Naya mengangguk.

"Ayo" Naya mendorong kursi roda Arsen sambil mencari martabak keinginan Arsen.

Setelah mendapatkan jajanan pagi, Naya dan Arsen mulai berjalan menuju rumah karena matahari mulai terik.

Diperjalanan Naya melihat sebuah mobil pickup yang membawa sayuran dan buah-buahan.

"Mas, Naya belanja dulu ya" izin Naya.

Arsen hanya mengangguk, jarak kursi roda dan mobil belanjaan tak jauh, dia dapat melihat Naya yang memiliki jiwa keibuan.

Menego harga barang, bahkan jajanan tadi Naya yang membelikan karena Arsen lupa membawa dompetnya.

Arsen merasa tak enak dengan Naya, dia teringat masa itu, membentak Naya hanya karena Naya memakan makanannya, tidak memberikan Naya uang untuk belanja maupun jajan.

"Mas" Naya menyapa sambil membawa 2 kantong belanjaan.

"Pulang yuk" ajak Naya, yang diangguki oleh Arsen.

•••

"Assalamualaikum" Naya dan Arsen masuk kedalam rumah, tepat didepannya sudah ada mama Mela yang tersenyum haru melihat kedatangan anak dan menantunya.

"Waalaikumsalam, Masyallah panas banget pagi-pagi lihat yang mesra-mesra gini" goda mama Mela.

"Apaansih ma" cuek Arsen.

Berbeda dengan Naya yang salting.

"Arsen sama Naya udah mulai dari awal, biarlah yang lalu menjadi pelajaran" Arsen membawa tangan Naya untuk dikecup dan dielus.

"Masyallaah, ini yang dari dulu mama mau" mama Mela memeluk tubuh Naya.

"Udah-udah, ngapain sih pakai peluk-peluk Naya" kesal bercampur posesive Arsen tunjukkan membuat mama Mela tersenyum menggoda.

"Ya biar dong, kan dia menantu mama" jawab baba Mela santai.

"Tapi dia istri Arsen" Arsen memeluk pinggang Naya.

Mama Mela memutar bola matanya malas.

"Udah-udah, kok malah ribut, mas Arsen mau kemana ? Naya mau masak dulu soalnya"

"Dimeja makan aja, biar bisa lihat kamu" Naya dibuat salting lagi oleh ucapan Arsen sedangkan mama Mela hanya menggeleng-gelengkan kepala, tapi dia bersyukur bisa melihat sang anak yang mulai menerima menantunya itu.

•••

Arsen melihat mama dan Naya yang sedang memasak diiringi dengan candaan-candaan kocak.

Dia tersenyum hangat melihat kedua wanita kesayangannya yang terus tertawa.

Makanan sudah dihidangkan, Naya tetap berdiri diam disamping Arsen, melihat semuanya tidak membutuhkan dia, dia undur diri.

"Naya kedapur dulu ya" pamit Naya dan langsung dicekal Arsen.

"Ngapain" tanya Arsen.

"Kan.." Naya tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena takut menyinggung suaminya, dia memilih menunduk dan memilin bajunya.

MY PERFECT SUAMI Where stories live. Discover now