MPH 15

159K 15.1K 1.1K
                                    

Happy Reading <3

•••

Naya pulang sampai di rumah dengan nafas yang memburu.

Apa Arsen hanya bermain-main saja dengan cinta dan ketulusannya.

Naya meneteskan air mata mengingat kejadian di ruangan Arsen tadi.

Naya langsung mengambil air wudhu dan mulai melaksanakan ibadah sholat dzuhur.

•••

Pukul 21.00 Arsen belum pulang, biasanya kalau Arsen langsung pulang dia akan pulang pukul 20.00 tapi sampai sekarang dia masih belum pulang.

Cemas dan takut yang dirasakan Naya, bagaimana pun dia marah, dia tetap akan memperhatikan Arsen.

Tok...tok...tok...

Pintu utama diketuk membuat Naya langsung berjalan cepat membukanya.

Betapa terkejutnya dia saat melihat kondisi suaminya yang sangat mengenaskan dengan kaki yang dibalut perban duduk dikursi roda dan dibantu Leon membopong kepalanya.

"K-kenapa mas Arsen pak ?" Tanya Naya gemetar.

"Saya tidak tau Nyonya, tadi saya masuk ke ruangan nya saya melihat tuan Arsen tergeletak dengan kaki yang menekuk dan saat saya bawa menuju rumah sakit katanya ada sedikit keretakan pada tulang kakinya lagi" jelas Leon membuat mata Naya berkaca-kaca.

"Saya permisi dulu ya Nyonya" pamit Leon meninggalkan rumah itu.

Naya mendekat mengelus pipi tirus Arsen.

'Naya kecewa sama kamu mas, tapi kenapa Naya gak bisa marah. Dan malah kasihan lihat kamu begini' batin Naya menangis dalam diam.

Eughh

Arsen melenguh, dia dapat merasakan kakinya yang sangat sakit, mendongak sebentar dia melihat Naya dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Sayangg" Naya hendak menjauh tapi langsung ditarik oleh Arsen dan memeluk perut Naya erat.

"Jangan menjauh, itu hanya salah paham, aku gak akan pernah mengkhianatin kamu lagi sayang" guman Arsen dengan nada lemah.

"Jangan berbohong mas" jawab Naya datar yang membuat Arsen gelagapan.

"Astaghfirullah beneran sayanggg, itu cuman salah paham, kalau kamu gak percaya besok aku tunjukin bukti CCTV ruangan aku deh" melas Arsen.

Naya pergi menuju kamar meninggalkan Arsen sendiri di ruang tamu.

"Sayanggggg" teriak Arsen. Buru-buru Arsen mengayuh kursi rodanya dengan tangan.

Saat sudah di dalam kamar Arsen melihat Naya yang berbaring memunggunginya.

"Sayangg" panggil Arsen memelas merasa diabaikan oleh Naya.

Naya bangkit dengan sedikit kesal membuat Arsen tersenyum senang, Arsen langsung merentangkan tangannya ingin dipeluk tetapi senyum itu hilang saat Naya menarik pelan tangan Arsen membantu dirinya berdiri sambil berucap

"Lain kali kalo mau nunjukin selingkuhan gak usah jauh-jauh ke kantor, udah tau capek masak, dandan sedemikian rupa, eh cuman nunjukin selingkuhannya ternyata"

Membuat bibir Arsen melengkung kebawah.

"Sayanggg mau kemana ?" Arsen memelas menahan air matanya yang akan tumpah.

MY PERFECT SUAMI Where stories live. Discover now