⁰⁰~08 < seas ² > ¿•?

105 17 1
                                    

÷! sebuah usaha ¡÷

⁰⁰

^*^

Sepulang sekolah, Yunda stand by di depan gerbang dengan mobilnya. Gama yang juga sudah keluar dari kelas melihatnya, dia mendekati Yunda yang sibuk dengan ponselnya.

"Bang,"

"Eh Gam, hari ini gw ada janji, jadi ga bisa anter lo balik, gw udah suruh supir gw buat jemput lo, tenang aja, dia orang kepercayaan gw." entah kenapa Yunda panik dan buru buru meletakan ponselnya, dan Gama dibuat keheranan.

"Oke. Terus kenapa lo kesini?"

"Mau jemput cewe gue,"

"Yunda!" teriak cewe dari arah belakang Gama dan dia mendekat.

"Hai... Diyna," Yunda menyapa Diyna sangat ramah dan bahkan mereka saling merangkul.

Gama yang melihat hanya mengerutkan alisnya, bingung kenapa Yunda bisa dekat dengan Diyna, dan ia bingung akan perasaanya yang tidak nyaman.

Satya dari kejauhan yang melihat kejadian itu langsung mendekat, "Bang lo pacaran sama Diyna?".

Gama yang mendengar itu tersentak dan langsung menatap keduanya seakan menunggu jawaban yang ia inginkan.

"Iya," jawabnya polos.

"Kok bisa?! Kan!" teriakan Satya tertahan karena ia melihat Gama.

"Kenapa? Lagian orang yang dulu cinta mati sama Diyna sekarang udah amnesia ko... ya ngga ada salahnya sih gw pacaran sama Diyna, iyakan sayang?" Satya merangkul pundak Diyna.

Diyna hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis menanggapinya, dia beralih menatap Gama yang tatapan matanya juga mengarah kepadanya, entah ada apa tapi Diyna melihat kegelisahan di mata pria itu.

"Udah yuk pulang... eh iya hampir lupa! Kan kita mau nonton dulu ya? Yaudah deh kita beli baju dulu ya buat kamu biar ganti baju ngga perlu pulang ke rumah dulu," Diyna hanya mengangguk saja menuruti kemauan Yunda.

"Yaudah gw cabut dulu ya, mau nonton sama ayang!" Yunda pergi sambil terus memeluk pundak Diyna.

Satya dan Gama bingung melihat pemandangan itu, mereka terkejut karena Yunda tidak pernah berpacaran dengan perempuan kecuali hanya dekat dan itupun sebatas teman, tapi sekarang malah dia berpacaran dan lebih hebatnya lagi, laki laki itu berpacaran dengan Diyna.

Bagi Satya memang biasa saja, karena dia hanya khawatir dengan Gama. Sedangkan Gama, susah sekali mendeskripsikan perasaanya saat melihat Yunda memeluk pundak Diyna, rasanya di hatinya seperti ada, perasaan asing.

***

Keduanya sudah berada di dalam mobil, dan menuju ke rumah Diyna, selama perjalanan, Diyna terus merasa aneh pada hatinya.

"Bang, ngga apa kita kaya gitu di depan Gama?" Diyna gelisah sebenarnya, tapi dirinya sendiri sebenarnya bingung, kenapa dia sampai mau menerima tawaran Yunda.

"Pfftt..., kenapa? Lo khawatir dia cemburu ya?" ejek Yunda, dan dibalas dengusan oleh Diyna.

"Huh?! gak tuh!".

"Iya deh pacar ku," ledeknya, bersamaan dengan ia menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Diyna.

"Berisik lo bang! Bye." Diyna dengan cepat keluar, "By the way! Makasih." dan menutup pintu mobil Yunda dengan brutal.

BRAK

"Mobil gw! Mother fucker lo Diy!" maki Yunda, yang tidak bisa di dengar Diyna karena ia sudah masuk rumahnya.

EARPHONE 1&2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang