25. I'm forgive you(END)

163 64 26
                                    

Vote gratis loh, g bayar kok. Pencet tombol ⭐, g susah kan?☺️

Happy Reading😄
.
.
.

•••••••••••

Thorn berlari memasuki ruang tamu, tempat perkumpulan mereka semua saat ini. Mulai dari keluarganya, hingga teman-temannya. "Ma! Pa! Kak Edrea! Manteman!" teriak Thorn menyebut mereka hampir satu persatu selepas masuk.

Ia harus segera menginformasikan segalanya kepada mereka sebelum Solar masuk dan memotong pembicaraan dengan tidak elitnya.

Apalagi mengetahui kalau mereka bisa saja lebih percaya Solar daripada Thorn yang membuat ia semakin khawatir.

"Thorn ada kabar penting!" teriak Thorn langsung menutupi pintu depan secara kasar.

Ia berdiri tepat di depan, mencoba menahan agar nanti Solar kesulitan untuk menerobos masuk. "Napa lu kunci?" tanya Blaze heran dengan pergerakan Thorn.

"Berdiri kalem aja, Thorn," saran Taufan yang langsung ditolak oleh lawannya. "Ng--gak, gini nyaman."

"Ke topik tadi, lu mau bilang apa?" Taufan langsung menukar topik kepada hal yang memang semestinya dibicarakan. Ya, mesti ia tidak tau apa, tapi rasa ingin tahunya membesar. Sama seperti beberapa yang lainnya.

"Ini hal penting dan Thorn mau kalian memahami ini semua."

"To the point," minta Hali keburu malas mendengarkan informasinya. Ya, meski Hali memang hampir selalunya bodo amat dengan info-info yang ada.

"Bodo amat terus ampe jadi kebiasaan," ejek Taufan yang disetujui oleh Gempa dan Blaze dengan tatapan hilih.

"Y."

"Bisa ceritakan saja sekarang, Thorn? Tampaknya sudah beberapa acara terjadi tadi memotong itu semua," minta Keira. Thorn tersenyum senang. "Siy--" Belum sempat mengatakan sepatah katapun, Solar muncul dan sedang mencoba membuka pintu depan rumah yang ditahan oleh Thorn ini.

Tok tok tok

"Buka!" panggil Solar meminta pertolongan. "Thorn, pindah. Solar mau masuk tuh," minta Gempa menyuruh Thorn pindah. Bukannya berpindah, Thorn malah mengunci pintu depan dengan cepat.

"Loh loh? Kenapa neh?" heran Taufan dengan tingkah Thorn, apalagi didukung dengan wajah khawatir pada mukanya itu. "T--thorn cuma mau membicarakan ini sama kalian," jelasnya yang masih tidak membuat mereka terdiam menyetujui.

"Memang kenapa kalau Solar tau?"

"Tidak boleh!"

"I--"

"Jadi gini ... Sebenarnya janin yang Laira miliki tidak ada hubungan hasil darah dengan Ice. Yang menghamili Laira bukan Ice! Ice difitnah. Laira sudah ditugaskan oleh seseorang untuk merusak hubungan Kak Edrea dan Ice. Lalu kecelakaan orang tua dan Edrea pun bukan salah Ice! Yang Kak Edrea direncanakan oleh seseorang. Ice difitnah berkali-kali atas sesuatu yang bahkan bukan ia dalangnya," ujar Thorn menjelaskan panjang lebar sembari merasa sangat kesal dengan Solar.

"Ha? Gak percaya gue!" tolak Blaze. "Thorn bicara sejujurnya!"

"Gue juga gak percaya ..." ucap Taufan yang diikuti dengan anggukan dari Alia, Gempa, dan kedua orang tuanya.

"Anak sialan itu pasti melakukannya, Thorn. Jangan kau pihak kan," minta Adrian dan Keira tanpa sadar mengatakan hal itu secara bersamaan.

Edrea yang tidak ingat apa-apa hanya menatap dalam hening, sedangkan Hali hanya acuh. Menyilangkan tangannya bak percaya tidak percaya di antara ketidakpedulian.

You Always Mine, Edrea.(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang