"Key-Keysha hanya ingin tau keadaan kak Rissa aja, Bund. Keysha takut kak Rissa kenapa-napa." Keysha sudah membulatkan tekadnya untuk datang kembali kerumah yang banyak menyimpan kenangan indahnya.

Hanya untuk mengetahui keadaan Rissa, tidak lebih.

"Bunda ijinin, asal sama abang!" ujar Safina, Keysha mendelik.

Bundanya ini sepertinya ingin lebih mendekatkan dirinya dengan es kutub yang menjelma sebagai Rakael, saudara kandungnya.

"Yaudah deh, Bund. Tapi Keysha gak bawah baju ganti. Tadinya Keysha mau balik dulu ke apart buat ganti pakaian, tapi Kael maksa-maksa Keysha buat tetep ikut sama dia," gerutu Keysha mengerucutkan bibirnya.

Safina tertawa pelan, "Kata siapa Amora gak punya pakaian disini? Ada kok, banyak malah. Se kamar-kamarnya."

Seperti ikan yang terlempar ke daratan, Keysha membuka mulutnya dengan kedua matanya yang membola sempurna.

"Maksud Bunda?"

"Ikut, Bunda." Safina membawa Keysha ke lantai atas.

Sesampainya mereka didepan pintu kamar berwarna lavender. Keyhsa masih menatap bertanya kamar siapa itu.

"Kamar Amora. Mulai sekarang, Amora harus tinggal disini. Gak ada balik ke apartemen lagi. Bunda udah nyiapin semua keperluan Amora disini, lengkap!" Safina membuka pintu kamar tersebut, masuk kedalam bersama Keysha.

Kedua mata Keysha lagi-lagi membola. Benar, semua keperluannya sudah tertata rapi didalam kamar itu. Bahkan warna favorit Keysha mendominasi ruangan itu.

"Bunda, ini luas banget. Keysha suka takut kalau diruang seluas ini, Bund." gumam Keysha seraya mengamati setiap sudut ruangan kamarnya.

"Gak usah takut, kamar abang bersebelahan dengan kamar kamu." sahut Safina santai tanpa beban.

Oh ayolah Bunda, memang Rakael dan Keysha bersaudara. Mereka sudah lama terpisah, dan ketika bertemu keduanya sudah sama-sama dewasa. Tentunya ada yang... arghh Bunda ngerti kan, maksud aku?

~~~~~

Keysha menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang empuk yang mulai saat ini akan menjadi teman setianya dalam hal apapun. Netra cantik itu menerawang langit-langit kamarnya.

Gadis itu sudah berganti pakaian santainya. Kebiasaan aneh saat masih di apartemen pelan-pelan ia hilangkan. Sadar jika ia tidak lagi berada di satu tempat sendirian.

"Sampai gue tau hilangnya Rissa ada hubungannya dengan lo, gue gak akan segan-segan nyakitin lo lebih dari ini."

ucapan Gavin teringat kembali, hanya sekedar ucapan semata tapi sangat melukai hatinya. Sejauh apa hubungan Gavin dengan kakaknya? Hingga sebegitu nya Gavin terhadapnya.

"Lo cinta banget ya, Vin sama kak Rissa?"

"Pernah gak sih, Vin. Lo liat gue dikit aja." air mata Keysha menetes tanpa embel-embel apapun.

Keysha tersenyum kecut, menyeka air matanya. Banyak kesempatan yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan hati seorang Gavin.

Dengan berat hati, Keysha bangun dari rebahannya. Ia harus mendapatkan jawaban atas tuduhan Gavin beberapa hari ini.

Garis Takdir [END]Where stories live. Discover now