24.

613 96 5
                                    

"Tondi sibuk magang di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tondi sibuk magang di Jakarta. Jangan diganggu dulu, dia harus fokus."

Entah kenapa intonasi Reya terdengar lebih cuek, rautnya juga tak terlihat mengenakan.

Byanel mengangguk sambil ber'oh' ria, berusaha untuk tidak terlihat galau dihadapan teman kecilnya itu.

"Kok diem? Ada yang mau ditanyain lagi?"

Menggeleng, Byanel tersenyum simpul. "Gak ada, makasih Rey."

Reya mengangguk, lalu melangkah meninggalkan Byanel yang mematung di depan gedung teknik tanpa sepatah kata.

Dan kini, Byanel duduk di bangku kafe dengan Harsa di depannya.

Harsa menyeruput kafein sambil menatap Byanel, kemudian mengecap lidahnya sebelum memulai kata.

"Maneh denial, Yan."

Byanel sedikit memiringkan kepalanya mendengar kalimat cowok rambut gondrong itu.

"Jangan kayak gitu," lanjutnya.

Lagi-lagi Byanel gak bisa menjawab, dia hanya cemberut sambil memainkan kunci motor di atas meja.

Harsa yang melihatnya menghela napas jera. "Di sini yang galau bukan lo doang, Tondi juga."

"Gue tau, Sa."

"Yola gimana?"

"Gue gak tau."

"Gue kasih tau, kalau masih sayang Yola, ya Yola aja, Yan. Kalau kayak gitu caranyamah lo brengsek berarti."

"Sa, dari dulu gue emang brengsek."

"Atau gini deh, apa yang bikin lo takut jatuh cinta sama Tondi selain karena dosa?"

Byanel terdiam sejenak.

"Justru itu, gue takut sama dosa."

Dari kalimat itu, Harsa sudah paham.

"Siapa yang mau kayak gini sih, Yan? Suka sesama gender itu lebih sulit dari suka secara diam-diam sama sahabat. Selain karena dosa, orang-orang juga gak semuanya terima hubungan kayak gitu. Tapi, kebahagiaan orang itu beda-beda, kan? Maaf sebelumnya kalau gue ada salah kata, gue gak terlalu paham soal ini." Harsa menyeruput minumannya dengan khidmat, lalu kembali berkata,

"Rasa suka itu datang secara tiba-tiba, gak pandang usia, gak pandang materi, gak pandang gender. Kalau suka sama seseorang, ya berarti lo suka, gak bisa menghindar. Satu-satunya jalan, pendam atau ungkapkan. Kata gue mending confess sih, mau diterima atau enggak setidaknya kita udah bilang. Kalau disukai balik ya syukur. Kalau enggak, ya gapapa. Berarti dia bukan orangnya. Tapi di cerita lu, kalian sama-sama suka, tapi terhalang gengsi. Yang gengsi siapa? Elu, Byanjing."

Byanel mencebikkan bibirnya mendengar kalimat di akhir.

"Selain gengsi, gue juga belum siap memulai kisah di lembaran baru sama Tondi."

Huge Mood - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang