Chapter 16: Break up Their Plan

63 2 0
                                    

Pagi itu cuaca begitu mendung disertai dengan rintik hujan yang menerpa. Clarissa menoleh saat ia mendengar suara pintu ruangannya yang bergeser.

"Kamu sudah datang?" tanya Clarissa pada Danish yang baru saja memasuki ruangannya. Danish pun menganggukkan kepalanya.

"Bukti kita sudah cukup, bukankah hari seperti ini waktunya untuk bersantai?" ucap Clarissa dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Ini belum selesai Ris, semua bukti itu tidak akan berguna jika hakim pun terkena suap. Bukti kita bisa dengan mudah disangkal dan diragukan keasliannya." Ucap Danish sembari mengeluarkan laptop dari tasnya.

"Jadi maksudmu semua bukti itu bisa disangkal? Bahkan meski kita memberi cetakan dari apa yang direkam kamera tersembunyi itu?" Tanya Clarissa dan dijawab dengan anggukan Danish.

"Mereka bisa mngatakan bukti itu illegal. Maka darinya kita perlu membuktikan bahwa Jaksa, Hakim, serta Korban saling terkait untuk bisa memasukkan bukti itu ke persidangan. Tapi tentunya itu tidak akan mudah." lanjut Danish.

Clarissa terdiam sejenak dan berfikir, tapi ini memang terasa sulit.

"Bisakah kita meminta bantuan Freya kali ini Danish?" tanya Clarissa.

"Freya? Memang apa yang adikku bisa lakukan?" heran Danish.

"Mungkin kamu tidak mengetahuinya, tapi Freya adalah orang yang sangat bisa diandalkan jika terkait dengan rencana yang mendetail. Selama kuliah dia selalu memenangkan kejuaraan business plan, mahasiswa berprestasi, dan ia adalah best of the best dari rekan rekan seumurannya." terang Clarissa sembari mencoba menelepon Freya.

"..."

"Hai Frey, apa kamu sedang sibuk hari ini?"

"..."

"Ahh, bisakah kamu datang ke butik saat makan siang kalau begitu? Aku membutuhkan sedikit bantuanmu."

"..."

"Okay see you dear." ucap Clarissa sebelum menutup teleponnya.

Danish menatap Clarissa heran selama beberapa saat.

"Kamu yakin Freya bisa menemukan jalan keluarnya?" tanya Danish yang dijawab dengan anggukan di kepala Clarissa.

***
Sementara di tempat lain, terlihat dua orang duduk berhadapan di dalam sebuah ruangan.

"Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan untuk membuat perempuan itu masuk ke jeruji besi." ucap seseorang dengan perut buncit yang tak lain adalah
Orion Atmaja seorang anggota dewan yang anaknya menjadi korban dari klien Danish dan Clarissa.

"Saya akan melakukannya sebaik mungkin tuan seperti biasanya." balas Altezza setelah meminum kopinya dan meletakkannya di meja.

"Apakah hakim yang menangani perkara anakku sudah kau temui? pastikan tidak ada celah bagi mereka mengalahkan kita di persidangan." Orion menatap Altezza dengan mantap.

"Saya sudah melakukannya sebelum anda memintanya tuan, hakim-hakim itu menyetujui untuk bertemu dengan saya 4 hari lagi untuk koordinasi lebih lanjut." Altezza menjawabnya dengan senyuman yang menenangkan.

***
Freya telah datang dan tengah berdiskusi dengan Clarissa. Danish tercengang melihat kemampuan adiknya dalam diskusi dan membuat planning. 

"Jika aku adalah anggota DPR itu, aku tidak akan membiarkan terdakwa bebas bagaimanapun caranya. Aku yakin menyuap polisi dan kejaksaan tidak akan cukup. Dia pasti akan menyuap hakim, bukan hanya ketuanya tapi pasti ketiganya." ucap Freya

"Aku juga berpikir demikian, tapi aku tidak tau bagaimana cara mengetahui besaran suap, kapan mereka bertemu, dan aku juga tidak tahu bagaimana cara mendapatkan bukti itu." Balas Clarissa

Designed for you, my LawyerWhere stories live. Discover now