twilight conqueror-6

78 42 10
                                    

"Abi, ummi, Yusuf berangkat dulu" sambil menyalami kedua orangtuanya.

"Iya nak" jawab Abi Ahmad.

"Nak" Panggil ummi Layla. Yusuf pun berbalik mendengar panggilan itu.

"Iya ummi ada apa" Ucap Yusuf.

"Hm, begini nak ummi mau bertanya kapan kamu dan Hana memberikan ummi dan Abi cucu.

     Sontak Hana yang mendengar itu terpaku mendengar penuturan mertuanya itu, bagaimana mungkin ia saja belum melakukan kewajibannya sebagai seorang istri, bagaimana dia bisa hamil.

"Ummi ini, mereka itu baru sebulan menikah jangan terlalu dituntut begitu kasian nak Hana" Balas Abi Ahmad melihat gelagat istrinya.

"Insyaallah ummi doakan kami semoga keinginan ummi bisa terwujud" Sela Yusuf .

"Kalau begitu Yusuf berangkat dulu nanti terlambat" tambahnya lagi.

"Iya nak" Jawab ummi Layla, dengan raut wajah yang tak bisa ditebak.

"Adik, mas berangkat dulu ya" Ucap Yusuf sambil mengulurkan tangannya.

"Iya mas, hati-hati di jalan" Ucap Hana sambil mencium tangan suaminya. Tak lupa Yusuf mencium pucuk kepala istrinya.

"Assalamualaikum" Ucap Yusuf
"Wa'alaikumsalam mas"Ucap Hana.

     Setelah kepergian Yusuf, Hana kembali masuk menyusul mertuanya yang lebih dulu masuk kedalam rumah. Setelah itu Hana membereskan sisa dari sarapan paginya bersama kedua mertuanya dan suaminya. Tadi sempat melihat sekitar dapur mencari penghuni rumah yang lain tapi tak menemukannya.

"Mungkin ummi dan Abi kembali ke kamar" pikirnya. Seraya melanjutkan pekerjaan nya.

*Ya* itulah rutinitas yang Hana lakukan dikediaman Bagaskara sebulan ini, ia menjadi sosok istri dan menantu baik yang bisa dibanggakan. Tapi lain halnya dengan ibu mertuanya itu, ia kerap kali mendapat perlakuan yang tidak baik walau hanya sebatas sindiran.
     Walaupun begitu dia tak pernah berkecil hati, ia tau ini tak akan mudah tadi harus ia lewati,takdir Allah siapa yang tau, mungkin suatu saat nanti ibu mertuanya akan menyayanginya.
     Baginya beliau adalah sosok pengganti ibu yang sangat ia rindukan. Setelah letih dengan banyaknya pekerjaan yang Hana lakukan, Hana pun berniat kembali ke dalam kamar.

"Mi, tidak bisakah ummi menjaga perasaan Hana? Hana mungkin tidak seperti Fatimah tapi ia gadis yang baik, menurut dengan ummi dan lihatlah anak kita Yusuf terlihat bahagia, tidak bisakah ummi merasakan kebahagiaan itu?..

"Ummi tidak membandingkannya, ummi hanya menginginkan cucu dari mereka, apa itu salah bi? Suara ummi Layla meninggi.

     Inilah yang kerap kali Hana sesalkan karena dirinya ayah dan ibu mertuanya seringkali berdebat. Ia merasa bersalah.
     Hana pun berlalu karena tak ingin mendengar lebih jauh, ia lebih memilih kakinya membersihkan diri dan melepas lelah di dalam bakhub berisi air hangat.
     Meski ia mencoba melupakan permintaan ibu mertuanya, pikiran itu kembali dibenaknya.

"Ibu dan ayah aku merindukan kalian"lirihnya
"Andai saja kalian masih disini mungkin tak akan seberat ini, ayah aku telah menjalankan amanah mu menikah dengan pria yang ayah pilih, ia pria yang baik, tapi hana? Hana tidak tau apa Hana pantas untuknya" imbuhnya lagi.
        

Twilight ConquerorWhere stories live. Discover now