02.

1.1K 152 5
                                    

"Kak tondi, beneran gak liat A' Byan?"

"Iya, kamu gak coba telepon temen-temen Byan?"

"Cia udah telepon Kak Harsa, katanya A' Byan gak ada di sana. Kak Harsa juga udah telepon temen-temennya yang lain, tapi mereka gak liat A' Byan. Hiks ... Mama khawatir, Papa juga marah-marah terus."

Percakapan di lantai bawah terdengar sampai kamarnya, Byanel dapat mendengar Cia—adik tirinya—menangis. Ia sedikit iba, dan merasa menyesal. Tapi hati kecilnya mencoba untuk tetap teguh pada keputusannya.

"Yan?" Panggil Tondi.

Cklek

Byanel membuka pintu secara perlahan, lalu menyembulkan kepalanya di celah pintu. "Cia udah pergi?"

Tondi mengangguk, kemudian cengiran terulas di wajah Byanel.

"Kenapa?" Tanya Tondi.

"Apanya?"

"Kenapa kabur?"

"Gakpapa."

"Bilang."

"Gue bilang gakpapa, Bang Tonduy."

"Bilang," ulang Tondi, sorotnya berubah tajam.

Byanel menunduk, ia tak bergeming. Lagi pula, ini kesalahannya. Jadi, yang ada pasti Tondi akan balik memarahinya juga.

Terdengar hembusan napas kasar, membuat Byanel mendongak membalas tatapan Tondi.

"Hoodie udah di cuci?"

Byanel menggeleng pelan.

"Ah, maneh mah. Sini, mau gua cuci."

_____

Tondi memanaskan motor Vespa, tak lupa helm yang sudah terpasang di kepalanya.

"Ssttt! Bang? Woy!" Byanel menyembulkan kepalanya di balik pintu, suaranya nyaris berbisik memanggil Tondi di halaman rumah.

Tondi menoleh, mengangkat sedikit helmnya melihat sang adik sepupu. "Naon, sih?" Setelah itu melangkah mendekat.

"Kenapa?" Tanyanya, lagi.

"Kalau gue keluar, nanti orang rumah tau kalau gue ada di sini. Gimana atuh?"

"Kata gua mending jangan ikut, cari aman, bro."

"Yah ilah, bosennnn!"

"Hoodie gua udah kering belum? Pake, jangan lupa kepalanya tutupin pake tudung hoodie."

Byanel mengangguk, berlari ke dalam rumah. Tak menunggu lama, cowok manis itu kembali menggunakan hoodie abu milik Tondi.

"Dibilang tudungnya pake ... " Tangan Tondi mengulur ke belakang, mengangkat tudung hoodie tersebut dan menutupi kepala Byanel. "Tuh, helm bogo. Pake."

"Iyaaaa."

_____

Vespa biru itu menelusuri jalan Braga. Tempat paling aesthetic di daerah Bandung, begitulah kata orang-orang.

Byanel memegang kedua bahu Tondi, senyumnya mengembang melihat jalanan kota yang ramai. Bahkan, mereka sempat terjebak macet. Dan di tengah perjalanan, mereka membeli kue ape, lalu memakannya bersama sambil duduk di kursi yang ada di Braga.

"Libur semester bentar lagi berakhir," ucap Byanel tiba-tiba.

Tondi sibuk mengunyah pinggiran kue ape. "Masih lama, koplok."

"3 minggu itu bentar lagi, koplok."

"Iya, terserah maneh lah. Kenapa emangnya?"

"Maneh pulang ke Bogor."

"Nya heeh, pulang kemana lagi emangnya?"
(Ya iya)

"Rahmatullah."

"Cocot sia cuk!"

Byanel terkikik geli, "gak mau tinggal di Bandung aja gitu?" Penuturan Byanel membuat Tondi memasang senyum menggoda. "Kunaon, maneh takut kangen nanti sama aing?"

"Iya, pastinya gue kangen bikin elu emosi."

"Emang hobi sia eta mah, Yan."

Pemuda manis itu kembali terkikik.

_____

Sampailah mereka di sebuah coffee shop, Tondi menuntun tangan Byanel dan membawanya masuk. Di sana, mereka disambut oleh seorang barista.

"Selamat datang. tumben telat, Ton?"

"Bawa bayi rewel."

"Hahaha, ini? Manis banget."

Tondi menoleh ke belakang, melihat Byanel yang sibuk mengetik pada ponselnya menggunakan sebelah tangan. Karena tangan satunya digenggam oleh Tondi.

"Adik gua, apa yang lo pikirin?"

Barista bernama Mark itu tersenyum, namun dalam senyumnya tersimpan sebuah kecurigaan. Dan Tondi tahu akan hal itu.

"Di mana yang lain?" Tanya Tondi kemudian.

"Lantai atas. sekalian, nih. Mau pesan apa?" Ucap Mark, lebih ke menawarkan.

Byanel yang mendengar itu langsung berhenti memainkan ponsel, menatap barista tersebut berbinar. "Dua ice americano," ucapnya cepat disertai senyuman lebar.

Mark melihat Tondi sejenak, kemudian membalas senyuman Byanel dan mengangguk setelahnya.

"Oh iya, Bang Tonduy? Pulangnya traktir Cheesecake, okay? Deal!"

Tondi mengangguk, mengusak brutal surai lembut Byanel sampai sang empunya mengerang kesal.














××

Huge Mood - Minsung ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ