Guru Privatenya

Mulai dari awal
                                    

"M-maksud B-bapak mau menitipkan jasa bapak ke saya karena sebentar lagi akan pergi selamanya dan meninggalkan suatu wasiat gitu?" ucap Axel agak terperangah dengan pikirannya yang mulai terlalu terjauh saat salah mengertikan perkataannya beliau.

"Sembarangan aja kamu kalau ngomong! Saya serius memilih kamu menjadikan pembimbing buat jadi pengajar khusus untuk murid pilihan!" cetus Pak Sarto yang mulai kesal dengan tingkah anak lelaki siswanya itu yang masih belum memahaminya.

"Terus bapak mau jadi muridnya saya? Lah bukannya biasa setiap siswa mengalami pertukaran pelajar, ini malah kebalik dong Pak! aduh saya kan jadi malu kalau mengakuinya." ujar Axel terkekeh sambil cengengesan.

"Sudah kamu diam dulu! Saya masih belum selesai menjelaskan." bentak Pak Sarto mencoba ingin tetap sabar sebelum siap akan membanting kursinya.

"Alyra kamu harus nurut jadi murid. Jangan bikin guru lain kewalahan ngurusin otak dengkul kamu." kini beralih menatap Alyra yang masih bingung ditempatnya. Padahal tadi sebelumnya ruangan itu hawanya sempat mencekam. Axel saja agak gemetaran takut ketika ingin memasukinya ke dalam dan meanggap lebih horor dari pada rumah hantu yang angker jarang dikunjunginya. Tentu saja Axel tak mengindahkan jika rambutnya nanti yang akan kena potong gunting sebelum menolak ancamannya Pak kepala sekolah sebagai taruhannya yang keras memperingatkan.

"Selama ini Bapak gak pernah protes sama kamu Axel soal rambut gondrongmu itu, jadi bapak harap kamu juga ngerti tanpa harus mengabaikan perintah saya." ujar Pak Sarto mulai serius ke inti pembicaraan dengan anak lelaki itu. Alyra juga ikut memperhatikannya disamping Axel meski sempat-sempatnya menjaga jarak darinya.

"Terserah kamu juga mau jadi cewek jadi-jadian atau apa kek, bapak gak pernah masalah selama rambutmu itu menjadi tombol keberuntungan untukmu biar bisa kepencret. Asal otakmu encar gak keganggu dengan lancar. Bapak setuju aja ide keinginan mu itu." lanjut Pak Sarto lagi sembari dengan mengusap dagunya.

"Syimbol kali pak! Gak usah berlebihan juga pak ngejelekin. Saya kan jadi ngerasa bangga." ucap Axel sambil menahan malunya walau agak sedikit kaku membalasnya. Ia pun tetap tersenyum paksa demi menutupi rasa kurang ajarnya. Sedangkan Alyra mati-matian menahan tangisnya yang ingin menertawakan Axel didepan wakil kepala sekolah.

"Anjing nih betina malah cengiran!!" kesal Axel bergumam pelan.

"Terus sekarang bapak maunya apa ya?" Axel kembali bertanya. Pak Sarto menarik napas beratnya terlebih dahulu seakan ingin mengatakan hal yang lebih genting daripada akan hadiah terindah untuknya seperti biasa yang Axel dapatkan.

"Bapak tau dibalik rambut gondrongmu tersimpan otak emas yang berharga. Jadi bapak gak akan bikin kamu gundul. Takut kepalamu punah gak bisa dilestarikan lagi."

"Wah bapak sungguh pengertian sekali! Saya jadi tersungging." Axel terkekeh pelan entah masih mau atau rada

"Cukup Pak. Kita mau buru-buru nih nanti ketinggalan lagi belajarnya bagaimana pun juga seperti yang bapak katakan saya gak boleh bolos hanya demi mendengarkan ceramah bapak nanti guru dikelas saya malah ngambek dikira gak nurut." ucap Alyra ingin segera menyudahi pembicaraan konyol bin tolol yang sedari tadi menggelitik perutnya tanpa bisa berhenti terkikik didekat mereka.

"Kita? Lo aja kali gue masih belum selesai ngomongin soal penting yang gak perlu Lo ikut campur!" sengit Axel. Gawat sepertinya Axel sudah mulai termakan bualan Pak Sarto yang pandai memuji anak muridnya dengan cara tak biasa yang bisa dimengerti oleh Alyra.

"Eits! Jangan berantem! Kita disini harus rukun berumah tetangga. Dan kalian saling ada sangkut pautnya. Jadi mulai sekarang Alyra adalah murid mu Axel sebagai guru pengajar khusus." kata Pak Sarto berdiri sambil sedikit membungkukkan badannya seolah memberi penghormatan yang  salah diartikan oleh Axel sebagai candaan yang keterlaluan baginya.

Sedangkan Alyra balas memberi salam hormat sebagai tanda rasa bersyukurnya yang tiada habisnya. Axel cukup tercengang sampai ia merasa seperti orang bisa mendadak tak tahu harus berkata apalagi selain menahan kekesalannya didalam dada.

"Sudah jelas kan? Silahkan boleh pergi kalian keluar dari ruangan saya." ujarnya dengan santai tanpa tahu mengerti akan perasaan Axel yang berat menerima tawarannya itu tanpa bisa ditolaknya terang-terangan. Begitu Pak Sarto menganggap keterdiaman Axel adalah sebagai akan jawabannya, ia rasa sudah cukup untuk sampai disini memberitahu perihal itu saja. Antara Axel dan Alyra yang selama ini bertolakbelakang sebagai murid teladan.

Akhirnya Axel pun beranjak diikuti oleh Alyra yang dibelakangnya sempat menutup pintu ruangan wakil kepala sekolah itu tadi. Mereka sekarang bisa terlepas dari kecaman Pak Sarto yang kadang terbilang memalukan namun juga membuat darah Axel mendidih jika harus mengingat hal yang baru saja diterimanya.

"Kenapa Lo? Terharu hah?!" bentak Axel yang sudah terlalu kesal melihat Alyra memasang wajah yang cukup menyebalkan dimatanya seolah menangis namun aslinya tertawa bersimbah air mata.

"Sayang sumpah aku gak kuat terlama didalam sana hiks... Lagian kamu sih mau aja ngeladeni Pak wakil udah tau  dia itu suka ngomong ngelindur, jangan kamu terusin dong!!" Alyra menyeka sudut matanya sebentar.

"Udah ah, capek gue liat muka lo! Recehan banget!!" sahut Axel ketus. Ia benar-benar jengkel sekarang antara menerima dan terpaksa, Axel pun berjalan lebih dulu melangkah berniat meninggalkan seorang diri.

"Eh sayang! Aku cuma bercanda kok. Jangan marah dong!!" panggilnya sambil berusaha mengejar cowok itu.

"Sepulang sekolah hari ini jangan lupa bawa semua tugas pelajaran dan remedial Lo!! Kalau sampai telat, gue akan buang jasad Lo disampah dalam keadaan entah hidup atau mati!!" ucap Axel berhenti sebentar tanpa ingin menoleh ke arah Alyra. Cewek itu pun bergeming mendengar Axel juga menjeda dengan ancamannya yang membuat Alyra harus mengelus dadanya berusaha untuk tidak terlalu terkejut akan perkataan kejamnya itu.

"Gue masih gak nyangka kalau dia akan jadi guru Privatenya gue! Akh asik banget disatuin kembali dan bisa berdua sama Mylovello! Gue kira dikelas-A unggulan itu yang bakalan berurusan sama gue itu Kevan ternyata bukan kebetulan dia juga dikelas itu mana sekelas lagi sama Axel! Ih bikin kesal tapi gue masa bodoh lah sama dia." gumam Alyra laku memekik senang, ia pun segera berlari memutari ke arah kelasnya berada setelah Axel berkata demikian dan pergi menghilang dari pandangannya.

TBC...


Mylovelly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang