Bab 15 : Sayōnara Norman

246 37 1
                                    


Keesokkan harinya..

03/11/45

Pagi yang cerah..
Hari-hari yang selalu dilalui anak-anak dengan bahagia..

Benar, ini adalah ‘Panti Asuhan yang bahagia’.. Memang begitulah yang terlihat di mata mereka.
Meski kebohongan terus menghantui mereka.

Saat inilah, Norman, anak laki-laki yang mendapat peringkat tertinggi berlari ke arah dinding yang membatasi panti dengan dunia luar.

Malam ini ia akan dikirim, makanya Emma, Ray, dan teman-teman yang lain menyarankannya agar kabur duluan.

Hanya ini satu-satunya kesempatan yang tersisa untuk mereka, anak-anak yang mengetahui rahasia di balik Panti Asuhan Grace Field House.

Emma, kakinya terluka karena Mama mematahkannya. Dia hanya duduk dibawah pohon yang sering ia duduki sejak kecil.

Ray juga berada disampingnya, sambil membaca buku.

Gilda, Don, Kyojurou, Shinobu, Mitsuri, Obanai, Gyomei, Genya, dan Muichirou hanya diam dan bermain dengan anak-anak seperti biasanya. Meski mereka juga agak khawatir, tapi mereka berusaha menutupinya.

Mereka terus berharap Norman berhasil dalam rencana awal pelariannya. Agar Norman tak terbunuh.. agar mereka bisa melarikan diri bersama-sama.

"Tenang, saja. Pasti akan berjalan lancar." Ucap Ray pada Emma.

Emma yang mendengarnya tersenyum. Pasti, Norman akan berhasil melakukannya, pikirnya.

Disisi Norman, dia terus berlari, melewati pagar kecil, hingga sampai di ujung hutan panti, dimana ada dinding yang menghalanginya.

Dia membawa tali dan alat penonaktifan alat pemancar yang dibuat oleh Ray. Tali yang sudah dibuat kembali oleh Gilda, Don, Mitsuri dan Obanai.

"Ini tali yang baru.." -Gilda.

"Maaf, kami cuma bisa bikin yang seperti ini." -Don.

"Berhati-hatilah, Norman." -Mitsuri.

"Sukseskan pelarianmu dengan selamat!" -Obanai.

"Makasih. Gilda, Don, Mitsuri, Obanai." Gumamnya lalu segera memanjat dan mengikat tali di atas pohon.

'Ini sih, bisa dipanjat.' Batin Norman sambil mengetes tali tersebut dengan menariknya dengan kuat.

Dia menarik napas, lalu bersiap-siap berlari memanjat, dan melompat ke atas dinding beton tersebut.
Akhirnya dia sampai ke atas dinding. Namun, Norman hanya bisa diam melihat pemandangan itu(?). Dia menoleh kesana-kemari.

.
.
.
.
.

"Norman di mana?"

Hari sudah senja, dan Norman belum kembali, pikir Isabella. Dia lalu mengeluarkan Compact-nya.

Emma, Ray, Kyojurou, dan teman-teman, alias rekan yang lain, mendengar kata itu hanya diam saja. Tentu saja, karena mereka takkan membiarkan Norman dikirim.
Mereka pikir Norman tidak akan kembali. Dia menghilang. Bersembunyi di hutan di balik tembok besar.

Awalnya mereka pikir bakalan berhasil. Tapi, tiba-tiba Isabella tersenyum santai. Hal itu membuat Emma dan kawan-kawan heran.

Isabella menutup kembali Compact miliknya, ia menoleh ke suatu arah, "Selamat datang kembali, Norman."

Tentu saja, hal itu membuat Emma sangat terkejut. Ray mengepalkan tangannya dengan wajah kesal. Gilda, Don, maupun Kyojurou dan rekan-rekannya, juga terkejut dengan kehadiran Norman yang seharusnya tidak ada disana.

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ - KnY x TPNWhere stories live. Discover now