14. Why, I'm still alive?

Start from the beginning
                                    

Aku kira .. aku sudah bangun. Ku tolehkan mata ku sedikit ke bawah. Dapat kulihat, Kak Hali menatapku dalam hening.

Apa dia tidak terkejut? Eh- Elusan kudapati dengan sangat lembut, lalu terhenti dalam waktu yang relatif singkat. "Untungnya, suhumu.. sudah normal," ujarnya.

Pelaku? Tentunya Kak Hali.

"Nggak nyangka lu dah bangun, Fan. Kirain bakal.."

Tidak ada kelanjutan. Kalimat yang ia katakan berhenti dengan kata bakal.

Apa Kak Hali kira aku akan mati?

Ku tersenyum, lalu perlahan duduk. "Nggak lah! Nggak mungkin!" tolakku memancarkan aura positif. "Ya. Dah sana, tiduran lagi! Lu tuh masih butuh istirahat."

Ku terkekeh, lalu menyetujuinya. Kak Hali tuh ... meski kelihatannya tidak peduli, aslinya ya banget.

Menyebalkan sih maparin muka cuek gitu, tapi serah Kak Hali aja lah.

Eh tunggu-

Seketika ku menyadari bahwa aku masih tidak tau waktu sekarang ini. Mata menatap ke depan, ke arah jam yang menempel di dinding.

Jam 8.. pagi. Eh?

"KAK HALI!"

"!?" Dapat kulihat ia terkejut bukan main dengan mulut melontarkan kata-kata kasar yang wah banget.

Terbahak sudah ku dibuatnya. "HAHAHAHAH! Fokus apatuh~"

"Tck gada!"

"Sekolah dilupakan gitu?"

"Eh-" Sontak terdiam. Dapat kulihat raut panik mulai menyelimuti wajahnya. Ahah mantap banget, telat dong~

"Sial!" Langsung segera berlari keluar dari ruangan ku dengan cepat. "Itulah, telat kan! HAHAH! Uh-khem. Serek lagi."

Bisa-bisanya di saat semenyenangkan ini, rasa nggak nyaman muncul di tenggorokan.

Karma teh apa? Huh biarinlah, waktunya istirahat lagi.

•End Pov•

Pembelajaran telah dimulai sedari tadi. Hali yang sebelumnya terlambat secara beruntung tidak mendapatkan hukuman apapun dari sang guru.

Ia hanya fokus belajar, meskipun ada sedikit bertingkah nakal tanpa diketahui. Sama seperti yang lain di kelas masing-masing, mereka pun juga fokus belajar. Meskipun Ice dominan tidur dan ada beberapa lainnya bermain.

..ya lumayanlah.

12.00 JT.

Kringg kringgg

Waktu istirahat telah tiba. Bukan hanya istirahat, jam 12 juga menjadi waktu pulang dari sekolah mereka.

"Ayo makan!" panggil Blaze mengajak mereka ke kantin dahulu. Solar menyetujui sambil berjalan, diikuti oleh yang lainnya.

"Ice, bangun," minta Edrea sambil mengguncangkan tubuh kekasihnya itu. "Umn.., ya ya," ujar Ice dengan kepala yang bergerak ke atas dan ke bawah dengan maksud menyetujui. "Ice Ice.., tidur terus nih!"

Kekehan terlaku dengan lembut seraya berdiri perlahan. Ice pun segera berjalan bersamaan dengan Edrea ke kantin, menemui rombongan yang sudah siap untuk melahap makanan mereka yang tersaji dengan sangat enak sesuai pesanan.

"Setelah ini, kita jenguk Taufan kuy!" ajak Blaze.

"Boleh juga."

"Baiklah."

"Untuk melihat kondisinya, mungkin saja membaik."

"Ya. Jika sudah, pasti bagus."

"Tentu!" seru Thorn ikut menyetujui.

You Always Mine, Edrea.(END)Where stories live. Discover now