Chapter 3: Bertemu Kembali

170 3 0
                                    

Clarissa tertegun. Pria menyebalkan yang menumpahkan minuman di kepalanya adalah kakak Freya. Sialnya, Pria yang dimaksud begitu tampan dalam balutan tuxedo yang ia rancang sendiri. Setidaknya untuk beberapa detik pria yang diketahui bernama Danish ini terlihat jauh dari kata menyebalkan sebelum mulut manisnya mengeluarkan suara. 

"Gadis menyebalkan?"

Hah. Clarissa memutar bola matanya. Yahh, sekali menyebalkan maka akan tetap menyebalkan.

"Bukankah kamu yang menyebalkan? Tuan Pengacara yang.. ah maksudku Danish" Ujar Clarissa meremehkan. 

Freya yang melihatnya heran. 'sejak kapan kakak mengenal rissa?' ujar ia dalam hatinya. melihat interaksi keduanya yang terlihat jauh dari kata akrab sepertinya mereka kenal bukan dengan cara yang baik. 

"Rissa, kamu mengenal kakakku?" tanya freya mengungkapkan rasa penasaran dalam hatinya. 

"Aku tidak tahu banyak. yang kutahu, kakakmu adalah pengacara yang sombong dan menyebalkan. Ia pernah mengganggu hariku yang seharusnya menyenangkan." Jawab Clarissa pada Freya tanpa mengalihkan tatapannya pada Danish. Sementara Danish tersenyum yang terkesan menyebalkan di mata Clarissa.

"Well, Hi gadis menyebalkan kita bertemu lagi ternyata. Apakah kau bekerja disini? sebagai apa?" tanya danish dengan satu alis terangkat. 

"Tentu saja aku bekerja disini. For your information, ini adalah butikku dan aku adalah designer dari apa yang saat ini sedang kau kenakan." Clarissa tersenyum geli. Aneh rasanya mengetahui bahwa Danish tidak tau apapun dan baru saja berusaha meremehkan pemilik butik tempat ia sendiri memesan setelannya. 

Kali ini Danish yang tertegun. Ia tidak menyangka bahwa perempuan di hadapannya yang hanya mengenakan jeans belel, blouse hitam, kacamata persegi, dengan rambut yang dicepol asal dengan pensil yang menyangganya merupakan pemilik sekaligus desainer di tempatnya sekarang berdiri. 

"Freya, Bagaimana mungkin perempuan yang tidak menarik sama sekali ini menjadi desainer? Apa kau yakini dia adalah designer yang cakap?" ujar Danish meremehkan.

Jangan salahkan sikap danish dengan kalimat 'Do not judge a book by its cover'. Karena menurut Danish 'A cover is the representative of the book'. Mustahil jika ada orang yang tidak menilai first impression sebuah buku sebelum membacanya bukan? dan Danish yakin hal itupun tidak jauh berbeda diterapkan dalam dunia kerja. 

Freya terkejut mendengar ucapan sinis dari kakaknya. Bagaimanapun Clarissa adalah sahabatnya, ia tahu persis bahwa sahabatnya tidak berkelakuan buruk. Ia juga mengenal kakaknya sejak kecil, dan selama ini yang ia ketahui adalah kakaknya merupakan orang yang ramah dan hangat-kecuali pada beberapa pria yang mencoba mendekatinya. Tapi kenapa disini di hadapan Clarissa kakaknya terlihat sombong dan arogan?

Tanpa berbasa-basi lagi dan tanpa menunggu kakaknya mempermalukan mereka di butik sahabatnya. Freya kontan mencubit pinggang Danish hingga kakak tercintanya itu meringis menahan sakit. 

"Kakak ini apa-apaan sih? Kalau kakak meragukan design Clarissa berarti kakak juga meragukan selera fashionku! Tidakkah kakak bisa menilai dari apa yang saat ini sedang kakak pakai?" Teriak Freya kearah Danish.

Freya menatap Clarissa dengan tatapan menyesal sembari meminta maaf atas apa yang dilakukan oleh kakaknya. Clarissa pun tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum dan memaafkannya. Yah meskipun jika Freya tidak menyemprotnya tadi maka sudah kupastikan kakiku sudah mendarat di 'aset berharganya'. 

'Berani sekali dia mempermalukanku di kantor ku sendiri hah' Ucapnya dalam hati.

Setelahnya Danish membayar pesanannya di bagian administrasi dan Freya segera menariknya keluar dari butik Clarissa. Sesaat sebelum memasuki mobilnya Clarissa dan Danish saling bersitatap. Meskipun jaraknya cukup jauh namun Danish bisa melihat seringai kecil di wajah mungil di seberangnya. 

Designed for you, my LawyerWhere stories live. Discover now