15. Bitch, you jerk!

194 82 54
                                    

Sebelum baca dimohon untuk vote!🔪
Coba baca nya lewat web biar ke putar lagu nya, jangan lupa refresh yaa sehabis baca.

Happy reading🗿
.
.
.


NTT Medical Center, Tokyo Jepang.

Keromantisan secara tiba-tiba menumbuhkan rasa cemburu, Edrea berpura-pura membiarkannya. Ia ingin melihat seberapa jauh Laira menggodanya.

Laira semakin mendekati Ice, ia tersenyum imut. Namun, terkesan menggoda. Ia pun mengusap pipinya dengan manja.

Tak hanya itu, ia juga memeluk pinggang Ice sambil membenamkan kepalanya di punggungnya. Laira memeluknya dari belakang seperti tak ingin melepaskannya.

Perlakuan Laira membuat Ice merasa risih, ia mencoba melepaskan tangan Laira dari pinggangnya bukannya terlepas.

Justru Laira semakin mempererat pelukannya. Merasa Ice tidak ada perlawanan, seulas senyum tipis terukir di bibir tipisnya.

Laira merasa senang bisa bermesraan dengan lelaki idamannya. Tujuannya saat ini Laira akan merebut hatinya. Sekarang yang harus ia lakukan menjadi selingkuhan, tanpa aba-aba ia memulai aksinya.

Honey~ kok lu diam aja sih? Biasanya juga godain gue,” ujarnya bersuara manja.

“Gue datang kesini ingin bermanja denganmu.”

“Ayolah honey  jangan diam aja dong gue kangen tau.”

Honey  lu dengar nggak sih gue merindu--”

“Apaan sih lepasin nggak!”

“Nggak mau.”

“Lepasin gue!”

“Nggak mau ih.”

“Lepasin atau gue--”

“Tentu saja mau sudah lama gue tidak merasakan ciuman lembut darimu.” Laira mengusap bibir tipisnya dengan lembut lalu menjilati bibir bawahnya bermaksud ingin memancing nafsunya.

“Lu kurang obat?”

“Gue tau ini tempat nggak memadai dimanapun tempatnya biasanya kamu langsung menyambar bibirku.”

“Gue nggak--”

Please honey mau ya?”

“Nggak!”

“Biasanya kamu nggak nolak kok.”

“Ayolah sayang sekali aja.”

“Stress ini anak.”

“Fufu Kumohon bentar aja deh.”

“Sekali saja.”

Please~~”

Ice kehabisan kesabaran lalu ia langsung mencengkram kuat tangannya membuat Laira merintih. “LEPAS!”

“Nggak akan.”

“Atau tangan lu mau gue patahin.”

“I-iya, sakit.” Ice langsung melepaskan cengkramannya. Namun, hal itu tidak membuat Laira menyerah begitu saja ia terus menggodanya tanpa henti.

“Kenapa honey? Gue itu pacarmu bukankah kita menjalin hubungan dari sebulan yang lalu.”

“Gue masih ingat awal pertama kita kencan lu membawa ku ke restoran mewah disitulah kita memulai hubungan.”

“Waktu anniversary pertama kita, untuk merayakannya lu membawaku ke hotel cukup mahal. Disana lu menggodaku, menciumiku tanpa henti. Juga memakanku dengan ganas sampai pagi membuat tubuhku kesakitan.”

You Always Mine, Edrea.(END)Where stories live. Discover now