* . 15 . Earphone

334 156 51
                                    

Alloowwww, gimana hari harinya?

Btw boleh minta votenya? Makasih ya yang udah ngasih😘

Semoga hari ini dan seterusnya good day okayy!!

Bigg loaff buat kalian❤❤

HappyReading🦋🌿

"Haduh Diyna bangun udah bell ayo pulang!"

¤¤¤¤ ■ ¤¤¤¤

Seturunnya Gama dari rooftop ia berjalan kearah parkiran motor, tiba tiba saat diperjalanan dari rooftop ia terbesit ide sesat diotaknya agar Diyna mau pulang dengannya nanti. Setibanya diparkiran dia berjalan kearah motor merah milik Diyna sambil melihat kanan dan kiri untuk memastikan keadaan disekitar, setelah dirasa aman ia berjongkok diban belakang motor milik Diyna lalu mulai mengempeskan ban belakangnya ia beralih diban depan motor milik gadis judes itu dan mengempeskanya juga.

"Nah ginikan beres! Untung aja si anu anu itu ngga berangkat jadi ada kemungkinan Diyna pulang bareng gw!" ujar Gama yakin sambil berdiri dan tertawa akan apa yang ia rencanakan karena ia pikir itu akan berhasil.

Gama melihat sekeliling lagi lalu pergi meninggalkan parkiran menuju kantin untuk mengisi perutnya, tangannya menggapai benda yang ada ditelinga kananya lalu meletakkannya disaku bajunya. Disisi lain, Diyna memilih kembali kekelasnya karena entah kenapa rooftop malah membuat moodnya turun sejak tau bahwa Gama juga suka menyendiri disana.

Diyna duduk dibangkunya sambil memainkan ponselnya, guru belum datang jadi kelas masih ramai bahkan ada yang lari lari dan lempar tangkap kertas yang digumpal menjadi bola cukup besar, begini Diyna saat dikelas dan tidak ada Keanu ia akan menjadi pendiam yang kelihatan tidak bersahabat padahal saat ia ditanya ia akan menjawabnya dengan ramah.

Sebenarnya bukan masalah ia pandai bergaul atau tidak, tapi masalahnya ia terlalu malas untuk bergaul karena menurutnya sedikit merepotkan. Tapi tak ayal ia juga cukup disambut baik oleh teman seangkatan maupun adik tingkatnya karena walupun tampang judes tapi memiliki hati yang baik dan murah senyum, ditambah dengan rasa keperdulian yang tinggi jadi banyak yang ingin menjadi temannya, iya teman bukan sahabat. Jadi walupun Diyna bertemu mereka, ia hanya bertegur sapa singkat tanpa adanya topik lain, itu karena Diyna yang membangun dinding untuk mereka agak tidak terlalu masuk kedalam kehidupan pribadinya.

"Diyna boleh pinjam pensil engga sama penghapus?aku mau gambar tapi pensil sama penghapusnya ketinggalan," ucap Tersa saat ia berdiri disamping Diyna dengan kedua tangan yang diremat dan kelihatan cemas.

"Boleh Sa, jan gugup gitu lah gw engga mukul lo ko,"ujar Diyna ramah sambil tersenyum tipis lalu memberikan pensil dan penghapus yang ada didalam tas kecil tempat alat tulisnya.

"Hehe makasih banyak ya Diyna nanti aku kembaliin pas pulang sekolah boleh?"tanya Tersa saat menerima pemberian Diyna dan mulai sedikit rileks karena balasan ramah dari gadis judes didepannya ini.

"Boleh,"

"Yeyy makasii aku pake dulu yaa,"pekik Tersa girang lalu kembali ketempat duduknya dan mulai menggambar sesuai hobinya.

Diyna tersenyum melihat tingkah Tersa sekaligus menggelengkan kepalanya heran karena sudah kelas 11 tapi kelakuan masih seperti anak sekolah dasar, dan jangan lupa bahwa gadis itu juga polos.

"Selamat siang anak anak ayo kembali ketempat masing masing sekarang kita mulai pelajarannya," ucap bu guru yang datang kedalam kelas Diyna sambil membawa buku tebal bahasa indonesia.

EARPHONE 1&2 [Jaelis] Where stories live. Discover now