Bab 3 : Kecurigaan

526 80 5
                                    

"Ruang makan,

Kamar tidur,

Ruang belajar,

Kamar mandi,

Ruang bermain,

Ruang musik,

Ruang kesehatan,

Gudang,

Kantor Mama,

Kamar bayi,

Ruang cuci baju,

Dan yang paling penting..."

.
.
.
.
.

Ckleekk!!!

"PERPUSTAKAAN!!"

Yap, akhirnya mereka bertujuh berkeliling rumah (Baru) mereka, Grace Field House.
Serta saling mengenal hal-hal baru yang ada di sekitar.

"Buku-bukunya banyak sekali! Mungkin jumlahnya bisa mencapai ratusan!" Seru Kyojurou.

"Ada meja dan kursi juga!" Shinobu tak kalah semangat.

"Ada tangga, untuk mengambil buku di rak paling atas." Ucap Genya menaiki tangga.

"Ayo kita cari buku masing-masing!" Kata Mitsuri diikuti Obanai disampingnya.

"..."

Muichirou dan Gyomei hanya diam meski mata mereka juga berbinar-binar.
'Grace Field House, panti ini benar-benar luas!'

"Hei! Sepertinya ini menarik!" Seru Genya sambil memerhatikan buku yang ia pegang

"Mana? Mana?" Tanya Mitsuri penasaran.

"Novel 'Catatan petualangan Ugo'?" Kata Muichirou melihat buku yang ditunjukkan oleh Genya.

"Umu! Sampulnya juga terlihat menarik, kok!" Kata Kyojurou.

Gyomei melihat ke jam dinding (Yg zaman dulu itu loh) Yang menunjuk angka setengah 9.
"Sudah jam 9 lho, ayo cepat cari bukunya."

"Yasudah, ini saja! Nanti kita bacanya bergantian." Kata Mitsuri.
Tapi tiba-tiba ada yang menarik roknya..

"Eh? Yvette?" Panggil Mitsuri.

"Bacanya nanti di kamar saja, sudah malam. Nanti Mama marah lho," Katanya sambil membawa beberapa buku cerita anak-anak.

"Iya, kami mengerti, kok. Yvette duluan ke kamar saja, ya?" Kata Shinobu mengelus surai hitam anak perempuan tersebut.

"Baiklah!" Ucap Yvette tersenyum lebar.

Shinobu yang melihat itu sekilas muncul bayangan wajah Giyuu. 'Yvette, kau mirip dengannya,' batin Shinobu sambil tersenyum rindu dengan orang yang sering ia jahili.

Yvette melangkah keluar dari perpustakaan. Meninggalkan mereka bertujuh.

"Padahal aku masih ingin melihat-lihat.." Gumam Muichirou.

Mereka berniat kembali ke kamar karena sudah malam.

Kyojurou melihat ke jendela, dan melihat ke arah luar panti yang gelap.
'Semoga semuanya baik-baik saja,' Batin nya lagi.

"Eh?"

"Ini, kenapa jendelanya, dilapisi jeruji, ya?"

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *


Sementara itu...

"T-tidak mungkin, Mama yang telah kita percayai,"

Emma dan Norman telah keluar dari gerbang, di tengah-tengah perjalanan kembali ke panti Emma terjatuh saking tak percaya apa yang dilihatnya.

"Hei, Norman, anak tadi, bukan Conny, 'kan? Hei," Kata Emma terengah-engah.

Norman ragu untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Meski dirinya juga masih syok.

"Itu, memang Conny," Lirihnya.

"Ughh, HUAAAAAAAAAAA!!!!!!"

Emma berteriak histeris sambil menangis.
Norman mencoba menenangkan Emma dan membawanya kembali ke panti.

.
.
.
.
.
.
.

"Ugo mencoba keluar dari goa dasar laut Alva Pinera yang ternyata sarang ular beracun yang mengerikan,

Ular yang tak terhitung banyaknya itu persis jalinan akar pohon, seperti makhluk hidup. Mereka menutupi seluruh permukaan dinding.

Saking indahnya kilau permata yang tergeletak di bawah sampai menusuk mata,

Entah para ular memang melindungi harta tersebut, atau itu cuma umpan untuk memancing kami, mangsa mereka.

Ugo pun mulai memanjat bagian pohon menghindari serangan dari ular-ular tersebut dan..."

"HUAAAAAAAAAAA!!!!"

Belum sempat Kyojurou melanjutkan bacaannya, tiba-tiba ada suara orang berteriak yang membuat mereka bertujuh terkejut.

Gimana enggak, Indra pendengaran mereka lumayan tajam. Nah loh, mantan pemburu iblis sih

"I-itu, siapa yang teriak tadi??" Tanya Mitsuri ketakutan.

"Lebih tepatnya, itu seperti suara orang menangis," Sahut Shinobu yang juga masih kaget.

"Teriakan, lagi?" Kata Kyojurou.

"H-hah?" Semua melongo.

"Maksud, mu?" Tanya Genya.

"Sebelumnya tadi, saat kita akan membersihkan House, aku mendengar teriakkan anak kecil. Aku tidak tau siapa, tapi...
K

alian, juga mendengar-nya? Sebelumnya?" Tanya Kyojurou memastikan. Semua terdiam sejenak, kemudian mengangguk.


"Aku tetap diam karena masih ada anak-anak kecil yang berlalu-lalang di sampingku, supaya tidak membuatnya heran." Ucap Shinobu.

"Lagipula, kita sempat berpapasan dengan Emma yang berlari terburu-buru, jadinya aku melupakan teriakan anak itu." Jawaban Muichirou membuat semua orang di kemar itu Sweatdrop.

"Tadi aku pikir ada anak yang entah terjatuh atau terluka, jadi aku berniat mendatangi dan mencari suara itu, tapi tak ada apa-apa." Kata Kyojurou lagi.

"Oi, kita tidur saja, yuk. Lupakan dulu soal anak itu." Kata Obanai mulai beranjak ke kasurnya.

"Iya, ini pun sudah jam setengah 10, nanti Mama bisa marah!" Seru Mitsuri mematikan lampu kamar.

Serentak keenam temannya sudah menutupi diri mereka dengan selimut dan memejamkan mata mereka.

.
.
.
.
.
.

TBC

Pendek? Ya maap:"🗿💔

⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙜𝙚𝙩𝙝𝙚𝙧⊹ - KnY x TPNWhere stories live. Discover now