Tidak jauh berbeda dari hari yang lalu-lalu, rutinitas senin pagi Kyungsoo sama dengan pekerja-pekerja kantoran lainnya. Berangkat lebih pagi agar memiliki banyak waktu berjalan santai sebelum menuju halte bus, berdesakan dengan penumpang lain jika tidak lagi tersedia bangku kosong.
Membosankan? Memang.
Siklus statis yang itu-itu saja selama bekerja sejak satu setengah tahun lalu, terkadang sesekali menyelipkan rasa jenuh bagi pekerja kantoran seperti Kyungsoo. Namun, Kyungsoo tetaplah Kyungsoo. Tidak peduli seberapa banyak ia mengeluh pun, hidupnya tetap harus terpenuhi. Setidaknya, ia bersyukur masih memiliki pekerjaan di antara sekian persen pengangguran di negara tempatnya tinggal.
Hanya saja, ada yang berbeda hari ini. Tidak, bukan persoalan tentang para pekerja wanita yang saling berkerumun dalam satu meja alih-alih meja kerja mereka sendiri. Obrolan pagi yang siapapun sudah lazim dengan istilah bagi penyebutannya, 'gosip'. Salah satu bentuk rutinitas yang menurut Kyungsoo bukanlah suatu keanehan lagi di tempat kerjanya. Melainkan topik dalam obrolan tersebut yang menarik perhatiannya.
"Kali ini soal apa?" pertanyaan singkat terlontar pada sang rekan kerja di sisi kiri yang menoleh sebentar padanya lalu melirik sekilas pada kerumunan wanita di salah satu meja sebelum kembali menekuni pekerjaannya.
"GM baru."
"GM baru? Lalu bagaimana dengan Kang sunbaenim?" tanya Kyungsoo sambil mendudukkan diri di kursi kerja miliknya. Mengernyit sesaat ketika sang rekan mengangguk cepat.
"Kabarnya hari ini masuk, menggantikan general manajer lama, Kang sunbaenim. Dia dipindahtugaskan ke cabang lain."
Kyungsoo mengangguk mengerti sambil bergumam ah pelan, lalu memilih memulai pekerjaannya yang belum terselesaikan sore kemarin. Lagi-lagi bersikap abai dengan berita soal general manajer baru di perusahaan mereka yang sedang ramai diperbincangkan.
Siapapun GM baru tersebut dan seberapa tenarnya ia meski belum sampai setengah jam masuk ke kantor tempatnya bekerja, bukanlah urusan Kyungsoo.
Begitulah pikirnya, sampai beberapa menit lalu. Sebelum Kyungsoo bertemu tatap langsung dengan sang GM baru di sesi perkenalan yang disediakan sang direktur untuk saling mengenal sesama rekan kerja.
Tak hanya netranya, pemilik mata sabit dari manik cokelat yang berdiri kurang dari dua meter di depan ruangan divisi tempat kerja Kyungsoo, tampaknya pun enggan berpaling. Tidak peduli jika kedua peraduan dua iris yang belum bergeming tersebut perlahan menarik kerut bingung dan perhatian para karyawan yang lain.
Dan entah bagaimana, dengan begitu saja, atensi Kyungsoo tiba-tiba turun pada bibir seranum stroberi milik sosok yang telah empat tahun menghilang dari jarak pandangnya. Secara tidak sadar, menyeruak rasa serta debar berbeda yang sempat hilang.
Haaah ....
Masih waraskah Kyungsoo jika ia mengatakan,
... ia rindu?
Meet Up End-
Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
