09. 𝐑𝐞𝐝 𝐟𝐥𝐚𝐠 𝐨𝐫 𝐭𝐬𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞 𝐛𝐨𝐲

782 75 8
                                    

Kata Ghevan, siders nanti bisulan.
So, jgn pelit sama vote & komen ya, soalnya do'a Ghevan mujarab (katanya)😋

***

"Shutss."

"Bulan shutss," bisik Vio pelan, sangat pelan. Bahkan Bulan yang duduk di depannya sampai tak mendengar bisikan-nya.

"Bulanjing woi!" Kali ini bisikan Vio agak keras, tangannya pun turut terulur menepuk bahu Bulan dengan pulpen agar sang empu menoleh ke arahnya. Dan berhasil!

Kepala Bulan sedikit menoleh ke belakang saat merasakan tepukan pada bahu nya. "Apaan?" Tanyanya malas.

Vio melirik ke depan, menatap Bu Laras yang anteng di kursinya sebelum menatap sekeliling. "Gak usah keras-keras bege, nanti bu Laras denger, mampus lo." protesnya masih dengan nada berbisik.

Bulan memutar bola matanya jengah. "Apaan? cepet." Desaknya.

"Pakar Kimia-Fisika inggris siapa, woi?" Tanya Vio setelah melihat kembali ulang kertas ulangan nya. "Gue nggak lupa baca bagian itu,"

"Michael Faraday." jawab Bulan spontan tanpa melihat jawaban di kertas ulangan nya.

"Hah? Mikel Friday? Mikel friday saha anjir?" Tanya Vio. Ia tidak budek, Ia hanya kurang jelas mendengar jawaban yang dilontarkan Bulan.

"Michael Faraday." Ujar Bulan sedikit keras agar terdengar Vio.

"Lo ngomong apaan, sih?"

"Michael Faraday, Budeg!" Habis sudah kesabaran Bulan. ia berbicara sedikit berteriak yang mampu mengundang atensi dari seluruh murid termasuk bu Laras yang ada didalam kelasnya.

"Sudah, sudah. Kerjakan soal kalian masing-masing. Tidak usah tengok kanan kiri." ujaran bu Laras mengalihkan atensi murid pada dirinya, setelahnya mereka fokus pada kertas ujian mereka masing-masing.

"Bulan! Vio! Kalian saling nyontek?!" Suara keras bu Laras terdengar bergema di dalam kelas Mipa-1. Guru kimia itu menatap tajam kedua perempuan yang tadi berdebat.

Bulan dan Vio sama-sama menggeleng kikuk. "E-enggak bu." gagap mereka dengan serempak.

"Mampus sukurin." ejek Fanny dengan mada berbisik. Ia memasang tampang mengejeknya pada Vio, membuat Vio yang memang duduk di sebelahnya menggeram kesal.

"Diem lo." ketus Vio menoleh menatap orang yang mengejek nya tadi.

Mata bu Laras memincing kearah mereka berdua. Wanita dengan tatapan garang itu bangkit, menghampiri meja bagian tengah.  "Kalian berbohong sama ibu?!"

"Enggak bu, mana mungkin saya bohong sama ibu." jawab Vio jujur. Memang benar kan? Ia tadi tidak menyontek pada Bulan, ia hanya sekedar bertanya saja. Tolong bedakan antara bertanya dan menyontek.

"Vio bener bu, mana mungkin kan anak baik-baik dan rajin menabung kaya kita ini berbohong." tambah Bulan dengan cengiran khasnya.

"Gak percaya saya sama kalian, itu kenapa kamu teriak-teriakin nama Michael Faraday?"

"Refleks bu, nama idola saya muncul di ulangan harian yang super WAW ini." Bulan beralibi.

"Kalian berdua, Bulan maupun Vio. Kerjakan ulangan diruang guru." Telak tak mau dibantah dari bu Laras.

Bulan maupun Vio seperti orang dungu. Mereka tak terima, Sungguh. Mau lihat ekspresi mereka berdua? Mereka berdua sama sama berekspresi 'hah? Apaan anjir?'

"Ibuuu Laras yang cantik, saya tidak mencontek atau sejenisnya. Masa saya disuruh ke ruang guru, sih bu? RUANGGURU itu aplikasi berbayar loh, Bu. Kalau ibu gak percaya, tanya aja sama pak Haji."

BUL & BINOnde as histórias ganham vida. Descobre agora