"Maafin bunda yah, kita nggak sempat ikut ngelayat"ucap wanita itu merasa iba dengan sang anak yang baru saja kehilangan sosok sahabat baiknya.

Sintia tidak menjawab ucapan sang ibunda, ia hanya menangis dengan isak tangis kecil yang ia keluarkan dari bibirnya.

Dari samping sang istri, ayahnya juga tengah menatap Sintia dengan iba.

"Aku nggak nyangka ternyata selama ini Aletha nyembunyiin semua masalah hidupnya dengan rapih"ucap lelaki itu.

"Lagi lagi aku di buat kagum dengan anak itu"ucapnya dengan raut wajah kagumnya dengan sang anak gadis yang terus menerus mengeluarkan air matanya.

Sedangkan yang di lakukan Yully dari ruangan kerjanya, ia memandang foto dirinya dan Aletha yang tengah tersenyum manis ke arah kamera.

"Selama ini kamu sudah cukup menderita dan mungkin ini saatnya kamu merasakan kebahagiaan meski dengan cara yang pahit bagi kami semua"ucap wanita itu dengan mata yang berkaca kaca.

Ia berusaha menahan air matanya agar tidak membasahi pipi mulusnya itu.

"Saya salut sama kesabaran kamu"lanjutnya.

"Dan dari kisah kamu saya sadar jika anak broken home tidak selalu berasal dari keluarga yang hancur tapi juga berasal dari keluarga utuh tapi dengan masalah yang lebih rumit"ucapnya berusaha untuk tegar.

"Kamu gadis baik yang pernah saya temui selama saya hidup di dunia ini"ucapnya sambil mengelus foto yang terbingkai rapih di meja kerjanya itu.

Tak jauh beda dari orang orang yang Aletha tinggalkan, sekarang Bara tengah bersandar di kepala ranjangannya dengan tatapan kosongnya menatap ke arah kaca balkon transparan dari kamarnya.

Dari kemarin sampai dengan sekarang, lelaki tampan itu terus saja diam dan makin menjadi dingin bahkan untuk berbicara dengan keluarganya saja rasanya ia lelah.

"Andai gue bisa jadi bintang buat nerangin kehidupan lo mungkin lo nggak bakal ngerasain rasa sakit yang berlebihan dari orang orang yang ada di sekitar lo"Bara mulai berbicara sendirian dengan tatapan kosongnya.

"Tapi semuanya udah terlambat, lo udah benar benar pergi ninggalin semuanya"ucap Bara.

"Dan gue belum sempat balas perasaan lo dan bahkan dengan bodohnya gue nyakitin lo dengan pacaran sama adik lo"ucap lelaki tampan itu.

"Gue terlalu cepat ngambil keputusan"lanjutnya lagi.

"Gue emang laki laki bodoh yang nggak pernah peka dengan keadaan sekitar"lanjutnya lagi.

"Lo gadis yang pura pura kuat padahal rapuh"ucapnya dengan helaan napas beratnya.

"Gue janji nanti malam bakal damai sama geng motor lo dan gue nggak bakal ngilangin kesalahan yang sama kaya dulu"ucapannya.

Setelah mengatakan kalimat itu, Bara lagi lagi terdiam dengan tatapan kosong dan rasa sesak yang terus saja bersarang di dadanya mengingat selama ini ia sudah cukup jahat pada Aletha.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang berjalan mendekati dirinya dengan tatapan sendunya.

"Bara!"panggil sang ibunda yang membuat sang empunya nama menoleh pada dirinya.

"Kita makan dulu yah, sayang"ucap Keyla dengan lembut.

Bara menghela napasnya dengan pelan dan langsung bangkit dari duduknya dan mulai berjalan keluar dari kamar beriringan dan sang bunda.

"Hai kak!"sapa Lia ketika ia baru saja tiba di depan pintu kamarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FRAGILE ALETHA (End)Where stories live. Discover now