Chapther 1 "Club Gaib"

9 2 0
                                    

•×Kalo kalian ga dapet nomer ganjil pasti dapet nomer genapו

×
×
×
×××

•••••••••••••••

"Kok gue cantik banget yaa!?" monolog gadis yang sedang bercermin di toilet sambil membenarkan surai hitamnya. Tak sampai itu saja, dia juga memperagakan gaya ala model-model, dia tersenyum cerah.

"Ahh.. Rowena Bell Dante. Lo kok cantik banget." Dia masih mengagumi dirinya sendiri. Ini adalah definisi mencintai diri sendiri, kalau kalian ingin tau.

"Sinting lo bocah!" teriakan itu menggema di toilet, sedangkan sang gadis tidak menanggapinya.

"Wahai mbak Sari penunggu toilet. Lo sirik banget sama kecantikan gue!"

"Bukannya sirik, tapi muka lo emang pas-pasan jadi jangan sok cantik!"

"Dasar demit! Ini salah satu cara biar gue ngga insekyurr sama cewek cakep diluar sana!"

"Dihh.. bacot lo bocah."

Bell menghela nafas kesal, mbak Sari si penunggu toilet ini memang jago debat. Jadi maklumin aja kalau Bell sering kalah adu mulut sama mbak Sari. Jangan kaget kenapa Bell bisa ngomong plus lihat Mbak Sari, karena Bell di berikan kelebihan sama Tuhan.

"Pagi-pagi mata gue udah seger ngeliat cowok ganteng di toilet." Muka pucat mbak Sari terlihat berbinar, meskipun dia demit yang kesasar tapi matanya masih jelalatan kalau ngeliat cowok ganteng.

"Dihh mesum banget jadi dedemit!"

"Iri bilang bos! Bilang aja kalau lo juga pengen ngeliat cogan!"

"Dihh.. lagian gue ketemu terus sama cogan. Ngga kayak mbak Sari Cuma bisa keluyuran di sekolah, kalau gue bisa kemana aja!"

Mbak Sari cemberut lalu keluar dari toilet. Bell cengingisan melihatnya, lagian mbak Sari udah jadi demit masih aja centil.

Bell keluar dari toilet, sebentar lagi jam istirahat. Usahanya berdiam diri di toilet sedikit membuahkan hasil, dia bisa menghindari mata pelajaran matematika.

Mungkin saja beberapa teman sekelasnya menggerutu sebal karena Bell terlalu lama di toilet, lagian mereka juga ingin bolos.

"Anjir lo Bell! Gue nungguin lo balik ke kelas!! Gue juga pengen bolos!" teriakan Sisil teman sekelas Bell, gadis itu menggerutu sebal sambil menonjok pelan lengan Bell. Gadis itu terkikik pelan lalu mengemasi bukunya.

"Hehe.. maafin Bell kawan-kawan! Bell sengaja, lagian Bell ngantuk banget." Ucapan polos Bell mengundang decakan kesal dari penghuni kelas.

"Bell jangan bolos lagi! Gue udah ngga bisa ngeyakinin Pak Suwandi lagi!" intrupsi Rio ketua kelas X IPS 2, laki-laki berkacamata itu mengomeli Bell dan membuat seisi kelas senang karena Bell mendapat ceramah dari Rio yang dari SMP suka ngomel, bahkan omelannya melebihi emak-emak.

"Yo! Di belakang lo ada Mbak Sari."

Sekelas langsung merinding saat Bell mengatakan kalimat itu, pasalnya omongan Bell ngga pernah main-main. Mereka juga udah tau kalau Bell bisa melihat hal-hal gaib.

"Ehe canda. Gue pergi dulu yup!" Bell menjulurkan lidahnya sebagai tanda perpisahan.

Gadis itu bersenandung ria dalam perjalanan menuju kelas teman-temannya, sesekali dia menyapa murid yang dia kenal.

"Ehh anjir!"

Tangan Bell di Tarik oleh kakak kelasnya, dia mendesis pelan dan tetap mengikuti langkah kakak kelasnya yang terlihat terburu-buru.

"Aduhh Kak! Bell bukan kambing jadi jangan di Tarik mulu."

"Ini penting Bell! Pokoknya lo harus lihat!"

Mereka berdua memasuki ruangan bertuliskan club membaca. Tapi jangan melihat luarnya dulu, meskipun di pintu depan tulisannya club membaca tapi ini adalah club gaib yang di dirikan secara Illegal. Club membaca hanya alibi saja.

Disana sudah ada dua orang laki-laki yang sedang mengamati sesuatu. Bell dan Kakak kelasnya yang bernama Rani mendekat.

"Bell coba lo cek! Ini benda apaan yahh! Jangan-jangan ada demitnya." Hasan melempar benda itu di atas meja.

Bell menyentuh kotak itu, di luar memang di lilit kain yang ada tulisan "Jangan dibuka!" tapi karena club gaib adalah club yang menantang jadi mereka akan tetap membuka kotak ini.

"Matiin lampunya Wan!" Rani menyuruh Wawan untuk mematikan lampu ruangan.

Dan sekarang, ruangan club gaib berkedok club baca itu gelap, hanya ada satu lilin yang dinyalakan. Kata Rani sih biar seram nya terasa.

Mereka berempat berkeringat dingin, pasalnya mereka baru pertama kali menemukan benda aneh. Sebelumnya kegiatan club gaib hanya ekspedisi ke ruangan kosong di sekolah, maupun tempat-tempat di sekolah yang menurut romornya angker.

Bell membuka lilitan kain lusuh yang bertuliskan "Jangan dibuka" Hasan yang paling penakut di club ini sudah sembunyi di balik punggung Rani.

Bell membuka kotak itu, sedikit macet karena kotak besi itu sudah tua. Ke empat remaja itu mengintip isi dari kotak, sedangkan Wawan yang tidak sabar langsung merebut kotak itu dan mengambil isinya.

"Anjirr Zonk!" ucap Wawan frustasi. Laki-laki itu memang suka tantangan, dan dia mengira kalau isi kotak itu ada hal-hal yang menakjubkan. Ternyata hanya dua kertas kosong yang bertuliskan Zonk dan yang satunya bertuliskan "Jangan melihat kebelakang"

Bell yang penasaran dengan tulisan "Jangan melihat ke belakang" langsung menyenggol bahu Rani.

"Kak Rani, Kak Wawan, Kak Hasan, coba kalian lihat ke belakang. Gue penasaran."

Wawan yang paling pemberani disni langsung melihat ke belakang, tapi tidak ada hal aneh apapun. Hasan yang sedari tadi sembunyi di belakang Rani akhirnya menyalakan lampu ruangan.

"Lampunya ngga nyala!" panik Hasan. Dia langsung berlari kearah Wawan.

'CEKLEK'

"AKHHHHHHHHH!!!"

Karena mereka terlalu terbawa suasana, suara pintu yang di buka langsung membuat mereka berempat berteriak kencang.

"Kalian kenapa!?" suara serak basah itu menggema di ruangan. Bell, Rani, Hasan dan Wawan yang berpelukan langsung melihat kearah pintu dan melihat ketua OSIS yang sedang berkacak pinggang.

Rani, Wawan, Hasan, dan Bell di bawa keruangan OSIS. Mereka berempat di introgasi karena membuat club gaib berkedok club baca.

Mereka meringis karena mendapat ceramah dari Angkasa sang ketua OSIS, laki-laki famous yang terkenal dingin, cuek dan kejam itu memberikan hukuman lari keliling lapangan sebanyak 10x.

"Gila tuh Pak Ketos. Udah tau lapangan SMA REVERA luasnya kebangetan, malah di suruh lari"

"Angkasa ganteng banget! Beruntung gue ketemu langsung sama dia." Mata Bell berbinar cerah, Rani menabok punggung Bell. Gadis itu selain bisa melihat hal gaib, dia juga sedikit sinting.

"Gila lo Bell. Es berjalan aja di kagumin." Rani yang paling waras disini geleng-geleng kepala melihat adik kelasnya.

Dan akhir dari hari senin ini adalah hukuman bagi club gaib yang didirikan secara illegal. Tapi seperti biasa mereka tetap akan menjalankan aktivitas club gaib.

Masa bodoh sama ancaman ketua OSIS, yang terpenting mereka suka dengan kegiatan ini.

.

.

.

Eyyooo!! Jangan Lupa Vote dan Komentarnya!!

Jadi gimana menurut kalian Chapther 1 ini?

Next?

[•Penyihir Gadungan•]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu