Ia menggenggam tangan kiri Aletha yang nampak dingin itu dengan perasaan gelisah dan khawatir menjadi satu.

Dewa memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk rumah sakit yang ada di kota ini, ia keluar dari mobilnya dengan terburu buru lalu membuka pintu belakang mobilnya.

Dewa menggendong sang adik dengan sang bibi yang mengikuti tubuh Aletha yang sudah di bawa keluar oleh Dewa.

Dewa berlari ke dalam rumah sakit itu dengan wajah khawatir yang selalu saja ia tunjukkan.

"SUSTER!!"panggil Dewa dengan suara lantangnya.

Semua orang yang ada di sekitarnya menoleh menatap dirinya dengan berbagai tatapan.

"SUSTER!!"Dewa terus saja berteriak memanggil petugas rumah sakit yang ada di sana.

Sedangkan tidak jauh dari posisinya sekarang, seorang wanita yang tengah memakai pakaian dokternya baru saja keluar dari ruangannya dengan wajah bingung ketika mendengarkan teriakkan seseorang.

"Dewa!"gumam seorang dokter yang tak lain dan tak bukan adalah Yully.

Wanita itu berjalan dengan terburu buru ke arah Dewa yang tengah menyimpan adiknya di atas brankar rumah sakit yang baru saja di bawa oleh petugas.

"Ada apa ini Dew——

Deg!

Jantung Yully berdetak dengan cepat ketika melihat sosok gadis yang sangat ia kenali tengah berbaring lemah di atas brankar yang tengah di dorong itu.

"Dokter Yully"gumam Dewa yang membuat sang dokter menoleh ke arahnya dengan raut wajah sedihnya.

"Kita bawa dia ke ruang ICU biar saya yang tangani"ucap sang dokter pada beberapa petugas rumah sakit yang tengah mendorong brankar rumah sakit itu.

Dewa dan ART rumahnya tadi berada di samping brankar dengan sosok Yully yang juga ada di situ.

"Kenapa bisa kaya gini?"tanya Yully sambil menatap wajah pucat masih milik Aletha.

"Saya juga nggak tau dok, saya dapat dia sudah tidak sadarkan diri di rumahnya"jelas Dewa yang membuat Yully menghela napasnya dengan berat.

Brankar itu masuk ke dalam rumah ICU dengan sosok sang dokter yang tengah menghadang Dewa agar tidak ikut masuk ke dalam.

"Kalian tunggu di sini"ucap sang dokter yang membuat Dewa mengangguk dengan lemah.

"Tolong selamatkan adik saya"ucap Dewa yang nampak kacau.

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin"ucap sang dokter berusaha untuk menenangkan lelaki tampan tersebut padahal dalam hati kecilnya ia juga khawatir dengan kondisi Aletha sekarang.

Sang dokter masuk ke dalam ruangan itu dan mulai menutupnya dengan Dewa dan sang ART berdiri di depan pintu ruangan tersebut.

Drrrt drrrt drrrt....

Dewa buru buru mengambil ponsel yang ada di saku celananya itu.

"Halo?"ucap Dewa ketika panggilannya telah terhubung.

"....."

"Di rumah sakit*****"jawab Dewa dengan raut wajah khawatirnya.

"....."

"Iya!"jawab Dewa dan setelah itu panggilan di matikan sepihak oleh orang di seberang sana.

Setelah menyimpan kembali ponselnya, Dewa menatap sang ART yang tengah menangis tersedu sedu sambil menunduk dengan dalam meremas tangannya pertanda ia juga sudah gelisah.

FRAGILE ALETHA (End)Where stories live. Discover now