2. Kamar 8. Sanaz-Fira (Safir)

35 7 127
                                    

Liat kodok lari-lari
Sepertinya itu hanya mimpi

Bismillah ya!

💎💎💎

"Duduk!"

Gue gak nyangka bakal dapat rejeki secepat ini, perasaan baru kemarin kamar 12 kosong, sekarang udah ada calon penghuni baru.

"Masih ada kamar kosong kan mbak?"

"Ada, lantai dua tapi,"

"Gak apa-apa mbak, yang penting kosong dan layak tinggal."

Gue natap keduanya seperkian detik, "Penghuni lama kamar itu baru pindah kemarin, gue yakin tuh kamar udah bersih. Layak tinggal." ujar gue agak gimana ya? Risih?

"Oh iya mbak, uang sewanya—"

"Sebelum bahas itu, gue mau kalian baca ini dulu." gue nyodorin selembar kertas tata tertib yang gue buat khusus untuk penghuni kost Caratto. Biar gak ngomong panjang lebar ya gue print aja rulesnya.

"Kalau sanggup, kita lanjutin acara serah terima kunci dan uang sewa." kata gue lagi.

"Uang kas bulanan ini tujuannya apa ya mbak?"

Gue ngelirik tatib nomor 5 yang berisi tentang uang kas bulanan sebesar dua ribu rupiah perhari, "Oh, selama kalian berada di lingkungan kost Caratto ini, kalian perlu menyisihkan uang sebesar dua ribu rupiah setiap harinya untuk disumbangkan ke panti asuhan nantinya." jelas gue.

"Dua orang untuk dua ribu atau?"

"Satu kamar dua ribu rupiah."

"Oh,"

"Memberatkan?"

"Tidak, ini menyenangkan."

"Baguslah,"

"Ya udah mbak, kita terima semua rulesnya. Termasuk kerja bakti di hari minggu," ucapnya agak lama.

Gue ngangguk dan ngambil lagi satu kertas persetujuan lalu menyodorkan kembali ke depan mereka, "Isi ini, nama dan lain-lain terus tanda tangan dan bayar sewa di muka seperti yang tertera dalam kertas."

"Ini mbak,"

"Ini kuncinya, kalian liat tangga itu kan? Itu tangga penghubung lantai 2. Di ujung tangga atas kalian langsung aja belok kanan dan cari kamar dengan nomor 12 itu kamar kalian. Gue gak perlu antar kan?" jelas gue lagi.

"Gak mbak, makasih."

"Ok, gue permisi karena banyak kerjaan."

"Mbak namanya siapa?"

"Liat di tatib!"

Gue malas nyebut nama gue, sengaja banget gue nulis nama di bagian akhir tatib dan di bumbui tanda tangan. Gue gak terlalu respect ma penghuni baru ini karena emang gak mau basa basi dulu, gue sibuk.

"Penghuni baru?"

Gue merhatiin Davin yang nenteng sepatunya, habis jatuh dari got?

"Iya, mumpung kamar 12 lagi kosong."

"Keren juga jampi-jampi lo, kost Caratto gak pernah kosong. Ada aja yang huni kalau penghuni lain minggat."

"Rezeki anak cantik."

"Dih, gue lempar sepatu juga tuh muka."

Gue cuman ngangkat bahu dengan muka songong.

"Lo ada semir sepatu gak?"

Livin with Caratto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang