18

1.4K 192 43
                                    

Sinar matahari masuk ke dalam kamar, Jeno mengerjapkan mata berulang kali. Hari terlihat biasa saja seperti apa yang terjadi kemarin adalah mimpi buruk. Memiringkan tubuh menatap Mark yang masih terlelap. Gurat lelah masih tersisa diwajahnya sedangkan jeno terjebak dalam pikirannya sendiri. Segala omong kosong telah berakhir bukan?

Ting.

Matanya bergerak cepat melihat asal suara, penyebab bunyi itu adalah kunci yang diberikan kakaknya. "Bukannya itu hilang?" Dalam kepala muncul beberapa pertanyaan, benda itu menghilang saat dia berlari-lari di hutan. Bagaimana bisa tergantung disana? Hidupnya jungkir, hal mistis yang tidak dipercaya olehnya benar-benar terjadi didepan mata.

".....menyebalkan." decih Jeno.

Mendengus pelan, Jeno bangun dari tempat tidurnya. Membuka selimut dengan kasar sebelum bergegas untuk pergi mandi. Mark yang mendengar suara pintu tersentak kaget, wajah bantal begitu kentara. "Jeno? Oh...sial, dia meninggalkanku." Dia melempar selimut kasar, berlari kecil mengambil handuk dengan tangan membawa perlengkapan mandi.

Besok kegiatan belajar mengajar akan dimulai, semua yang telah terjadi akan segera dilupakan. Penjaga yang telah kalah dalam taruhan akan menahan diri setidaknya beberapa tahun lagi. Kecuali, ada anak yang berani bermain ke tempat dimana mimpi buruk disegel. Semua akan baik-baik saja, Menghilangnya Yuta tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali karena dia berasal dari generasi yang berbeda dengan yang lainnya.

Antrian untuk mandi cukup panjang, pagi ini sekali lagi harus menunggu. Beberapa menghabiskan waktu dengan berbincang atau sejenis yang bisa menghilangkan rasa bosan.

Jeno memperhatikan, dia melihat Yangyang yang berjalan bersama dengan Jaemin. Keduanya tampak asyik berbicara, tawa renyah terdengar jelas. Tatapan Jeno terkunci, jaemin juga ikut berbagi tatapan. Keduanya tersenyum tipis sebelum akhirnya menatap antrian yang cukup panjang.

Semua akan baik-baik saja bukan?

Lorong sama seperti sebelumnya, sepi tanpa keramaian yang biasanya ditemui dilorong-lorong sekolah. Kertas-kertas beterbangan kesana kemari, ditiup angin yang entah datang darimana. Tidak ada yang menyadari sosok yang duduk di jendela besar. Rambut putih melambai lembut, wajah cantik rupawan dengan kulit putih bersih. Bekas luka diujung matanya menambah kesan misterius.

"....taeyong, semua baik-baik saja?" Tanya Jaehyun.

Taeyong menarik senyuman tipis, melirik sekilas sebelum melemparkan tatapan keluar jendela. Awan gelap menyatu dengan angin yang menerbangkan dedaunan dan gemuruh terdengar mengitari sekolah. "Taruhan telah selesai-tahap 1 telah berakhir, apa menurutmu tahap 2 akan segera dimulai? Ini adalah sebuah kesempatan untuk mengakhiri semuanya bukan?" Dia telah membaca buku tentang semua rahasia tempat ini. Tahap pertama adalah mengakhiri taruhan, tahap kedua masih misteri, tahap ketiga dan seterusnya belum diketahui.

Menggelengkan kepalanya pelan, Jaehyun menepuk pundak pacarnya. "Tidak. Aku tidak ingin mengorbankan siapapun hanya untuk mengakhiri omong kosong ini. Semua selesai." Dia takut, jungwoo dan winwin telah pergi. Hanya tersisa beberapa dari mereka. Rahasia tempat ini telah berakhir bersama dengan tahap 1. Penjaga sebelumnya juga menghilang, mereka tidak tahu penjaga saat ini. Yuta tidak meninggalkan apapun.

***

Perpustakaan sebagaimana fungsinya diisi oleh pelajar yang mempersiapkan untuk hari esok. Jeno dan teman-temannya melakukan hal yang sama hanya dengan jenis obrolan yang berbeda. Mark yang bersikap layaknya detektif dan Haechan yang berlagak seperti peramal. Masih tetap aneh tentunya, kali ini mereka didukung oleh Yangyang yang menimpali antusias.

"Semua tentang omong kosong." Kata Jaemin. Dia menggunakan pundak Jeno sebagai sandaran, tidak akan ada yang bertanya-tanya, mereka lebih fokus pada dunia masing-masing. Begitulah tempat ini. "Jen, bagaimana perasaanmu? Besok kita akan sekolah. Beberapa hari sebelum sekolah terlalu menegangkan."

1》I Can Hear Your Voice : Secret | Nomin ✔Where stories live. Discover now