Deidara menggabungkan teknologi yang ia miliki agar bisa mendeteksi Red dengan mudah.

"Ini aneh, Red tidak ada di manapun, sebenarnya apa yang dia rencanakan? Dia tidak terdeteksi." Deidara berbicara pada Gaara.

"Dia pasti akan melakukan sesuatu, ini seperti saat itu. Dia sempat tidak terdeteksi tapi melakukan penyerangan tak terduga." Gaara ingat terakhir kali Red memberikan gelombang energi yang membuat earpiece nya berdengung di depan rumah Sakura.

Sakura menghela napas dalam, ia bingung dan takut. Apakah Sakura mengajak pergi saja Gaara keluar kota? Luar negeri? Agar mereka bisa hidup dengan tenang?

Tapi bagaimana jika makhluk aneh ini masih tetap mengejarnya meskipun sudah pergi jauh?

Ia melihat wajah Gaara yang pucat, Sakura sangat khawatir dengan kondisi pria yang ia sayangi itu. Tubuhnya sudah pasti lelah dan masih belum pulih, mentalnya mungkin lebih terguncang dari pada Sakura.

"Gaara..." Sakura meraih tangannya, "Kita harus ke dalam, kau harus beristirahat lebih dulu. Biarkan orang-orang ku yang melakukan penjagaan."

Deidara mengerti maksud dari ucapan Sakura, pria itu juga setuju karena saat ini Gaara terlihat menyedihkan.

"Tapi Sakura, Red bukanlah musuh yang mudah—"

"Aku tau, sudah tidak apa-apa, kau harus istirahat dulu sekarang. Jangan dulu pikirkan tentang Red untuk sekarang, pikirkan saja diri mu sendiri." Sakura segera menariknya ke dalam rumah.

Gaara duduk di sofa, Sakura segera menyiapkan minum dan makanan, serta memberikan jaket untuk Gaara. Tangan Gaara terlihat gemetar, Sakura tidak tahan melihatnya.

Melihat Gaara yang sok kuat padahal tidak, Sakura segera mengambil obat penenang yang ia miliki untuk mengatasi gangguan kecemasan nya.

"Aku tidak tau apakah ini baik untukmu atau tidak, tapi setidaknya aku ingin berusaha semampu ku membantumu," Sakura memberikan obat tersebut pada Gaara yang langsung tersenyum lemah.

"Terima kasih," pria itu membaca petunjuk obat, sama seperti obat yang ia miliki di apartemen nya.

Ia kemudian memandang Sakura dengan sendu, ternyata masih ada hal yang belum ia pahami tentang gadis ini. Sakura yang selama ini ceria, selalu heboh ternyata selalu menutupi kecemasannya selama ini?

"Maafkan aku, Sakura," Gaara meminta maaf begitu saja, membuat Sakura nampak bingung.

"Untuk apa, Gaara?"

"Maaf karena telah salah salam memahami selama ini, rasanya aku tidak pantas menerima diri mu seperti ini. Kau terlalu—"

"Kita tidak sedang syuting sinetron Gaara," Sakura segera memotong ucapan Gaara yang malah menjadi mellow dan tidak kunjung minum obat.

"Ayo minum obatnya sekarang!" Sakura berseru pelan.

Setelah beberapa saat, Gaara akhirnya mau di bujuk untuk menyantap beberapa makanan juga. Sakura bersikeras akan marah-marah jika saja Gaara tidak menuruti perintahnya sekarang.

Sesekali Gaara melihat ke arah pintu dan jendela, ia penasaran dengan keadaan di luar. Apakah ada update terbaru tentang Red atau tidak, karena ia masih terobsesi untuk membalas Red walau ia tau makhluk itu bukan tandingannya.

"Deidara dan Pein pasti menyelesaikan nya dengan baik, kau tidak perlu khawatir," Sakura bicara untuk menjawab tatapan penasaran Gaara.

Pria itu selama makan kepalanya tidak mau diam dan terus mengintip keluar, membuat Sakura sedikit kesal.

"Apa Dei mengatakan sesuatu? Ataukah Pein sudah menghubungi kita?" Tanya Gaara dengan cemas.

"Gaara!" Sakura memekik pelan, "Sudah tenang, jangan pikirkan apapun kan sudah kubilang?"

Gaara menelan ludahnya dengan berat melihat Sakura sangat emosi padanya.

"Cepat habiskan makananmu, percaya saja pada Deidara dan Pein, mereka pasti melakukan yang terbaik untuk mu!"

"Aku tidak bisa seperti ini Sakura, aku tidak mau kau terluka juga nantinya." Gaara menyanggah, ia membantah Sakura demi ingin keluar dari rumah dan ikut menahan Red di luar jika ada.

"Gaara astaga! Percayalah pada rekan-rekan mu, terutama percayalah padaku!" Sakura menerjang tubuh Gaara dan memegangi pundak pria itu sambil menatapnya sengit.

"Aku menyayangimu, aku tidak akan diam jika makhluk itu terus berusaha melukaimu. Begitu juga jika dia berusaha melukaimu, aku yakin kau akan melakukan hal yang sama untukku."

Sakura menyentuh pipi Gaara kemudian, sambil mengelusnya perlahan, "Kita pasti akan baik-baik saja. Aku yakin itu. Jika kau ingin melawannya, kau harus dalam keadaan cukup sehat, baru aku akan mengizinkanmu."

To Be Continued...

RED LIGHT (GaaSaku) ✓Where stories live. Discover now