"Clarissa, would you mind if I ask you to dance with me tonight?"
Clarissa terkejut dengan permintaan Danish untuk berdansa dengannya. Ia menatap ragu pada Danish sesaat. Setelah memastikan laki-laki di hadapannya tidak sedang bercanda Clarissa pun mengulurkan tangannya untuk berdansa bersamanya di ballroom bersama dengan beberapa pasangan lainnya.
Alunan musik romantis mengalun begitu lembut di telinga mereka. Iringan suara biola, piano, dan harpa memberikan suasana yang sangat intim di lantai dansa. Danish membawa Clarissa dalam pelukan dansanya. Mereka saling melemparkan pandangan dengan senyum yang tak luntur di wajah masing-masing.
"Aku tidak tahu pria menyebalkan sepertimu bisa mendadak berperilaku manis dan berdansa" Ujar Clarissa sembari terus tersenyum dan berpegangan pada bahu Danish.
"Aku bukan pria yang kaku Clarissa." Dansih menjawab sembari mengeratkan pelukan pada pinggang ramping Clarissa. Menyelami matanya yang terlihat indah diterangi Cahaya bulan dan bintang dari atap rooftop ballroom yang terbuka.
Clarissa tersenyum mengejek. Ia hanya tidak menyangka pria yang sebelumnya ia fikir menyebalkan, kaku, dan arogan bisa bersikap lembut pada perempuan. Yah, meskipun itu tidak cukup membuat Clarissa mempercayai lelaki dihadapannya ini adalah laki-laki yang baik. Tapi setidaknya laki-laki ini membuktikan bahwa dirinya tidak sejahat yang Clarissa fikirkan.
Danish mendekatkan bibirnya ke tengkuk wanita di hadapannya. Membisikkan sesuatu yang membuat wajah wanita di hadapannya merona mendengarnya. Dengan suara beratnya yang membuat lehernya terasa merinding mendengar bisikan lembut itu.
"Apakah aku belum mengatakannya? malam ini kamu begitu cantik Clarissa Zhafira"
Clarissa benar-benar malu. Ini adalah kali pertamanya dipuji oleh lelaki dengan jarak sedekat ini. Dia sangat menjaga jarak dengan laki-laki semenjak ayahnya membawa masuk perempuan lain ke dalam rumahnya. Ia tidak ingin terkena tipu daya laki-laki yang bisa saja melukainya suatu saat nanti. Namun tampaknya malam ini segalanya dipatahkan.
Mereka saling menatap dalam diam. Hanya degup jantung masing-masing yang terdengar berdetak ditengah kerumunan manusia lainnya. Tiba-tiba tepuk tangan begitu meriah terdengar. Mereka menoleh kearah sepasang pengantin yang sedang berdansa sembari berciuman. Mereka ikut tertawa melihatnya. Saat mereka kembali bertatapan, mereka sadar akan suasana yang sedikit canggung.
YOU ARE READING
Designed for you, my Lawyer
General Fiction"Seperti inikah caramu menyelesaikan masalah, tuan pengacara yang terhormat?" -Clarissa Zhafira "Bagaimana mungkin perempuan yang tidak menarik sama sekali ini menjadi designer? Apa kamu yakin dia designer yang cakap?" -Danish Adelio