S1·OLU - Reward

311 37 2
                                    

Loeybee64 Present

A Mini Story of Kyungsoo Fanfiction

Copyright ©12 Sept, 2021.
by LoeyBee64


|

On. L.U

|

2016, 06 May.

Napasnya putus-putus. Serasa nyawa di ambang batas, Kyungsoo terpaksa harus menghentikan larinya sekarang juga.

Amukan Jongdae benar-benar menakutkan. Padahal, Kyungsoo hanya tak sengaja menumpahkan 'sedikit' bubble tea ke lembar partitur milik sang sahabat. Benar-benar tidak sengaja.

Kyungsoo yang tengah asik memainkan ponsel dan sesekali menyesap bubble tea sambil menunggu Jongdae yang sedang menyiapkan tugas, tanpa disengaja menyenggol pena yang tergeletak di atas meja kantin. Tahu seberapa penting benda itu bagi Jongdae di saat-saat seperti ini, terutama sebagian karena tanggung jawabnya, Kyungsoo dengan santai meninggalkan ponsel di atas meja dan merunduk tanpa meninggalkan kursi sebelum meraih pena yang tergelintang malang mengenai kaki meja.

Tentu saja Kyungsoo menghela lega saat berhasil mencapai pena tersebut setelah kesusahan karena panjang lengannya yang tak memadai. Namun, hela senang tersebut seketika berubah menjadi ringisan ketika puncak kepalanya terantuk bagian bawah meja yang sontak membuat meja berguncang sesaat.

Sambil mengusap puncak kepalanya yang terasa berdenyut, Kyungsoo menegakkan punggung lalu meletakkan pena ke atas meja. Namun, entah mengapa Kyungsoo merasa ia seakan ditatap sedemikian rupa hingga membuatnya mendadak meremang.

Dalam hitungan detik, netra bulat tersebut sontak melebar saat maniknya mendapati pemandangan tal terduga. Lamat-lamat beralih, melirik pada sosok di seberang meja, dan ternyata benar. Tatapan dari sosok di hadapannya itulah asal mengapa ia tiba-tiba merasa merinding.

Keteledoran Kyungsoo menyebabkan cup bubble tea miliknya tersenggol dan jatuh. Meski beruntung cepat diselamatkan oleh Jongdae yang tersentak, tetapi tetap saja membasahi sebagian tugas milik sang sahabat.

"Jo-Jongdae-ya ... m-maaf," cicitnya. "A-aku tidak sengaja. Sungguh!"

Jongdae tak menjawab, hanya pandangan datarnya saja yang belum bergeming sama sekali. Mengenal bagaimana sang sahabatnya selama beberapa tahun, Kyungsoo cukup mengerti jika ia harus segera beranjak.

"A-akan kuganti," ujarnya lantas meraih cepat lembar tugas Jongdae yang basah dan bergegas pergi, disambut teriak lantang Jongdae yang mengejutkan seisi kantin.

"Yaa, Do Kyungsoo! Mati kau hari ini!"

Kyungsoo bergidik dan mempercepat larinya. Amarah Jongdae hal pertama yang wajib ia hindari.

@Loeybee64

Drrt!

Getar ponsel di saku menyentak Kyungsoo yang tengah mengistirahatkan napas di sudut perpustakaan. Ragu seketika menyerang ketika nama sang sahabat terpampang di layar ponselnya. Meski sudah mempersiapkan diri, tetapi tak urung membuat Kyungsoo berjengit kaget dan refleks menjauhkan ponsel dari telinganya ketika pekik kesal menyambut setelah panggilan terhubung.

"Ya! Di mana kau! Kembalikan tugasku! Waktunya tinggal sedikit."

Kyungsoo melirik jam digital yang tertera di layar ponsel sebelum kembali mendekatkannya ke telinga.

Tersisa dua jam lagi.

Desah berat terlepas dari bibir hati lelaki Do. Jika Jongdae saja membutuhkan waktu berhari-hari untuk menyelesaikan tugas tersebut, apa jadinya dengan Kyungsoo?

Dengan kapasitas otak yang belum mencapai rata-rata seorang Kim Jongdae, Kyungsoo tak yakin ia bisa menyelesaikan dalam kurun waktu dua jam.

"Tunggu aku di kelasmu dua menit sebelum kelas dimulai."

Pip!

Mengabaikan seruan dan tanggapan Jongdae, Kyungsoo menutup panggilan. Menarik napas lalu menghela kasar sebelum kemudian mulai mengerjakan tugas milik Jongdae. Namun, baru berlangsung sekitar lima sampai sepuluh menit, Kyungsoo menengadah dan mengerang tertahan.

Ingin menyerah, tetapi memikirkan Jongdae yang bisa bermasalah karenanya, membuat Kyungsoo semakin frustasi.

"Kemarikan. Biar kubantu."

Suara yang menyela dari sisi kiri, menginterupsi Kyungsoo yang tengah terpejam sambil bersandar di punggung kursi. Lagi-lagi dibuat tersentak dengan kehadiran tak terduga sosok yang kini menarik kursi di sebelahnya tanpa mengalihkan atensi dari lembar tugas baru yang beberapa saat lalu dikerjakan oleh Kyungsoo.

"Eh, Sunbae? Ti-tidak perlu."

"Diam dan tunggu saja. Aku perlu konsentrasi."

Entah bagaimana, Kyungsoo seketika menurut. Padahal ia sempat mendelik kesal dan ingin menyuarakan kalimat protes. Namun, kata-kata sang senior seakan membuatnya bungkam dan patuh begitu saja.

Menyadari seberapa genting situasi dan waktu yang terus menipis, Kyungsoo pun akhirnya menelan bulat-bulat dengung protesnya. Mengalihkan atensi pada sekitar perpustakaan yang tak terlalu ramai sambil menunggu. Meski sekian menit kemudian, atensinya kembali berbalik ke sisi kiri.

Memperhatikan raut serius sang senior yang tampak berkonsentrasi penuh mengerjakan tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab Kyungsoo. Refleks berdecak kagum ketika lelaki senior tersebut menyerahkan lembar tugas padanya kurang dari sepuluh menit di sisa waktu.

"Gamsahamnida, Sunbaenim."

"Kau punya janji dua menit sebelum kelas dimulai," tutur senior tersebut menyadarkan Kyungsoo.

"Ah, benar! Sekali lagi terima kasih, Sunbae."

Si senior tersebut hanya mengangguk sekilas, membalas senyum lebar Kyungsoo yang segera berkemas dan hendak menemui Jongdae.

"Hei."

Namun, panggilan di belakangnya menghentikan langkah Kyungsoo. Menoleh dengan pandangan seakan bertanya, "ada apa?"

"Kau tahu. Itu tidak gratis."

Semula Kyungsoo menukik naik alis, mengernyit bingung pada pernyataan sang senior. Sebelum sedetik setelahnya kembali tersenyum lebar dan mengangguk riang.

"Tentu saja!"

"Kelasku selesai jam empat. Tunggu saja di kantin."

Lagi, Kyungsoo dibuat tak mengerti. Namun, penuturan sang senior selanjutnya mengalihkan Kyungsoo yang bergegas pergi setelah mengangguk singkat dan mengulang kata 'terima kasih'.

"Temanmu sudah menunggu."

Reward
End -

On L.U  |  Kyungsoo Fanfiction ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora