Myself: Dragon Lord

523 80 8
                                    

"Selamat datang, anakku."

–Lord Sherrit

—<<<~o~>>>—

"Aaaahhhhh!"

Teriakan bergema disetiap sudut white castle, dinding putih yang menjulang bergetar hebat akibat teriakan tangis dari seorang ibu yang kehilangan anak-anaknya.

Sebagian besar bangunan kastil hancur, menyisakan puing-puing reruntuhan, mengubur seluruh mimpi dari naga putih yang kini berteriak dengan cairan hangat yang telah mengambil bentuk air terjun di kedua sudut pelupuk matanya.

Dia tidak bisa menghentikan dirinya yang menangis, berteriak, terus berusaha melepaskan diri dari bangunan putih yang telah hancur, dia ingin pergi.

Dia harus menyelamatkan anaknya, dia harus, dia harus.

Naga putih itu–Lord Sherrit, dia terus berteriak dengan perasaan ngeri, takut, amarah, kekecewaan, perasaan terkhianati.

Namun dia tidak bisa melangkah keluar dari sana, untuk menghancurkan pelaku yang telah merampas mimpi terakhirnya setelah mati, mimpi untuk menemani kedua anaknya tumbuh.

Sherrit terjebak di tempat yang semula dia puja-puja dan bermimpi bahagia akan bagaimana kedua anaknya tumbuh menjadi naga yang perkasa.

Lupakan tumbuh, anaknya mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menetas dari telur.

Dan dia tidak ada disana. Seorang ibu tidak lagi bisa menemani anaknya tumbuh, seorang ibu telah gagal dari tugasnya untuk memastikan anaknya jauh dari bahaya.

Perlahan, Sherrit tertawa, menyadari fakta yang menusuk seluruh kesadarannya layaknya belati, dimana belati itu melukainya dengan cara paling menyakitkan untuk menamparnya dengan fakta, fakta bahwa sedari awal, dialah yang menyebabkan kehancurannya sendiri.

Dia terlalu percaya, dia begitu nyaman dengan kepercayaan hingga tidak menyadari sebesar apa kekecewaan yang menunggu di ujung.

Sherrit terus memutar kembali mimpi-mimpi yang mengisi waktu tuanya, yang membuatnya tersenyum sepanjang waktu layaknya idiot akan seberapa bahagia dia jika mimpi itu menjadi kenyataan.

Dia ingat, saat dia masih mengandung, bagaimana dia akan terus bercerita, bagaimana dia akan terus mengatakan harapan demi harapan agar kedua anaknya tumbuh bahagia.

Dia ingat, saat dia memeras setiap energi kehidupannya sebagai naga untuk membangun white castle, memasang berbagai mantra perlindungan, bagaimana dia akan terus memandang ke arah kedua anaknya setiap saat sambil berkata, 'Ibu akan membuatkan kalian tempat paling nyaman untuk tumbuh. Tumbuhlah dengan bahagia dan jadilah naga perkasa.'

Dia berkata penuh kebanggaan saat itu. Sherrit percaya bahwa anaknya akan tumbuh bahagia, karena dia akan ada untuk mereka.

Sherrit percaya.

Tetapi yang menunggunya di ujung kepercayaan itu adalah kekecewaan terbesar.

Kekecewaan dimana dia tidak berhasil melindungi anaknya, dimana dia telah gagal sebagai seorang ibu.

Bahwa dia terlalu percaya, dia terlalu ceroboh.

Naga putih terlalu percaya dengan sahabatnya, dengan seorang dragon slayer yang telah dia kenal sejak lama.

Cukup lama hingga dia tanpa waspada mengajukan permintaan untuk memastikan anaknya tumbuh bahagia ketika dirinya tersegel hingga salah satu dari anaknya menetas.

Myself || Cale Henituse (TCF)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant