24. D'Power of Emak-Emak (part 2)

Depuis le début
                                    

Sebisa mungkin menahan ruahan bahagia. Olivia harus terlihat marah! Bisa di atas angin nanti si Rita.

Jauh-jauh Rita menjenguknya kesini hanya untuk menjelaskan kenapa Budhe ngobrol akrab sama Ibunda Ratu by phone. Kebetulan nggak, sih? Masalahnya kan Olivia tidak cerita sama Rita tentang ngintip yang bikin penasaran itu. Gimana Rita bisa tau?

Apalagi Budhenya tidak pernah cerita langsung sama Olivia tentang sejak kapan dekat dengan ibunda ratu.

Olivia jadi merasa dikhianati, kan?

Udah gitu aja, Rita pergi tanpa basa-basi?

Mau menjemput Tasya dan Laras, katanya?

Dokter Reina nyusul belakangan menyesuaikan jadwal visit-nya.

Memang ada rencana apa lagi, sih?

Tidak ada satupun yang bisa diajaknya kompromi tentang apa rencana itu. Dan Olivia tidak mau ambil pusing. Mending tidur karena badannya masih terasa lemas. Efek covid yang dideritanya masih terasa meski uji klinis telah dinyatakan sembuh.

"Udah bangun, Sayang?"

Dengan mata masih kriyip-kriyip. Antara sadar dan belum. Ibunda ratu sedang duduk di tepi ranjangnya, mencium, lalu mengusap kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Ternyata Olivia tidak sedang bermimpi. Ibunda ratu ada di hadapannya dengan senyum hangat yang dirindukannya. Segala perlakuan Ibunda ratu selalu mengingatkannya pada mendiang mama. Sebenarnya, budhenya yang ngasih tau bagaimana kedekatan Olivia dengan mamanya. Dan bagi ibunda ratu Olivia itu putri idamannya.

"Kapan datang, Bund?.. Euhm, maaf.. maaf! Malah nggak menyambut.. Bunda.. Aku mandi dulu, ya..?"

Salah tingkah Olivia di hadapan mertuanya. Ups! Mertua..?

Tapi ibunda ratu menahannya. Karena Olivia memang cantik. Dalam keadaan apapun tetap saja cantik. Tidak bisa dibayangkan kalau Andi menemui Olivia dalam keadaan seperti ini.

Ehem!

Uhuk!

Ibunda ratu ikutan nyender di headboard. Tidak takut sama sekali sama penderita covid. Meski sembuh Olivia masih menjalani karantina. Beliau kemudian menceritakan nenek moyang Andi sampai kelahirannya.

Ibunda Ratu memperlihatkan album keluarga. Olivia dengan jelas memandangi foto-foto lawas itu. Diiringi cerita yang mengalir dari Ibunda Ratu. Andi kecil begitu tampan. Sampai Olivia berharap anaknya dengan Andi mirip papanya.

Olivia tersentak dari lamunannya. Ibunda Ratu memegang lengannya.

"Kalian mirip, ya kalau sepintas dilihat?! Makin mirip kalau semakin diperhatikan! Semoga Kalian memang berjodoh..."

Wajah Olivia panas mendengarnya. Padahal dirasakannya mukanya sudah memerah sedari tadi.

Aamiin.. Ya Allah..

Olivia melafalnya dengan seksama dari sanubari.

Tidak lama ibunda ratu di kampung budhenya. Olivia boleh gedhe rasa kalau ibunda ratu menyempatkan waktu untuk menemuinya jelang pernikahan.

Pernikahan Olivia dengan Andi. Meresmikan hubungan dalam hukum negara. Mencatatkan pernikahan mereka ke KUA.

Bukan karena dicerca pertanyaan apakah menerima atau menolak pinangan Andi. Budhe yang mengingatkan Olivia hingga merasa perlu menegaskan sikapnya. Senyum Olivia telah menegaskan semuanya ketika ibunda ratu mengajaknya bicara tentang keseriusannya. Hal yang disaksikan oleh segenap keluarga. Tak terkecuali Dodo, Rita, Laras, Tasya, dan dokter Reina.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Feb 27 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Gadis Lukisan AndiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant