Setelah berada di luar kantin, Adi bertanya pada Gentar, "Fiki cabut gara-gara Ganang curiga sama Arin?"

"Belum tentu."

Mereka berdua menyejajarkan langkahnya dengan langkah Fiki. Tidak ada yang bersuara setelahnya. Sampai mereka tiba di depan kelas XII IPS 3, kelas Azkira dan Arin.

"Lo mau ngapain?" Adi menahan lengan Fiki yang hendak masuk ke dalam. "Mau nyamperin Arin?"

"Bukan urusan lo." Fiki menarik lengannya dari cekalan Adi dan menemui Arin yang sedang mengobrol santai dengan Azkira.

"Di sini aja," suruh Gentar membentangkan tangannya saat Adi hendak ikut Fiki masuk ke dalam.

"Fiki mau ngapain?"

"Kita liat dari sini."

Di dalam kelas, siswa-siswi yang melihat kedatangan Fiki dengan raut wajah dingin pun kebingungan. Terutama Azkira dan Arin.

"Tumben ke sini, kenapa Ki?" tanya Azkira sedikit mendongak agar bisa memperhatikan Fiki.

"Pinjem Arin sebentar, Ra," izin Fiki langsung menarik lembut tangan Arin.

Cewek itu menunduk melihat tangannya yang digenggam Fiki lalu beralih menatap Azkira, memberi isyarat jika ia juga tidak tahu ada apa dengan Fiki hari ini.

"Woi mau ke mana lo berdua?" Adi berteriak saat Fiki dan Arin keluar kelas lalu pergi.

"Kejar jangan, Gen?"

"Jangan. Fiki mau pedekate kayanya." Gentar terkekeh pelan membuat Adi meninju pelan lengannya.

"Becanda lo, Gen? Mukanya Fiki kaya mau ngajak ribut gitu dari tadi."

"Biarin aja, Fiki nggak bakal macem-macem sama Arin. Percaya sama gue."

Adi lantas menganggukkan kepalanya menurut. "Tapi gue masih kepikiran kata-kata Ganang, emang bener Arin yang jahatin Azkira selama ini?"

"Yang nyuruh jangan main tuduh-tuduhan lo, tapi lo juga yang kepikiran. Bego," balas Gentar menoyor pelan kepala Adi.

Gentar mendekat ke jendela yang mengarah langsung ke Azkira. Ia melambaikan tangan dan dibalas lambaian pula oleh pacarnya itu.

"Boleh masuk?" tanya Gentar seraya menunjuk ke arah dalam. Azkira menganggukkan kepalanya.

"Lo mau pacaran? Gue gimana?" Adi menunjuk dirinya sendiri.

"Kata gue sih lo ke kelas aja deh, Di, daripada jadi nyamuk."

Tawa Gentar terdengar sangat bahagia bisa membuat fakboy seperti Adi cengo dan menatapnya gamang.

"Raaaaa, Gentar nakal!" Adi lari mendekati Azkira dan mengadu pada cewek itu.

"Boong, Ra," sangkal Gentar menarik Adi ke belakang agar tidak dekat-dekat dengan Azkira.

"Astaghfirullah, posesif banget lo jadi cowo," ucap Adi mencibir.

"Berisik." Gentar melirik sahabatnya itu dengan sinis lalu menarik kursi mendekat ke arah Azkira. Gentar duduk lalu melihat ke arah bawah meja. Kaki Azkira yang satu terbalut perban dan yang satunya lagi memakai sepatu.

"Masih sakit banget?"

Azkira tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Enggak kok," katanya.

"Arin tadi mau dibawa kemana ya sama Fiki? Mereka berantem lagi?" tanya Azkira masih kebingungan dengan kejadian tadi.

"Fiki mau pedekate sama Arin," jawab Gentar dengan santai. Ia tidak mau mengatakan kalau Fiki terganggu dengan kalimat Ganang yang terang-terangan menyinggung soal Arin.

GENTAR [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα