"Udah tidur duluan sana, aku mau ke dapur dulu" cuek Naya meninggalkan Arsen sendirian di kamar.

"SIALANNN AGRHHHHH hiks" Arsen mulai menangis sambil merebahkan tubuhnya yang sangat lelah.

"Selamat malam bidadari nya Arsen" Arsen dibuat gila oleh Naya hingga mencium guling Naya seakan itu adalah kening wanita yang sangat dicintainya itu.

•••

Naya masuk dengan wajah datar nya, entah kenapa Naya sangat kesal dengan Arsen, walaupun di hati kecilnya Naya sangat tidak tega dengan sang suami.

Dipandanginya wajah Arsen yang terlelap dengan pipi yang basah bekas air mata.

Dia tersenyum tipis melihat Arsen yang sepertinya sangat frustasi saat diabaikan.

Naya sebenarnya cukup tau kejadian itu karena Leon tadi datang sebentar untuk mengantar bukti rekaman CCTV kantor.

"Selamat malam suaminya Naya" gumam Naya pelan sambil mengecup kening suaminya tulus, dia mulai mengambil posisi disamping Arsen dan mulau menjelajah ke dunia mimpi.

•••

"Bangun" Arsen sedikit terganggu saat ada seseorang yang membangunkan nya dengan suara yang sangat dingin.

Eunghh

"Sayangagg" pekik Arsen saat akan duduk dia langsung meringis sakit.

"Aw shh, sakit banget ya Allah" ucap Arsen pelan menunduk sambil mengusap kakinya yang diperban.

Jujur Naya kasihan, tapi dia akan menguji kesabaran dan ketulusan Arsen saat ini.

"Mandi dulu" perintah Naya tegas.

"Bantuin" cicit Arsen.

Naya menghela nafas dan membantu mendudukkan Arsen di kursi roda.

Setelah mandi Arsen langsung menuju meja makan mencari sang istri.

Dia dengan tenaga seadanya mulai mendorong sendiri kursi rodanya.

"Sayangg" panggil Arsen tepat dibelakang Naya.

Naya menoleh sebentar dan langsung mengacuhkan nya lagi.

Arsen diam dan mulai mendekat untuk sarapan.

"Ini makanan kamu" Arsen menatap Naya dengan mata yang mengerjap, dia yang biasa di suapin langsung hilang dan harus makan sendiri.

Arsen mengangguk dan tersenyum tipis dan berterima kasih kepada Naya.

Arsen mulai memakan makanan nya dengan tak ada semangat.

"Aku berangkat dulu, kalau kamu mau keluar usahain chat aku dulu ya ?" Ucap Arsen yang dibalas anggukan saja oleh Naya.

Arsen mengecup sayang kening Naya dan mulai pergi menuju garasi.

Sedangkan Naya hanya acuh dan mulai membersihkan rumah.

•••

Sekarang Arsen berada di kantornya menatap jalan yang padat sambil berteriak dalam hati dan mengusap kasar wajahnya.

"Leon kesini sekarang" perintah Arsen melalui telepon.

Tok...tokk...tokk..

"Masuk" balas Arsen datar.

"Saya ingin kamu meminta rekaman CCTV ruangan saya kemarin"

"Baik pak" Leon langsung keluar menuju ruang

Beberapa menit kemudian Leon datang dengan menunduk sopan.

"Maaf pak, data CCTV kemarin hilang"

"APA!?" Murka Arsen dengan wajah merah dan nafas memburu. Dia ingin berbaikan dengan sang istri tapi apa ? Data itu hilang sebelum dijadikan bukti untuk Naya !?.

"BAGAIMANA BISA !? SIALANNNN" Geram Arsen membanting beberapa vas bunga dan melempar puluhan lembar berkas.

"S-saya akan menjelaskan apa hiks dengan Naya nanti hiks" ucap Arsen parau.

Leon segera pergi membiarkan Arsen merenungkan diri.

Drtt...drtt...drtt

Ponsel Arsen berbunyi dia melihat sekilas dan tertera nama 'Mama' pada layar.

Panggilan diangkat.

"As-

"Kerumah, kamu sekarang" ucap mama Arsen dingin.

Langsung saja Arsen menundukkan kepalanya dan bergeleng-geleng keras, pikirannya mulai berkelana mengingat sang istri yang akan meninggalkannya.

"Saya harus bagaimana Tuhan" pasrah Arsen mengadahkan kepalanya menatap langit-langit kantor.

•••

happy wekend <3

370 vote sy lanjut ~

udah bosen ya ? Sampe ga ada yang mau spam komen ") maaf ya...

SPAM KOMEN KALAU MAU ~~~

tysm <3

MY PERFECT SUAMI Where stories live. Discover now