𝟎𝟎𝟒

1.4K 292 24
                                    

  Y/n menatap lapangan yang lumayan luas itu, melihat dua staf ada di depan dengan sebuah boneka besar yang sedikit menakutkan baginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Y/n menatap lapangan yang lumayan luas itu, melihat dua staf ada di depan dengan sebuah boneka besar yang sedikit menakutkan baginya. Dia melihat Gi-hun yang ada di depannya, berlari ke seseorang yang Y/n anggap sebagai temannya. "enaknya, mereka punya kenalan." Dia bergumam pelan, namun sama sekali tidak menyadari apa yang dikatakannya.

"Selamat datang di permainan pertama. Semua pemain diharap menunggu sejenak di lapangan. Kuulangi lagi, semua pemain diharap menunggu sejenak di lapangan." suara itu menjelaskan.

Setelah beberapa menit berlalu, pintu di belakang mereka tertutup dengan sendirinya. Itu membuat para peserta terlihat kebingungan. Mereka juga menyadari bahwa dinding yang mereka lihat tidak nyata. "Permainan pertama adalah Lampu merah, lampu hijau. Kalian bisa bergerak maju selama penjaga berteriak Lampu hijau. Jika ada pergerakan terdeteksi, kau akan tereleminasi."

'permainan seperti itu cukup mudah, tapi.. ini pertandingan, jadi mungkin akan ada batas waktu.' batin Y/n, berpikir dalam diam 'Jadi.. aku harus pergi ke depan agar tidak kehabisan waktu! Wah, sepertinya aku tertular pintarnya Sungho.' dia menoleh ke Gi-hun sebentar, "Hei, aku akan berjaga jarak dalam permainan ini. Semoga beruntung, Ahjussi!" Katanya, "hah? Oh, ya!" Pria itu membalas, sedikit lemot.

Suara itu menjelaskan peraturan permainan sekali lagi, kini Y/n mendengar dua remaja di depannya sedang bertaruh demi 1 juta won. Namun Y/n bertaruh pada dirinya sendiri, mereka akan kalah di awal karena kesombongan mereka. "Yang melewati garis akhir tanpa melewati garis terakhir tanpa tertangkap dalam lima menit, lolos dari babak ini."

"Mari kita mulai." Timer telah di setel mundur, dan yang lainnya bersiap. "Lampu merah, lampu hijau." Tepat setelah boneka itu berbalik, si pirang sebelumnya terdeteksi. "Pemain 324, tereleminasi." Terdengar suara bang, dan pria sebelumnya terjatuh. Namun masih belum cukup untuk membuat yang lainnya sadar. 'suara apa itu tadi?' Y/n bertanya pada dirinya sendiri, masih menjaga jarak dari yang lainnya.

"Lampu merah, lampu hijau."

Kini pria bernomor 250, yang bertaruh dengan 324 memimpin di depan dan berhenti tepat di 324. Dia berkata, "hei, kau tereleminasi dasar t0l0l. Berhentilah berpura-pura dan berdiri." dia terdiam setelah melihatnya memuntahkan darah. Pria itu gugup sekarang, dia menatap boneka itu dan mulai berlari ke belakang.

'apa yang dia—' Y/n terpotong, tepat setelah pria itu tertembak. Jatuh di depan matanya, dan yang lebih parah, darahnya muncrat ke jaketnya. Itu tidak membuatnya panik secara fisik, tapi wanita di sebelahnya berteriak setelah merasakan darah di wajahnya. Setelah dia berteriak, masal mulai panik dan berlari ke belakang. Namun yang lebih buruknya, mereka malam di tembak satu persatu. Saling menabrak, menginjak, dan mendorong.

Jantung Y/n mulai berdebar kencang, dia mungkin memilih pilihan bagus untuk menjaga jarak dari kerumunan. Tapi sekarang, kakinya sama sekali tidak bisa bergerak. Dia terlalu takut untuk melanjutkan permainan.





Di sebuah ruangan lain yang terlihat mewah, atasan mereka Front Man menyaksikan dalam diam, dan menikmatinya alkoholnya.






"Kuulangi sekali lagi. Kalian bisa bergerak maju selama penjaga berteriak Lampu hijau. Jika ada pergerakan yang terdeteksi, kau akan tereleminasi." Suara itu berkata, "Kuulangi sekali lagi. Kalian bisa bergerak maju selama penjaga berteriak Lampu hijau. Jika ada pergerakan yang terdeteksi, kau akan tereleminasi" dia mengulangnya. "Mari kita lanjutkan."

"Lampu merah—"

Y/n menoleh ke belakang sejenak, menatap ke banyak tubuh yang telah jatuh. Namun perhatiannya yang sebenarnya tertuju pada kakek tua yang berjalan tanpa peduli dengan apa yang barusan terjadi. Dia malah terlihat senang, anehnya. Permainan terus berjalan, Gi-hun masih di belakang sana dengan panik. Namun tampaknya membicarakan sesuatu dengan nomor 218.

'ayo Y/n! bergerak, bergerak bodoh! Apa kata Han-Gyeol jika kau mati!' dia berkata pada dirinya sendiri, dan mulai bergerak setelah lampu hijau. Syukurlah, dia masih selamat sejauh ini. Namun waktunya hanya tinggal 2 menit.




Sementara mereka berjuang untuk bertahan, Pria yang berada di ruangan mewah sebelumnya menyalakan musik Fly me to the moon.





"Hampir sampai." Y/n bergumam pada dirinya sendiri, melompat ke garis akhir dan terjatuh di pasir. "Padahal aku ingin terlihat keren, malah terjatuh." candanya pada siapapun, nomor 067 menatapnya dengan tatapan aneh. Dan Y/n menyadarinya. Namun menatap ke arah lain. Dia melihat 218 berhasil selamat, lalu menatap ke Gi-hun. Dia masih di luar garis akhir. Hampir jatuh karena tak sengaja menginjak seorang mayat, tapi seseorang mencengkram erat jaketnya. Mencegahnya untuk jatuh. Mereka berlari, dan melompat ke garis akhir di waktu terakhir.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



author note:
halo! terima kasih bagi kalian yang telah membaca buku ini. walau engga begitu bagus karena kosa kata al masih dikit, dan masih harus banyak belajar.. al ucapin terima kasih, pada kalian yang masih stay! (walau sebenarnya fanfic ini dibuat dua hari lalu)

tapi yah, kali ini cuma mau ngasih tau hubungan/romance/platonic yang bakal ada di beberapa karakter

Gi-hun ::; Protective dad
Sang-woo ::; a bit romance maybe
Ali ::; Bro
Sae-byok ::; Partner
Ji-yeong ::; Just friends (sadly)
Jun-ho ::; Romance 98%
in-ho ::;  Old friend
random ▲ boy ::; simp

𝐕𝐈𝐑𝐈𝐃𝐈𝐓𝐘! squid game x reader ✓Where stories live. Discover now