Myself: Dearest Dongsaeng

916 139 16
                                    

"Dia adalah dongsaeng yang merepotkan. Sakit kepala berwujud manusia."

—Alberu Crossman

—<<<~~o~~>>>—

Kebohongan.

Mungkin itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupan seorang Alberu Crossman. Dia terbiasa dengan itu.

Fakta bahwa dia adalah seperempat Dark Elf menjelaskan segalanya.

Seseorang yang tak bisa menjadi diri sendiri.

Sebenarnya, Alberu tidak terlalu peduli. Akan fakta dimana dirinya sebagai pangeran pertama yang diasingkan. Dia tak masalah dengan itu.

Karena dia telah berencana untuk menajamkan pedangnya.

Dia memecat semua pelayan dan koki di kastil pangeran pertama kerajaan. Hanya menyisakan pelayan dan koki yang sebenarnya bagian dari Dark Elf.

Dia membatasi sebanyak apa dia bisa makan, sehingga tubuhnya kurus dan terlihat tidak berdaya.

Dia belajar secara mandiri seluruh pelajaran dasar yang harus dipelajari sebagai seorang pangeran. Ketika umumnya hal itu membutuhkan banyak usaha dan waktu dengan bimbingan para instruktur kerajaan.

Dia diam-diam berlatih di ruang latihan bawah tanah setiap malam. Berlatih segala jenis senjata, sendirian, dengan tubuhnya yang kurus, dan dia melakukannya setiap hari.

Alberu terbiasa dengan tatapan menilai atau tatapan merendahkan dari sekitarnya.

Bahkan setelah menjadi putra mahkota dengan segala usahanya, dia masih menerima tatapan serupa.

Mau bagaimana lagi, dia adalah seorang putra mahkota tanpa kuasa apa-apa.

Dia mulai merasa frustasi. Satu-satunya tujuan yang membuat Alberu bisa tetap melangkah adalah untuk menjadi raja dan memimpin kerajaan Roan menuju kejayaan.

Itu saja.

Bahkan jika dia harus menggunakan cara yang sama sekali berbalik dengan statusnya sebagai putra mahkota, dia akan melakukannya.

Namun tidak bisa dihindari bila ia merasa kosong.

Setiap manusia memiliki perasaan, tanpa terkecuali Alberu. Bahkan jika dia terbiasa sendirian, bukan berarti dia ingin sendirian.

Tidak ada manusia yang dapat hidup sendirian.

Sekalipun dia tak mengatakan apa-apa, jauh dalam lubuk hati terdalam putra mahkota itu, dia masih mengharapkan keluarga.

Alberu tidak melihat Raja Zed Crossman sebagai ayah, dia melihatnya sebagai Raja Kerajaan Roan. Karena itulah dia memanggil dengan sebutan, 'Yang mulia' dan bukan 'Ayah'.

Itu berlaku untuk ratu, pangeran kedua, pangeran ketiga, dan lainnya.

Tidak peduli seberapa keras, seberapa banyak, seberapa dalam dia melihat dan memikirkan berkali-kali.

Alberu tidak bisa melihat mereka sebagai keluarga.

Satu-satunya yang dekat dan dianggap sebagai keluarga adalah bibinya, Tasha.

Tentu, dia merasa sangat bersyukur untuk itu. Tetapi wajar bagi seorang anak menginginkan kasih sayang. Wajar bagi seorang anak menginginkan perhatian dari orang tua mereka.

Myself || Cale Henituse (TCF)Where stories live. Discover now