Bab 10 : Jebakan yang kentara

342 49 4
                                    


Tok! Tok! Tok!

Sesuai janji, Emma, Norman, dan Kyojurou mendatangi kamar Sister Krone.

Pintu dibuka oleh Krone dan mempersilahkan mereka masuk.

"Nah, apa yang ingin kalian ketahui? Ayo, tanyalah apa saja." Kata Krone sambil menggendong bonekanya yang sudah usang.

"Apa benar kami boleh tanya apa saja?" Tanya Norman dengan wajah serius. Begitu juga dengan Emma dan Kyojurou.

"Ya, baik mengenai peternakan maupun markas besar." Jawab Krone.

"Kalau begitu.."

"Tunjukkan benda itu. Alat penerima sinyal dari pelacak yang terpasang pada tubuh kami." Sambung Emma mengulurkan tangannya.

Krone tertegun mereka langsung bertanya intinya, "Yaa, silakan." Ucap Krone lalu memberikan Compact nya kepada Norman.

Di monitor kecil berbentuk lingkaran itu terlihat seperti peta ruangan, dengan beberapa titik. Titik yang berwarna hijau menandakan posisi seorang anak. Sedangkan yang berwarna merah adalah posisi Mama atau Sister.

"Gimana? Sederhana, 'kan? Itu hanya akan menunjukkan posisinya, tanpa tahu itu siapa. ...Jadi kalian pun sudah tahu ada alat pelacak, ya?"

"Iya, Mama pernah memperlihatkan Compact miliknya." Balas Norman.

'Jadi ini kenapa Mama bisa selalu tahu dimana kami berada. Bahkan saat menemukan Nailah dan membawanya kembali ke House.' Pikir Kyojurou sambil terus melihat monitor.

"Tapi, kami tidak tahu dimana lokasi dan cara merusak alat pelacaknya." -Norman.

"Apa Sister tahu?" -Emma.

"Iya, letaknya ada di telinga. Di telinga kiri, di sekitar sini." Jawab Krone menunjuk ke arah telinga kirinya.
"Aku tak tahu cara merusaknya. Tapi jika alat pemancarnya rusak, otomatis akan mengirimkan sinyal ke benda itu dan juga markas pusat."

'Benar-benar sesuai ucapan Ray, dia juga tak bohong soal lokasinya ada di telinga..' -Emma.

"Kalian harus mengeluarkannya, atau terpaksa memotong telinga."

"Tapi, di House tidak ada benda tajam yang bagus. Jangankan pisau biasa, pisau dapur satu pun kita 'kan tak punya." Kata Kyojurou.

"Di dunia luar sana pun tak ada obat. Saat berhasil keluar nanti, aku tidak ingin mengambil resiko mengalami infeksi atau pendarahan." Norman menambahkan.

"Ada pisau bedah, kok. Untuk keperluan medis. Meski jarang digunakan, ruang kesehatan tetap dilengkapi dengan obat-obatan maupun peralatan medis. Untuk berjaga-jaga jika sampai ada yang terluka di House. Termasuk obat Anestesi. Yah, kira-kira cukup sih, untuk dua belas orang.
Nanti akan kuajari cara memakainya. Aku juga akan pinjamkan kunci ruangannya. Oke, yang ini sudah beres. Nah, selanjutnya apa?"

"... Sister, sekarang umurnya berapa? Apa Sister menjadi ternak sejak lahir?" Tanya Emma sedikit ragu.

"“Menanyakan umur orang dewasa itu tidak sopan, lho” ... tadinya ingin kujawab begitu. Tapi, usiaku 26 tahun." Jawabnya.
"Aku lahir dan dibesarkan di GF House. Tapi, bukan di Plant 3 ini."

"Plant 3?" Gumam Norman.

"Omong-omong, usianya Isabella 31 tahun. Dia pun juga sama, lahir dan dibesarkan di peternakan. Aku melihatnya dari dokumen."

'Sister kelahiran tahun 2019.. Mama tahun 2014..' Pikir Norman.

'Bahkan Mama yang lahir duluan sebelum terbitnya buku itu.. lahir di peternakan?' -Emma.

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ - KnY x TPNΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα