29 || Sekali Lagi

Mulai dari awal
                                    

Rissa tertegun mendengarnya, pikirnya semarah apa Gavin sehingga mantan pacarnya itu bisa mengambil kesimpulan bahwa Keysha yang menyebabkannya tidak masuk sekolah.

Sudut bibir Rissa terangkat, ia yakin bahwa masih ada kesempatan untuknya mendapatkan maaf dan hati Gavin kembali. Meski itu harus menyakiti seseorang.

"Terus Gavin percaya gak sama Keysha?" tanya Rissa berbinar.

"Kayaknya gak deh, soalnya muka Gavin bener-bener marah banget, bahkan Gavin bentak Keysha didepan murid yang ada dikoridor."

Bagus deh, gue gak perlu buat jauhin Keysha dari Gavin. Gue yakin dengan cara ini Gavin bakal benci sama tuh cewek.. batin Rissa tersenyum puas.

"Gue mau ke toilet dulu," ujar Rissa sebelum beranjak.

~~~~~

Diparkiran, Keysha enggan keluar dari mobil Rakael. Ia hanya menatap kosong kearah murid-murid yang berbondong-bondong masuk kedalam kelas masing-masing.

Semenjak kejadian dirumah lamanya, Keysha lebih banyak diam dari biasanya. Gadis itu masih berkelana dengan pikirannya sendiri, apa yang ia lihat semalam benar-benar diluar nalar nya.

"Lo gak mau turun? Udah nyampe," Rakael melepas sabuk pengamannya bersiap untuk keluar dari mobil.

"Kok gue ngantuk, ya liat sekolah.." gumam Keysha menyandarkan kepalanya kebelakang.

"Lo gak mandi tadi? Muka lo kusut banget," cibir Rakael terang-terangan.

Entah kenapa jika bersama gadis disampingnya itu Rakael jadi banyak bicara, setiap kata yang Rakael keluarkan begitu menohok, contoh ucapannya barusan.

"Lo kok jadi banyak bacot sih, Kel? Mulut lo makin hari makin pedes kek sambel pecel." sembur Keysha nada suaranya terdengar lelah.

Rakael memutar bola matanya malas, ia tahu apa yang sedang Keysha pikirkan saat ini. Keysha lebih banyak diam, saat dirinya bertanya gadis itu hanya membalas dengan gumaman atau sekedar anggukan kepala.

"Gue pengen bolos," cicit Keysha, masih betah dengan posisinya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07:25 itu tandanya lima menit lagi bel jam pertama dimulai.

"Gue bilangin Bunda, ya?! Lo kenapa sih? Sakit?" tanya Rakael mengerutkan keningnya.

Keysha menghela nafas beratnya, menoleh kearah Rakael yang sejak tadi banyak bicara. Rakael yang sekarang ini berbeda dengan Rakael yang sering Keysha lihat disekolah, wajah datarnya hilang entah kemana.

"Sakit, mata gue sakit liat lo," ketus Keysha melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil Rakael.

"Anak siapa sih? Gak ada lembut-lembut nya." gerutu Rakael ikut keluar, tapi dengan wajah dinginnya bin datar seperti biasa.

Banyak tatapan yang menyoroti nya, menatapnya secara terang-terangan. Namun bukan Rakael namanya jika si kutub datar itu memusingkan hal yang menurutnya tidak berguna.

Rakael berjalan dibelakang Keysha, manik tajamnya mengamati langkah kecil Keysha yang terkesan santai dan pelan, gadis berambut panjang tergerai itu seolah-olah sedang mengulur waktu jam pelajaran pertama.

Merasa banyak pasang mata yang melihatnya, Keysha menghentikan langkahnya seraya berbalik menatap horor Rakael yang dibelakangnya.

"Lo ngikutin gue? Kelas lo disana," ujar Keysha menunjuk tangga yang penghubung lantai atas dimana kelas 11 Ips 3 berada.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang