Chapter 17: Execute Everything

72 2 0
                                    

Di sebuah pagi yang terlihat mendung namun tidak hujan, seorang perempuan terlihat tengah bersiap untuk keluar, yang tak lain adalah Clarissa. Meghan terlihat memasuki ruangan Clarissa bersama Kania. 

"Tolong bantu butik ku hari ini lagi ya Meghan, maaf aku selalu merepotkanmu." Ucap Clarissa saat melihat Meghan ikut masuk.

"Tenang saja nona, aku akan terus membantu nona sebisaku, semangat untuk hari ini okay!" Balas Meghan semangat dengan mengepalkan kedua tangannya. 

Clarissa hanya tertawa pelan dan menganggukkan kepalanya, ia mengirimkan pesan kepada Danish untuk bersiap dan langsung ke pengadilan tepat waktu tanpa perlu datang ke butik terlebih dahulu. 

***

Tampak tiga orang dengan jubah hakim terlihat sedang sarapan di kantin pengadilan. Clarissa duduk tepat di kursi belakang salah satu hakim tersebut dan memesan makanannya.

"Kita hanya perlu menjalankan semuanya sesuai dengan rencana untuk kasus anak dari Dewan Orion bukan?" Tanya salah satu hakim di belakang Clarissa.

"Hmm.. Kita hanya perlu menolak semua bukti dari pihak lawan sehingga kasus ini akan mereka menangkan bukan?" Balas hakim lainnya yang segera dibalas oleh hakim ketiga yang berada disana.

"Ssst.. Hati-hati dengan mulut kalian, jika ada yang mendengar maka semuanya bisa semakin runyam."

Clarissa tersenyum sembari memundurkan kursi dan menengokkan kepalanya kesamping.

"Dan nyatanya ucapan kalian sudah terdengar olehku." 

Ketiga hakim tersebut spontan terkejut dan mengarahkan seluruh pandangan mereka ke arah Clarissa. Sementara Clarissa bangun dari duduknya dan duduk di sebelah hakim yang berhadapan dengan dua hakim lain. 

"Siapa  anda?" Tanya seorang hakim di hadapannya

"Siapa lagi? Putri satu-satunya Altezza, Pengacara yang membantu jaksa yang menangani perkara anak dari dewan Orion di persidangan yang kalian tangani" Ucap Clarissa yang diakhiri dengan memakan buah yang ia pesan. 

"Ahh.. Kamu sangat mengejutkan. Kami kira kamu dari pihak lawan" Ucap hakim kedua di hadapannya. 

"Jadi kalian akan memenangkan sidang ayahku nanti?" Tanya Clarissa sembari menatap ke arah satu-satunya hakim yang bungkam di sebelahnya. 

"Tentu saja, Ayahmu telah memberikan bingkisan yang sangat banyak untuk kami." Ucap hakim di seberangnya sembari berbisik.

"Kamu... Bukankah kamu yang membantu pengacara lawan dari ayahmu?" Hakim di sebelahnya baru membuka mulutnya. Sementara kedua hakim lainnya menganga dan terkejut setengah mati. 

Clarissa tertawa dan tak lama kemudian bertepuk tangan dengan perlahan "Bravo, You are so Clever. Diantara kalian bertiga hanya satu yang benar-benar mengamati siapa aku. Kalau begitu izinkan aku mengeluarkan ini" Ucap Clarissa sembari mengeluarkan handphone dari saku celananya yang ternyata tengah merekam ucapan mereka semua.

Ketiga hakim itu sangat kaget dan salah satunya berusaha meraih handphone tersebut dari tangannya.

"Akan percuma jikalau kalian mengambil handphoneku, karena rekaman ini telah otomatis tersimpan pada handphoneku yang lain" Ucap Clarissa sembari tersenyum tanpa dosa ke arah mereka.

"Apa maumu?" Tanya hakim di sebelahnya geram. 

"Sudah kuduga, anda adalah yang paling pintar di antara rekan-rekan anda. Turuti satu saja kemauanku dan aku akan memastikan seluruh file ini akan rusak, terhapus, dan tak akan bisa diakses kembali oleh siapapun termasuk diriku." Ucap Clarissa senang sembari lanjut memakan buah.

Designed for you, my LawyerWhere stories live. Discover now