12

5.5K 544 206
                                    

Jungkook menyusuri jalanan besar yang akan menuntun dia pada minimarket tujuan. Dia berbelok sekali dan berbinar melihat sebuah toko berdinding kaca dengan banyak bahan makanan di dalamnya. Tanpa berkata-kata omega itu langsung masuk dan membeli apapun yang ia butuhkan.

"Tidak tambah pulsa, kak? Rotinya beli dua dapat satu?"

Ia menggeleng, maniknya menatap pergerakan tangan si kasir yang cekatan memasukkan barang belanjaannya ke kantong plastik.

Langit tampak menggelap dengan awan-awan hitam berkumpul, menggumpal tebal membuat suasana meredup ketika Jungkook keluar dari minimarket bersama sebuah kantong besar terjinjing di salah satu tangan.

Jungkook sengaja mengambil jalan lebih panjang yang berlawanan dengan arah datangnya tadi, ingin sekalian mampir ke toko ice cream langganannya di depan sana. Semilir angin berhembus mengiringi setiap langkah omega itu, menegakkan bulu-bulu di tengkuk, membuatnya bergidik kedinginan. Mendung mulai berubah menjadi gerimis. Jungkook yang panik langsung menepi di salah satu rumah yang pagarnya kebetulan terbuka.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mengamati kondisi rumah besar itu yang ternyata sangat mengerikan. Gerimis berubah menjadi hujan deras yang mengguyur daerah itu dengan beringas. Jungkook tidak sengaja menatap area pagar, dan tubuhnya kontan merinding ketika mendapati pagar tersebut tertutup dengan gembok besar menguncinya rapat-rapat dari luar.

Bagaimana bisa? Pikirnya ngeri. Jelas-jelas tadi ia melihat pagar itu terbuka lebar..

Pandangan Jungkook terpaku pada pagar berkarat hingga mengabaikan keadaan sekelilingnya. Pikiran omega itu penuh dengan gambaran mengenai hal-hal tak masuk akal yang beberapa kali dialaminya. Sekilas ia merasakan sedikit sapuan rasa panas di tengkuk, sebelum sesuatu merenggutnya, menariknya begitu kuat hingga tubuhnya terseret masuk ke dalam rumah tak terawat itu.

Ketakutan meledak dalam diri Jungkook, ia menarik napas dengan cepat saat jari-jari panjang dan tebal mencekik pangkal lehernya. Menghentikan usahanya untuk mengambil napas, dan membuat cengkeramannya pada kantong plastik belanjaan terlepas sehingga isinya tercecer di atas lantai yang kotor dan berkerak.

Jungkook tersuruk, matanya melotot ketika tanpa peringatan tubuhnya dibalik, kemudian diangkat ke atas dengan keras dan disejajarkan dengan tubuh penangkapnya yang berdiri di belakangnya.

Makhluk itu tinggi, besar, berkulit terlalu pucat hampir seperti mayat. Berwajah menyeramkan dengan kedua mata merah dan taring panjang yang menyentuh ujung dagu. Jungkook pernah membaca ciri-ciri seluruh makhluk mitologi, dan tidak salah lagi, makhluk di depannya ini adalah vampir.

"Jeon Jungkook.." Sebuah suara menguar dari mulut vampir itu. Suaranya seperti desahan yang menelusup ke dalam tulang-tulang Jungkook, membuatnya bergidik ketakutan. Rasa takut itu benar-benar nyata, kuat dan terasa dalam perutnya. Tetapi Jungkook memberanikan diri untuk mendongak, memandang makhluk yang berada di kegelapan itu tepat di mata. Berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak ataupun terlihat ketakutan saat melihat wajah menyeramkan itu. Ia tak ingin membuat si vampir kegirangan.

Makhluk itu berusaha mengangkat tubuh Jungkook sampai tidak menyentuh lantai, membuat Jungkook berjuang agar jari-jari kakinya tetap menempel di atas marmer di bawahnya. Apa pun dilakukannya untuk mempertahankan aliran udara memasuki paru-parunya. Ia berusaha melepaskan cengkeraman tangan di lehernya, tapi itu mustahil karena rasanya seperti menarik gagang pintu yang terkunci.

Vampir itu menyorongkan kepala ke dekat telinganya, dan suara beraura jahat kembali terdengar. "Kau tau apa yang kaum kami rencanakan saat kau tertangkap?" Bau busuk napasnya membuat Jungkook mengernyit dan menahan napas sampai wajahnya memerah. "Kami akan mengadakan pesta besar-besaran dan memajangmu sebagai makanan. Tentunya, Kim Taehyung diundang untuk menjadi tamu spesial di sana."

Distract (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang