15

792 164 20
                                    

Teng. Teng. Teng. Lonceng pagi berbunyi dengan cukup keras untuk membangunkan penghuni asrama. Sudah saatnya bagi mereka untuk melakukan aktivitas pagi. Jaemin menutup wajahnya dengan erangan frustasi yang begitu jelas. Dia bangun dengan terpaksa, melihat ke arah Yangyang yang bersiap untuk pergi mandi pagi. Handuk tersampir dipundak dengan tangan memegang kotak peralatan mandi.

"Padahal kita belum sekolah, kenapa harus bangun pagi?" Keluh Jaemin. Dia menyibak kasar selimut, bergerak layaknya zombie untuk mendapatkan handuk dan juga kotak sabunnya. Tidak ada rasa sakit pada tenggorokan, kini dia hidup normal tanpa perlu takut tenggorokannya sakit. Tuhan mencintainya, bisik dalam hati.

Yangyang memutar matanya, "Cepat na, aku tidak mau mengantri terlalu lama." Katanya. Dia membiarkan jaemin berjalan terlebih dahulu untuk memastikan anak itu tidak menabrak dinding. Rutinitas kali ini tetap sama seperti hari sebelumnya, tidak ada yang berbeda. Hanya dengan beberapa teman tambahan yang ingin melakukan aktivitas detektif. Mereka terlalu terpengaruh oleh omong kosong yang tidak jelas.

Akhirnya sampai ke kamar mandi dengan selamat, ya, cukup aman karena dibelakang terlihat puluhan pelajar berbondong masuk. Yangyang mendorong Jaemin ke kamar mandi sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi lainnya.  Untuk bisa benar-benar siap untuk sarapan setelah itu mereka tidak melakukan apapun. Hari-hari menuju hari padat aktivitas adalah hal paling membosankan.

Disinilah mereka setelah hari penuh aktivitas yang dianggap melatih kedisiplinan. Yangyang menatap bosan Mark dengan teori konspirasinya dan Haechan dengan aktivitas paranormal. Tuhan benar-benar membencinya dengan semua teman yang tidak ada yang benar-benar waras. Hanya tinggal menunggu waktu jaemin menemukan bakat anehnya. Ia berharap tetap normal.

"Tempat ini penuh misteri!" Mark menepuk meja dengan wajah penuh keyakinan. Semua tentang asrama ini sangat mencurigakan, gerak gerik para senior maupun aturan dalam tempat ini. Kakaknya sama sekali tidak membantu dalam memecahkan misteri, ya walaupun kakaknya pun terlihat sangat aneh.

"Disini memang aneh, banyak makhluk halus berkeliaran." Sambung Haechan dengan meyakinkan.

Yangayang menarik senyum datar, matanya difokuskan pada buku yang dipinjam dari perpustakaan asrama. Ocehan Mark dan Haechan semakin tidak masuk akal, dia tidak percaya adanya hal-hal mistis, itu hanya sekeda omong kosong. "Nana, beberapa hari lagi kita akan mulai sekolah. Jangan lupa kau harus pergi ke ruang tata usaha." Peringat Yangyang.

Na Jaemin

Dahi Jaemin mengerut, dia mengabaikan ucapan Yangyang dan mengorek telinga dengan jari kelingking. Seseorang memanggilnya. Tapi siapa? Menengok ke sekitar, tidak ada siapapun yang terlihat memanggilnya. Dengusan pelan lolos darinya, berusaha untuk mengabaikan hal tersebut. Beberapa detik kemudian Jaemin sadar satu hal, sejak kapan telinganya begitu sensitif dan bisa mendengar ocehan seseorang bahkan dari jarak yang cukup jauh. "Ah...ini aneh."

"Apa yang aneh?" Tanya Mark. Ditangannya ada buku catatan tua dengan ukiran nama Rose, entah darimana Mark mendapatkannya. Dia sibuk memecahkan misteri dalam buku itu. "Hey.....aku pikir apa yang Jaemin gumamkan ada benarnya." Sesuatu melintas dalam kepalanya, sangat familiar tetapi dia tidak tau itu apa. Kemarin mereka juga mengalami hal sama seharusnya hari ini tidak jauh berbeda bukan? "Abaikan saja ucapanku."

Haechan sadar bahwa matanya bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Itu sebabnya tubuhnya membeku ketika melihat jumlah roh jahat yang berbaris dibelakang tubuh Jaemin sangat banyak. Mereka harus pergi dari sini, kembali ke kamar agar tidak diganggu. Otaknya memikirkan berbagai cara, salah satu roh menatapnya, Haechan tanpa sadar menahan nafasnya.

Mengusap leher bagian belakang pelan, Yangyang mengangkat kepalanya dan melihat Haechan yang sepertinya tidak bernafas. Dia menutup buku kasar dan menggunakannya untuk menyadarkan temannya. "Chan? Kau kenapa? Bernafas bung." Serunya. Dengan cepat menutup mulutnya dan memperhatikan sekitar, alisnya naik tajam kebingungan. Kenapa orang-orang mengabaikan mereka, biasanya mereka akan melotot jika mendengar teriakan atau sesuatu yang sejenisnya. Abaikan saja, mungkin mereka lelah memarahi yang lain.

1》I Can Hear Your Voice : Secret | Nomin ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora