Prolog

609 57 135
                                    

Kost Caratto?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kost Caratto?

Aneh gak sih?

Sumpah ya gue udah muak banget denger pertanyaan yang itu-itu aja.

'Kok namanya Kost Caratto? Caratto itu apaan?'

Ya mana gue tau, yang beri nama kan orangtua gue. Itu sih cuman teriakan dalam hati doang, aslinya gue ngejawab sesuai dengan petuah nyonya besar. Seperti :

'Kostnya di isi dengan orang-orang yang sekelas dengan carrot alias wortel. Makanya di namakan Kost Caratto.'

Lalu hubungannya apa ya?

Dah lah pusing, nanti gue jelasin dengan tenang. Intro dulu ya.

Kenalin, nama gue Tiwi, gue pemilik sah gedung bertingkat dua dengan 14 kamar yang memang sudah dirancang menjadi kost-kost an. Eh, sebenarnya bukan gue sih pemilik sahnya melainkan orangtua gue.

Mama gue namanya Clara, gue biasa manggil dia Buna. Papa gue dah tiada pas gue umur 8 tahun. Intinya sih, Buna nikah lagi dengan orang korea dan memutuskan buat ngikut suami barunya. Gue gak mau nyebut nama soalnya lidah gue gak cocok dengan hurufnya. Jadilah kost-kost an ini hak milik gue, Buna yang ngasih sebagai hadiah katanya.

Kenapa gue gak ngikut Buna ke Korea? Jawabannya sih simple-simple aja, gue gak cocok sama negara itu. Cukup ya, cukup penghuni kost yang bucin negara orang, gue mah cinta negara sendiri. Untuk seakarang, gak tau kalau nanti.

Ok cukup intronya, mari kita masuk ke inti. Silahkan berkenalan dengan para pemilik pintu Kost Caratto:

*PENGHUNI KOST*

1. Kamar 1 (Garis-Davin)

Kamar pertama ini di isi oleh sepasang suami istri. Mereka pengontrak pertama bahkan sebelum gedung ini dibangun, mereka udah Keep duluan. Heran gak? Iya sama gue juga heran, Buna mikir apa ya pas nerima mereka berdua?

"Ibaratnya tuh gue lahir lebih dulu dibanding lo lo pada, jadi kalau ketemu gue lo pada harus sungkem dulu. Nunduk kek gitu, hormati yang lebih tua."

Gue kadang kesal sendiri pas si Bapak Davin terhormat itu udah mulai ngebacot di depan pintu kamar sambil ngopi di saat anak-anak kost yang lain pada lewat di depan kamarnya.

Butuh banget gitu di hormati? Padahal ada penghuni yang lebih tua darinya. Malahan lebih santai, keknya suami si Garis ini emang butuh perhatian lebih.

"Ayah jangan gitu, masuk kamar. Malu ih, cepetan." begitulah Garis terus menjadi orang yang selalu turun tangan apabila suami tersayangnya itu melakukan hal gila. Gue rasa sih mereka emang cocok, harus ada Air yang tenang untuk menaklukkan Api yang nakal.

Livin with Caratto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang