diam dan paling manja membuat ia dianggap seperti adik sendiri oleh ketiganya. Wajar saja sikapnya seperti itu, karena ia adalah anak bungsu kebanggaan keluarga Charlton, ayahnya yang seorang pelukis sejati menurun pada anak bungsunya. Terlepas dari sifatnya yang tidak bisa diam. Bobby bisa menjadi setenang air saat melukis, meskipun hanya lukisan abstrak yang tidak jelas. Namun jangan salah, saat lukisan itu dijual maka ia akan mendapatkan uang yang nominalnya lumayan besar.

Albern Frey Caldwell, pemuda paling menonjol diantara ketiganya. Secara fisik tidak dapat diragukan lagi, nyaris sempurna tanpa celah. Sifatnya tak dapat ditebak membuat ia terlihat misterius diantara ketiganya. Tentu saja itu membuat kaum wanita semakin tertarik dengannya, mereka cukup tertantang bagaimana caranya agar bisa menaklukkan seorang pewaris tunggal dari keluarga Caldwell ini. Namun tentu saja khayalan mereka tidak akan pernah terjadi, karena jika melewati jarak 1 meter darinya maka jangan harap mereka akan selamat dari perangkapnya.

Kenzo sendiri tak berani mengusik mereka selama ini. Bukan karena takut, ia hanya malas berurusan dengan mereka yang kapan saja bisa melenyapkan sang lawan tanpa pandang bulu. Namun sepertinya, tidak dengan kali ini.

Dengan tidak sabar, Kenzo beranjak dari bangkunya tak peduli dengan Clara yang saat ini menatap bingung kearahnya.

"Ken, kau mau kemana?" Namun pernyataan Clara tak digubris olehnya ia malah terus berjalan meninggalkan ruangan kelas.

"Ken... Hei?! Kau tidak mendengarkanku?"

"Ken?!"

"Sial!" Dengan perasaan kesal Clara beranjak keluar menyusul Kenzo yang entah kemana.

***

Disisi lain Brianna berusaha menyamakan langkah kaki Albern yang lebar.

Sejujurnya ia bingung dengan Albern yang membawanya entah kemana, sedari tadi mereka hanya berjalan terus menerus. Tentu saja hal itu tak luput dari perhatian siswa-siswi yang berlalu lalang, menatap kearahnya dengan pandangan heran. Karena sejujurnya baru kali ini seorang Albern menggandeng tangan seorang gadis, benar-benar kejadian yang langka.

"Albern sebenernyaa kita akan kemana?" Albern tak menjawab pernyataannya ia malah terus berjalan, pandangannya lurus kearah depan dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan mungil Brianna.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang