1. Kamar 8 - Sanas-Fira(Safir)

120 20 392
                                    

Baca bismillah dulu biar halal

Baca bismillah dulu biar halal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎💎

Gue beberapa kali tersentak kaget mendengar suara cek cok an yang berasal dari kamar nomor 5. Ya, gue masih stay disini dengan ember yang gue bawa-bawa sedari tadi.

"Salah?"

"KENAPA HARUS ABID?"

"Cinta tak butuh alasan Del,"

"Klasik dan basi tau gak, lo pasti punya alasan kan?"

"IYA, Gue suka Abid karena gue kasihan sama dia yang terus ngejar lo meski udah ditolak berkali-kali. Puas?"

"IDA!"

Gue kaget dong pas pintu kamarnya terbuka dengan lebar. Bahkan Ida juga sempat kaget pas keluar dari pintu dan lihat gue sedang mematung di pembatas kamar.

"Da,"

Gue coba memanggil niatnya cuman ingin menjadi pendengarnya disaat gue tau sekarang hatinya sedang nangis. Tapi Ida tetap berjalan menjauh dan bahkan meninggalkan area kost tanpa berkata sepatah kata.

"Mbak Tiwi?"

"Del,"

"Maaf mbak, pasti mbak terganggu karena pertengkaran kami ya? Suaranya keras ya mbak?"

"Del, gue—"

"Jangan dibahas mbak. Adel tau mbak gak sengaja denger, tapi tolong biarkan kami yang urus masalah kami. Maaf kalau mengganggu mbak dan penguni lainnya. Permisi,"

Gue cuman senyum paksa saat pintu kamar Adel ditutup kembali. Kenapa kesannya gue ditolak dua orang ya? Gue padahal gak minta buat menasehati mereka. It's okay kalau mereka gak mau cerita, karena ini masalah mereka dan gue gak ada campur tangannya. Okay Tiwi, belajar untuk tidak terlalu peduli dengan masalah orang!

Baru aja gue naruh ember di kamar mandi dan bersiap untuk masak makan siang, eh ada teriakan lagi di luar. Apa lagi sih ini? Pagi ini kenapa sih? Apa ini hari untuk bertengkar?

"KAK!"

Sarra? Andre? Wait! Andre udah pulang? Bukannya kata Sarra tuh anak lagi ada kerja di luar kabupaten ya?

"Jangan tinggalin Sarra,"

"Kita cuman butuh spasi untuk mengetahui sebuah hasil dari masalah. Apakah itu berakhir dengan tanda koma atau berakhir dengan tanda titik. Yang jelas, kita sama-sama butuh ruang untuk berfikir."

Apa-apaan ini? Ngapain tuh anak bawa-bawa koper segala? Astagaa! Mau minggat apa gimana nih? Karena kaget, gue buru-buru menghampiri dong dan kebetulan ada mbak Wulan juga yang sedang berlari kearah sana.

"Sarra,"

"Mbak, kak Andre mau ninggalin Sarra, hiks."

"Kakak pergi," gue mau nahan Andre pergi tapi mbak Wulan udah nahan lebih dulu.

Livin with Caratto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang