9 || Mimpi Dalam Cerita

234 64 91
                                    

I warn, banyak adegan yang gaboleh ditiru.

This part contains of suicidal thought!!

㋛︎

Dulu,

Ada banyak mimpi yang ingin diwujudkan saat masa kecil.

Sekarang,

Aku mengerti, mimpi hanya bisa diwujudkan saat tertidur. Jika tidur untuk selamanya, apakah aku akan bermimpi indah?

-R E C A K A-

.
.
.

㋛︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

㋛︎

Hujan lagi-lagi membasahi peraduan. Ribuan bulir bening berisi tirta itu jatuh berhamburan lantas meleleh pada bumi. Bau petrikor selalu menenangkan. Awan gelap berarak perlahan seiring embusan angin yang datang menyambut hujan sore itu.

Seorang anak laki-laki dengan seragam putih-biru dongkernya mengadah, terlihat lengkungan indah yang bernama senyuman menghiasi wajah tampannya, dia adalah anak yang terlihat paling ceria kala hujan sore itu.

Tungkainya mulai melangkah. Membiarkan tetes demi tetes bening itu membasahi tubuh tanpa peduli dingin yang mengikuti. Dua sudut bibir anak laki-laki itu tak mengendur sekali pun meski pucat sudah menghiasi.

Aroma petrikor.

Embusan angin.

Air yang dingin.

Hujan.

Adalah kata sempurna untuk bermain. Ia menyukai semua hal tentang hujan, meski terkadang sehabis hujan mengguyur tubuhnya tak lama ia akan diserang demam. Anak laki-laki itu berlari pelan, sesekali melompat kegirangan dengan langkah yang terlihat ringan seolah mengikuti irama angin sore. Tangan dan wajahnya sesekali mengadah ke atas untuk merasakan ketenangan rintik hujan yang meleleh pada permukaan kulitnya, cara sederhana yang membuat perasaannya senang.

Tungkainya berhenti tepat di depan pintu rumah. Menatap dua manusia--satu wanita dan satu pria-- yang tengah beradu argumen tanpa sadar akan kedatangannya. Dua bahu anak laki-laki itu bergidik tak peduli, lebih memikirkan bagaimana caranya bisa cepat masuk rumah tanpa meninggalkan jejak air di lantai.

"Percaya sama aku, Mas! Aku ketemu cuma ngambil duit jatahnya Cio. Gimana pun juga dia kan tetep Ayahnya Cio, Mas!" Wanita dengan setelan ketat dan lipstik merah itu berusaha menarik lengan pria itu, mencoba meyakinkan.

"Terus lo pikir gue percaya? Gimana pun juga dia mantan suami lo. Gak mungkin ngasih duit lo secara cuma-cuma! Apalagi status lo sama gue yang masih gak jelas."

"Sumpah, Mas! Aku cuma ngambil duitnya!"

Aroma anggur tercium pekat memenuhi ruangan ketika anak laki-laki itu memutuskan memasuki rumah tak peduli air yang terus menetes dari pakaiannya, ia sudah menggigil.

RECAKAWhere stories live. Discover now