Bab 17 : Pembalasan Ray

Start from the beginning
                                    

Bukankah itu suara Ray? Begitulah dalam pikiranku.

"Baik, lakukan aktingnya dengan alami, ya."

"Aku mengerti!"

Ckleekk

Blamm!!

"Ray," Panggil Emma.
"Apa yang kau lakukan malam-malam begini?"

Ray seketika menoleh melihat kami.
"... Karena ini malam terakhirku, jadi aku ingin berpamitan dengan panti asuhan ini."

"Ray, besok ulang tahunmu, 'kan?"

"Benar, hari ini adalah malam terakhirku. Besok kita akan berpisah." Ray menjawab. Respon Emma dan Kyojurou hanya diam.

"..."

"..."

"..."

"Hei, Emma. Kyojurou. Apa kau benar-benar sudah menyerah?" Tanya Ray sambil menutup bukunya.
"Kalian sebenarnya belum menyerah, 'kan..?"

"..."

"..."

"..selama ini aku terus memikirkannya. Apa yang harus kulakukan demi Norman?
Jawabannya adalah...
tidak melakukan apa pun."
Sahut Emma menjelaskan.

"Mama pernah menyuruhku.. untuk menyerah dan membebaskan diriku dari rasa sakit. Tapi... Siapa juga yang mau menyerah! Takkan kubiarkan kematian Norman sia-sia! Kau sendiri?" -Emma.

"Hmf, pada akhirnya pemikiran kita sama." Sahut Ray.

"Aku juga." Ucapku.
Wah, tidak kusangka. Mereka kan sahabat. Mana mungkin mereka menyerah begitu saja karena Norman sudah tidak ada.

Bahkan saat ulangtahun Genya pun beberapa hari yang lalu pun, hanya Emma dan Ray yang tidak bersemangat maupun tersenyum. Tapi kali ini mereka mulai kembali seperti dulu!

"Ayo kita melarikan diri, Ray. Kami datang kesini untuk membahas itu." Ajak Emma.

"Aku juga ingin bicara dengan kalian. Soalnya, selama dua bulan ini kita tak bisa ngobrol lama karena khawatir dengan pengawasan Mama." Kata Ray.

"Ya, kau benar." Aku dan Emma mengangguk. "Karena akupun tidak ingin Mama mengetahui niatku yang sebenarnya."

"Niatmu yang sebenarnya?" Beo Ray.

"Iya. Mama benar-benar waspada. Meski kita tidak melakukan tindakan apa pun, Mama tak pernah berhenti mengawasi kita."

"Tapi, kita justru bisa memanfaatkan situasi itu!" Sambung ku. "Kalau Mama jadi fokus kepada kalian berdua, anak-anak lain selain kalian jadi tidak begitu diawasi."

"Jadi kau bukan sasaran Mama?" Tanya Ray dengan wajah aneh. Aku sedikit jengkel karenanya.
"Eh, jadi maksudmu, kau, Shinobu, Gilda, dan yang lain?"

"Iya."

"Makanya aku menyerahkan semuanya pada mereka. Latihan pelarian dan persiapan berbagai hal." -Emma.

"Sejauh apa perkembangannya?" -Ray.

"Semuanya sudah siap. Peralatan, bahan makanan, dan pakaian hangat. Kita bisa melarikan diri kapanpun."

"Kerja mereka hebat juga, ya. Sisanya tinggal menentukan strategi pelarian."

"Itu pun juga sudah kutentukan. Aku punya ide. Sebelum Ray dikirim, besok siang ayo kita melarikan diri!"

"Tunggu. Jangan siang hari. Itu sembrono, kan? Situasi saat ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Agar mudah untuk bersembunyi, kurasa lebih baik di malam hari saja.
Yah, dengarkan aku dulu. Kalian berdua duduklah."

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ - KnY x TPNWhere stories live. Discover now