Prolog

4 3 1
                                    

Remaja itu tahu bahwasanya sang ayah tengah menatapnya begitu insten, tetapi ia tidak memperdulikan. Dia tetap begitu menikmati sarapannya agar bisa melakukan aktivitas hari ini dengan lancar, apalagi nanti di sekolah pasti akan menguras begitu banyak tenaga.

"Ayah mau kamu menerima tawaran yang Ayah kasih Kak."

Remaja itu mendongak, menaikkan satu alisnya. "Kenapa harus aku Yah?"

"Karena beliau tahu kamu mampu menjalankan tugas itu."

"Tapi Yah, aku sibuk."

Pria yang di panggil ayah oleh remaja tersebut memicingkan matanya. "Sibuk apa kamu Kak?"

Remaja itu menggaruk pipi kanannya bingung. "Sibuk ekskul futsal, kan Ayah tahu kalau aku itu salah satu anggota inti futsal di sekolah."

Pria paruh baya di hadapannya menghela nafas. "Nggak setiap hari harus latihan kan?"

"Ya nggak, tapi aku juga butuh waktu buat main."

"Ayah minta sama Kakak, tolong ya terima tawaran ini? Ayah nggak enak kalau kamu nggak mau terima." Pinta pria itu dengan raut memohon.

Karena tidak tega melihat ayahnya dan juga ia tidak ingin membuat pria dihadapannya kecewa, dengan tak ikhlas remaja itu mengangguk. Dan itu membuat sang ayah tersenyum senang.

"Good boy."

See you next time !

Pren kalau ada typo ataupun cara penulisannya salah tolong jangan sungkan untuk komen dan jangan lupa juga buat sarannya ya. Dan juga tolong di vote kalau suka sama ceritanya 😊 maklum nih masih pemula.

Senin, 08 Mei 2023

ManggalaOnde histórias criam vida. Descubra agora