11

994 212 25
                                    

Teriakan Jaemin adalah hal terakhir yang Jeno ingat, tubuhnya remuk karena dihempaskan berulang kali. Punggungnya sangat sakit, jeno tidak bisa menolong jaemin yang ditarik paksa oleh si pencari. Pandangannya membayang, telinga berdengung dan tubuh yang terasa sangat sakit. Jika yang menyerang mereka adalah Roh, tidak mungkin fisik bisa terluka seperti ini. Jeno merasakan jika tangan yang menariknya adalah tangan manusia. Membalikan badan, tatapan sayu terarah pada plafon—jeno sedang berusaha mengumpulkan tenaga dan kesadarannya.

Derap langkah kaki terdengar jelas mengarah ke kamarnya, pintu yang terbuka lebar memberikan akses bagi siapapun untuk masuk. Larut dalam pikirannya, Jeno tidak menyadari kedatangan teman-temannya. Apa sebenarnya yang berusaha disembunyikan oleh asrama ini? Bukankah sudah keterlaluan semua yang mereka lakukan? Tidak ada satupun yang memberikan jawaban atas semua itu. Nyawa hanya dianggap mainan bagi siapapun yang menjadi otak dari kekejaman ini. Apapun yang akan terjadi Jeno akan menemukan Jaemin, dia akan berusaha mendengarkan suara-suara aneh itu dan tidak terkecoh.

"Jeno—Jeno, kau bisa mendengarku?", Tanya Mark. Tangannya mengguncang tubuh jeno dan membantu anak itu mendapatkan kembali kesadarannya. Wajah pucat pasih dengan kulit terasa dingin, didukung pintu terbuka lebar dan jaemin yang menghilang. Mereka terlambat, ucapan Lee Taeyong menjadi kenyataan. Si pencari sialan akan melakukan apapun untuk mendapatkan jaemin. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, mereka harus menemukan jalan untuk menyelamatkan teman mereka.

"Manusia." Ucap Jeno terbata, pandangannya masih tidak jelas tapi bibir berusaha berucap. ".....si pencari adalah manusia. Mereka adalah manusia.", Ia sangat yakin jika sosok yang menyeret jaemin adalah manusia. Tidak ada mahkluk supranatural, mereka hidup dan manusia. Dia meyakini hal itu saat kulitnya bersentuhan dengan kulit sosok itu.

Yangyang dan Haechan saling berpandangan, apa yang harus mereka lakukan setelah ini. Satu-satunya orang yang bisa berpikir jernih saat ini hanyalah Mark, adik Jung Jaehyun itu tidak mudah panik. "Mark, bagaimana selanjutnya?", Tanya Yangyang. Jeno belum mendapatkan kesadarannya, dari kondisi yang terlihat kacau sudah jelas jika sesuatu yang buruk telah terjadi. Pintu kamar ditutup dengan rapat, tidak ada yang bisa melihat ke dalam kamar.

Mark memindahkan tubuh jeno ke atas kasur, waktu yang mereka miliki tidak banyak. Menemukan Jaemin tidak mudah karena suara temannya sedang bermasalah. Tenggorokannya jika dipaksakan terus menerus bisa berakibat fatal. Mereka tidak bisa mendengar suara apapun. Hanya suara kecil saja akan memberikan sebuah petunjuk kemana mereka harus pergi.

"Kita akan mencari keberadaan Jaemin sebelum matahari terbit besok hari.", Kata Mark, satu-satunya jalan hanyalah menemukan Jaemin dengan petunjuk seadanya. "...jika yang jeno ucapkan memang benar, lawan kita hanyalah manusia dengan otak cerdik dan bukan makhluk supranatural." Mereka kini hanya berempat, yang harus dilakukan adalah menemukan pintu itu lalu menguncinya untuk selamanya. "Sebaiknya kalian berdua segera bersiap. Kita akan pergi ke pintu dengan gambar matahari."

"Baik."

Yangyang memeriksa kembali Tas miliknya, Haechan merasakan firasat buruk. Seolah sesuatu sudah menunggu mereka untuk datang ke sana. Ada bagian penting yang tidak diceritakan oleh Lee Taeyong. Cerita ini sama sekali tidak lengkap, bagian yang seharusnya diceritakan tidak diceritakan—kepingan ini yang membuatnya mencurigai banyak hal.

"Bagaimana jika kita meminta bantuan Nakamoto Yuta, bukankah dia berkata jika kita butuh sesuatu datang padanya?", Nakamoto Yuta adalah sosok penting dalam misteri ini. Keberadaannya memiliki peran yang sangat penting untuk mengakhiri kisah menyedihkan ini.

Menggerakkan tubuhnya perlahan, Jeno menghembuskan nafasnya panjang; sedikit meregangkan bagian yang sakit agar bisa bergerak bebas. Tubuhnya hanya shock karena hantaman keras tadi, sosok itu tidak main-main saat memperingatkan mereka. "Tidak. Saat si Pencari mengacau, Nakamoto Yuta hanya melihat kami berdua dengan tatapan datar. Dia hanya bergumam sesuatu Buka Pintunya kurasa kita akan dijebak jika bertanya pada pria itu.", Mengeratkan tali sepatunya, Jeno akan menemukan keberadaan Jaemin.

1》I Can Hear Your Voice : Secret | Nomin ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن