47. CLUE DARI REVAL

Start from the beginning
                                    

Kelakuan cowok satu itu mengundang gelengan anak-anak Perganta, termasuk Gentar, Ganang, Fiki, dan juga Azkira. Mau heran tapi itu Radian Bagus.

"Jangan dimasukin hati ya, Adi emang agak somplak pagi ini. Nanti kalo udah mode buaya juga lo pada dipangil cantik lagi. Cuma tembok yang nggak dipanggil cantik sama dia," ujar Fiki pada para siswi yang menyumpah-serapahi Adi.

"Semua cewek tuh cantik, Adi. Nggak boleh gitu," tegur Azkira meninju pelan lengan Adi yang berjalan di sampingnya.

"Iya-iya tau, Cantik. Gue cuma ikut-ikutan sound toktok doang," elak Adi ingin mencubit gemas pipi Azkira tetapi sudah lebih dulu oleh Gentar.

"Nih cubit gue aja," suruh Gentar mempersilakan Adi mencubit pipinya. Tidak ada yang boleh menyentuh pipi ceweknya selain keluarga dan dirinya.

Sudah tahu kan Gentar tidak ingin berbagi kalau menyangkut tentang Azkira?

"Jingan bucin banget cowok lo, Ra!" Adi mengumpat dan menampar pelan wajah Gentar, membuat sahabatnya itu memberi tatapan sinis kepadanya.

Azkira terkekeh pelan dan menarik Gentar menjauh dari Adi. Membiarkan anak-anak Perganta yang lainnya jalan duluan. Sedangkan ia dan Gentar jalan di barisan paling akhir.

"Sakit?" tanya Azkira mengusap pelan pipi Gentar yang ditampar Adi tadi.

"Enggak, Adi namparnya pelan." Gentar meraih tangan Azkira yang mengusap pipinya lalu menggenggam tangan itu erat.

"Nanti aku ada rapat buat bazar minggu depan. Kamu mau nunggu atau aku anter pulang duluan?"

"Kasian kamu kalo harus bolak-balik aku tunggu aja sampe kamu selesai rapat. Nggak lama kan?"

Gentar menggelengkan kepalanya tidak tahu. Kemarin saja belum selesai rapat tapi sudah menghabiskan waktu dua jam. Bagaimana dengan hari ini?

"Nanti aku minta tolong bunda jemput kamu, mau?"

"Enggak ah ngerepotin bunda. Aku nunggu kamu aja," balas Azkira kekeuh.

"Kalo lama gimana?"

"Nggak pa-pa."

Gentar tersenyum dan mengacak gemas puncak kepala Azkira. Cewek kalau sudah berkata A pasti akan tetap mempertahankan pilihannya, tidak mungkin berubah jadi B, C, D, dan seterusnya.

"Aku boleh nanya sesuatu?" Azkira menoleh ke arah Gentar yang sedang menatapnya, menunggu pertanyaan yang akan ia ajukan.

"Boleh, tanya aja."

"Akhir-akhir ini aku jarang lihat Alizka sama Ganang barengan. Mereka lagi marahan ya?"

Gentar mengerutkan keningnya. Memutar memorinya ke belakang. Memang akhir-akhir ini Ganang lebih sering main dengan anak-anak Perganta. Padahal biasanya dia lebih sering menemani Alizka pergi-pergi.

"Nggak tau, Ra. Coba tanya langsung ke Ganang."

"Emang boleh aku tanya ke Ganang?"

"Boleh. Siapa yang ngelarang?"

"Kamu." Azkira menjawab dengan lugas pertanyaan itu. "Ya mungkin aja kamu bakal cemburu kalo aku ngobrol sama Ganang."

GENTAR [END]Where stories live. Discover now