26 || Sahabat Kecil

Mulai dari awal
                                    

"Terus apa kabar sama hati lo yang selalu disakiti sama dia? Apa lo gak mikirin itu?" suara Zean meninggi.

"Apaan sih? Kok lo jadi marah-marah gini?" Keysha menatap heran Zean.

Zean menghela nafasnya, "Key! Gue kayak gini cuma gak mau selalu harapin apa yang belum tentu lo dapatin, apalagi orang itu Gavin."

"Terus apa hubungannya dengan lo? Ini urusan gue, lo terlalu jauh campurin urusan gue, Ze." sentak Keysha tersulut emosi.

Zean tertegun mendengarnya, ini pertama kalinya ia mendengar kata 'urusan' dari mulut Keysha. Selama mereka bersahabat, baik Zean maupun Keysha tidak pernah mengucapkan kata tersebut. Zean dan dan Keysha sudah bersahabat sejak kecil, keduanya sama-sama tahu sifat satu sama lain.

"Iya.. gue sadar, gue terlalu jauh ikut campur urusan lo. Asal lo tau, Key. Gue ikut campur urusan lo karena lo sahabat satu-satunya yang gue punya. Dan sekarang?" Zean menjeda ucapannya sembari terkekeh kecil, "Gue gak akan ikut campur urusan lo lagi, mulai detik ini." sambungannya.

Sadar akan ucapannya barusan, Keysha menggelengkan kepalanya. Merutuki dirinya yang sejak tadi tidak terkontrol.

"Ze, maksud gue gak─"

"Gue ngerti, santai aja." sahut Zean, setelahnya ia pergi meninggalkan Keysha yang mulai diserang gelisah.

"Zean!" panggil Keysha.

Zean menghentikan langkahnya sambil menghela nafas beratnya, dengan tersenyum Zean membalikkan tubuhnya, "Lo tenang aja, kita tetep sahabatan kok," ucapnya, lalu melanjutkan langkahnya.

"Ze.." lirih Keysha.

Untuk pertama kalinya ia menyakiti hati Zean.

~~~~~

"Lo berdua dari mana aja? Bolos gak ngajak-ngajak, untung jam pertama gak ada guru." dumel Alika menatap sebal kedua sahabatnya.

Dua orang yang dimaksud Alika, hanya menampilkan wajah datar mereka masing-masing. Tanpa menjawab Keysha dan Chika melewati Alika, duduk dibangku masing-masing.

Alika mengernyit, "Pada kenapa, sih? Woy Keysha, Chika?"

"Diem, Lik." jawab keduanya bersamaan.

"Lah, sahabat gue ngapa dah?" Alika menempelkan punggung tangannya ke dahi Keysha dan Chika bergantian, "Anget kok, astaga.. jangan bilang kalian kesambet setan bolos.." desis Alika, sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Bacot, lu!" semprot Chika sambil memakai airpods nya.

Sedang Keysha? Gadis itu memilih menelusupkan kepalanya diatas kedua lengannya menghadap dinding. Jujur, Keysha sangat gelisah sekarang ini. Dia menyesal sudah berkata seperti itu pada Zean. Terlihat jelas raut kekecewaan dari mata Zean.

Ingatan Keysha melambung jauh pada saat pertama kalinya ia bertemu Zean. Hari dimana ia tidak sengaja membuat Zean kecil menangis.

Flashback on

"Asik.. Keysha punya sepeda baru.." seru Keysha kecil berumur 6 tahun.

"Gimana? Keysha suka kan sama sepedanya?" tanya Anton tak kalah senang, gaji pertamanya ia belikan sepeda buat kedua anak-anaknya.

Rissa dan Keysha.

"Suka kok, Yah. Tapi Keysha belum tau naik sepeda." cicit Keysha kecil melengkungkan bibirnya.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang