2. Kamar 1. Garis-Davin(Garda)

66 14 531
                                    

Vote!

Baca doa dulu biar berkah!

Baca doa dulu biar berkah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💎💎💎

"Lo mau cerita gak?"

Kalau kalian mikir gue bakal canggung sama Sarra setelah pertengkaran hari itu, kalian salah. Gue bukan orang yang seperti itu, gue gak akan nyimpan dendam yang bakal membuat kita canggung saat bertemu. Karena semuanya udah berlalu dan gak akan terulang, meski masih menyimpan rasa sakit.

Sarra menggeleng kecil, "Cuman ingin minta maaf sama mbak. Sarra udah keterlaluan kemarin."

"Wajar sih kalau lo marah, ya meskipun memang udah sangat keterlaluan. Tapi gue yakin itu bukan sisi lo, itu sisi setan yang terjebak dalam diri lo dibantu dengan emosi."

"Makasih kalau mbak udah mau mengerti, Sarra sadar maaih kekanakan menghadapi masalah. Mungkin Sarra seharusnya belum berumah tangga mengingat sikap Sarra yang masih kekakanan dalam bertindak."

Benar-benar ada yang tidak beres.

"Lo beneran gak mau cerita sesuatu?" apa gue terlihat memaksa?

"Gak ada kok mbak, kalau gitu Sarra permisi mau ke kamar dulu. Duluan mbak."

Gue cuman ngangguk dengan wajah penasaran. Gue beneran gak mau jadi cenayang ya tapi liat aja gerak gerik Sarra yang gelisah. Pasti ada sesuatu dengan dirinya atau dengan Andre?

Well, gue beneran belum bisa bersikap bodo amat terhadap permasalahan yang tak kasat mata di area kost Caratto ini.

💎💎💎

"Assalamualaikum, ada yang nungguin aku gak?"

Gue sama Garis cuman natap datar oknum yang sedang berdiri di pembatas aula depan dari arah gerbang.

"Gak usah banyak gaya! Dari mana lo?"

"Ih, jangan dibentak, Fira takut."

Huekk!

Jijik banget gue dengar suara yang di imut-imutkan mana jari tangannya dimainin lagi. Tuh anak kesambet apaan dari kampung neneknya? Kuyang? Kunti? Gendoruwo? Pocong? Apa?

"Bawa oleh-oleh apa dari kampung Fir?" tanya Garis dengan tangan yang masih sibuk mengupas kulit wortel. Fyi, gue sama Garis niat bikin bala-bala buat cemilan sore ini.

"Bawa diriku yang imut ini,"

Bentar lagi gue lemparin daun bawang nih anak. Berisik amat, datang dari kampung aja dah seheboh ini.

"Bawa utang juga kan?" tanya gue blak-blakan.

Fira mendekat, "Yaelah mbak, jangan di ungkit dong. Masalahnya dah kelar nih gue sama Sanas."

"Gue kira lo kabur."

"Maunya sih gitu tapi bukannya nutupin masalah malah nambah masalah namanya."

Livin with Caratto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang