22. Memory Loss

129 62 4
                                    

Vote gratis loh, g bayar kok. Pencet tombol ⭐, g susah kan?☺️ Stop silent reader 😊

Happy Reading😗
.
.
.

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

<•ICE POV•>

Aku berjalan dengan hati tak tenang, menyusuri koridor rumah sakit. Menghiraukan suara-suara sekitar, berbagai ruangan ku lalui. Percepat langkahku sampai ruang inap kekasihku oh, maksudku bukan lagi.

Setibanya, aku menunggu di luar. Kenapa? Karna aku tak ingin mereka melihatku. Berdiri di pintu ingin melihat kondisinya. Namun, ku tak sengaja mendengar obrolan mereka.

Ah, tepatnya penjelasan Solar tentang kronologi kejadian. Ku rapatkan telingaku mendekati pintu, mendengar secara diam-diam. Ku harap tak ada yang menyadari kedatanganku.

"Edrea sebelumnya menangis penuh luka di taman. Aku yakin itu. Kedatanganku dan Hali yang disadarinya langsung membuat ia mengelap air matanya, lalu bertingkah seakan tidak ada masalah."

"Kusadari, Edrea menutup matanya sambil berjalan. Ya, kukira ia tidak akan kenapa-napa. Namun secara sadar tidak sadar, tubuhnya memasuki jalanan dan mobil datang tak terhentikan!"

"Apa karena.."

"Kejadian di kantin sebelumnya. Ini semua salah Ice, paman!"

Penjelasan terakhir membuatku terkejut. Baru ku sadari keributan hari itu berakibat fatal. Aku tak menyangka akan jadi seperti ini. Rasa bersalah menyelubungi hati meski, bukan sepenuhnya kesalahanku.

Ku langkahkan kakiku meninggalkan ruangannya. Berjalan tanpa arah yang aku sendiri pun tak tau harus kemana. Belum jauh pergi terdengar seseorang memanggilku.

Sepertinya aku mengenali suaranya. Lantas ku balikkan badanku benar saja, Blaze yang memanggilku. Dapat ku lihat tatapannya penuh kebencian. Memaklumi hal itu mungkin ia masih tak menerima kepergian mereka.

"ICE, tunggu!"

"?"

"Ikut gua!"

Ia menarikku secara paksa dan membawaku pergi menjauh dari rumah sakit. Ku lihat Thorn mengikuti kami, entah apa yang akan dilakukannya. Memasuki rumah tak berpenghuni, Blaze mendorongku sampai menghantam tembok. Lalu menarik kasar jaket yang ku kenakan. (author 1: not yaoi😒I don't like)

"Sialan kau!"

"Semua gara-gara lo !?"

"Sadar apa yang kau lakukan?"

"Kau telah membuat Edrea celaka!"

"Kalau kau tak bermesraan dengan Laira di kantin..."

"Semua tak kan jadi seperti ini."

"Apa mau mu, Ice!"

Buagh

"Tak cukup ngebuat Mama,Papa, Frostfire tiada huh?!"

"Gua pikir bakal diam."

"Ternyata kau merencanakan kecelakaan itu bukan?"

"Benar-benar pembunuh!"

"Biadab!"

Buagh .. buagh

Tonjokan terlalu keras mengakibatkan darah keluar dari mulut ku. Nyeri yang ku dapatkan terlalu sakit, dia benar-benar memukuli ku dengan kekuatannya.

"Blaze, bukan ak--"

"Ceh! Tak mau mengaku."

"Blaze.."

You Always Mine, Edrea.(END)Where stories live. Discover now