2. Kamar 11. Dwi-Evelyn(Dev)

25 4 107
                                    

Mantra hari ini harus senyum!
.
.
.
💎💎💎

Pagi hari ini, gue berniat berjalan-jalan di area kost. Udah lama sih gak jalan-jalan sambil memeriksa beberapa properti perkamar. Biasanya gue lakuin dua bulan sekali, bahkan sampai tiga bulan. Ngecek semua barang yang gue sediain, biasanya gue bakal perbaiki atau ganti kalau ada yang rusak. Iya, sepeduli itu gue sama kost gue. Gak tau ya sama kost yang lain, tapi gue lakuin ini biar kost gue tuh awet. Jadi kalau di tinggalin penghuninya yang lama, orang baru gak merasa risih.

"Pagi mbak," sapaan pagi dari penghuni kamar 13, wanita yang berdiri di depan gue ini sibuk merapikan pakaiannya yang kusut akibat jongkok membenarkan tali sepatu tadi.

Gue tersenyum simpul melihat bagaimana gurat kesal wajahnya di pagi hari, jarang banget gue lihat dia memasang wajah seeprti ini, biasanya di pagi hari dia udah memasang wajah bersinar mengalahkan sinar yang muncul di ufuk timur,"Dua harian gue gak liat lo, lagi full shift ya?" gue nyapa Ria yang udah siap berangkat kerja dengan pertanyaan klasik, ya itung-itung basa basi dulu.

"Hm, gak juga sih. Cuman lagi suka di luar aja." jawabnya ringan.Jawaban seperti ini ngingetin gue tentang pertengkaran tempo hari, asli sih masih terngiang amarah Tasa saat itu. Mungkin Ria juga masih terbawa sampai hari ini.

Gue menatap dia yang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya lalu merogoh saku tas selempangnya dan mengambil kunci yang gue tebak itu kunci kamarnya, "Lo gak nyaman ya?" tanya gue yang seperti membuat dia beneran gak nyaman dengan keberadaan gue, padahal gue nanyanya bukan tentang itu.

Gue bisa melihat dia menggeleng pelan, sambil berusaha tersenyum,"Nyaman kok, cuman lagi suka suasana luar aja. Kadang bosan juga liat suasana kost, hahaha."

Hahaha yang penuh luka, tapi gue diam aja gak bereaksi. Sepertinya nih anak beneran terpukul atas perkataan temen yang terbilang cukup akrab dengannya,"Gue mau ngecek barang di kamar lo. Ada keluhan?" gue mending alihkan pembicaraan kan? Gue mencegah dia yang ingin mengunci pintu kamar.

Ria membuka kecil pintu yang sudah tertutup lalu melihat kedalam kamar sebentar, dia memerhatikan sedikit lama bagian dapur."Gak ada sih, palingan air di wastafel yang tiba-tiba mendidih kalau tengah hari." jawabnya sengaja membuka kembali pintu lebar-lebar.

Gue mencoba melihat ke dalam kamarnya, cukup rapi. Saking rapinya, gue lihat ranjang satu gak ada seprei dan selimut seperti biasa."Jeje gak pulang?" tanya gue mencoba menyalakan lampu dengan menekan saklar beberapa kali. Siapa tau kan saklarnya rusak kayak kamar sebelah. Masalah air keran wastafel yang panas kalau siang hari emang sering di eluhkan penghuni kost, ya itu emang udah dari sananya karena keberadaan tandon air yang berada di atap jadi kalau kena matahari panas lah airnya. Itu udah di luar kehendak gue sih.

"Beberapa hari nginap di rumah temen katanya." jawab Ria ogah-ogahan. Gue bisa lihat tingkahnya yang udah beneran gak nyaman gue berada disini, gue jadi sedikit tersindir tapi gak bisa bicara banyak karena gue tau situasinya.

Gue mengangguk beberapa kali untuk meresponnya, "Jadi keluhannya cuman itu ya? Kalau ada masalah lain hubungin gue." kata gue sebelum memilih berjalan menjauh. Lagi pula gue masih punya banyak kerjaan, jadi gue gak ambil hati pengusiran secara halus oleh Ria.

"Iya mbak," jawabnya singkat yang masih bisa gue denger.Tidak seperti Ria pada umumnya, but itu bukan urusan gue kan?

Gue memasuki area kamar 12 yang di huni penghuni baru si Elgina dan Meilia. Gue udah gak peduli keberadaan Ria di belakang gue, yang pastinya suara orang yang berjalan menjauh membuat gue berpikir bahwa Ria pergi saat itu juga.Baru aja mau ngetok pintu kamar 12 untuk mengalihkan perhatian, si empunya udah nongol duluan.

Livin with Caratto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang